IM : 79

609 34 0
                                    

Haiii Haii haiii

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ada yang masih bangun alias belum bobo?

Mon maap sengaja post malem* biar kalian besok dapet asupan baca 🤣🤣🤣

Seperti biasa sebelum baca tekan vote dulu di part sebelumnya ya bestiekuh😍😍

Alhamdulillah agak puyeng dikit nih ngetik. Tapi tetep semangkuy demi kalian tercinta 😘😘😘

Playlist. Jadi kekasihku saja - Keisya levronka.


























Part 79

"Astaghfirullah... ini apa!" teriak Ninda histeris lantas membekap mulut lalu menggeleng kuat, menyangkal bahwa gumpalan itu adalah sebuah... janin.

Perempuan semampai itu seketika lemas dan pusing melihat darah terlalu banyak. Dengan sisa tenaga yang ada, Ninda mengganti celana memakai kulot warna lebih gelap.

Netra Ninda menyapu seluruh isi kamar mandi di belakang pintu terdapat plastik bersih belum terpakai, gegas Ninda meraih dan membungkus gumpalan daging itu. Memang tak banyak tetapi cukup membuat Ninda lemas.

"Ya Allah ... hamba takut, hugh...," isak Ninda sambil meringis merasakan perutnya semakin nyeri.

Disisi lain Alif resah mendengar teriakan dari dalam kamar mandi, ada apa dengan istri cantiknya? Apakah Ninda baik-baik saja? Argh...sial andai kaki kanannya tak digantung sudah daritadi Alif mendobrak pintu kamar mandi. Alif menduga ada hal yang kurang mengenakkan tengah terjadi.

Pria dua puluh enam tahun tersebut semakin panik, menanti Ninda tak kunjung keluar lantas ia berteriak.

"Ninda, kamu kenapa, Yank?"

Ninda mengatur napasnya berulang kali, menyakini diri supaya tak terlalu panik. Selesai membungkus ia menyembunyikan plastik dibalik celana kulot tadi. Ninda memutar kran wastafel membasuh wajahnya agar terlihat sedikit fresh.

"Ninda Sayang," panggil Alif kembali.

Ninda menatap pantulan wajahnya di cermin, terlihat jelas wajahnya sangat lelah. Tak ingin berlama-lama Ninda segera membuka pintu.

"Kamu kenapa teriak? Ada apa kamu gak papa 'kan, Yank? Sumpah aku panik dengar kamu teriak," Alif mencecar berbagai pertanyaan pada sang istri dengan nada khawatir. "Coba duduk dulu, tarik napas dalam-dalam lalu hembuskan terus cerita."

Ninda terkekeh pelan. "Ah, nggak papa, Bang. Tadi tuh ada kecoa jatuh refleks aku teriak karena kaget."

"Masa sih ruang elit seperti ini ada kecoa, kamu jangan bohong," Alif memincingkan mata merasa tak percaya atas ucapan yang terlontar dari bibir tipis itu. "Rasanya aneh bila ruangan sebagus ini ada kecoa. Gak mungkin, Yank."

Imamku Musuhku [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang