IM : 49

876 48 5
                                    

Hallooo, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh semuaa..

Selamat malamm,
Apa kabar? Semoga selalu sehat dan bahagia yah.

Mohon maaf baru bisa post ya bestie, kemarin ada sedikit kesibukan. 🙏

Mengingatkan kembali kepada kalian sebelum membaca part ini alangkah baiknya vote dulu di part sebelumnya, urut yah dan rapi jangan loncat", aku ngerti kalian dah dewasa jadi bisa tau apa itu mengapresiasi karya❤.

Dukung terus cerita ini dengan cara vote, komen dan share ke teman-teman kalian semua, supaya IM bisa merangkak naik, 😊.

Bismillahirrahmanirrahim.

Part 49

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 49.
IM:49.

Alif mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang, saat ini mobi Pajero Sport hitam itu terjebak dalam kemacetan.

Jakarta memang selalu padat! Mau hari minggu atau hari biasa sama saja pasti selalu ada kemacetan yang terjadi.

Ninda sendiri memilih membaca sebuah novel yang baru saja ia temukan di dalam laci dashboard milik Alif, sesekali ia melirik jalanan yang ramai, mobil mereka sama sekali tak bergerak entahlah apa yang terjadi di depan sana sehingga membuat runtutan mobil berjejer mengular lebih panjang di belakang sana.

"Bo doh! Seharusnya gue tadi gak lewat jalan sini," sesal Alif memukul stir pelan.

Ninda yang mendengar penyesalan Alif pun menghela napasnya panjang. "Udah terlanjur, gak usah di sesali, menurut gue macet ini ada kecelakaan di depan."

"Mungkin,"

Alif menarik napas panjang lalu mengembuskannya pelan, tangannya membuka kaca mobil untuk memberi hawa sekaligus bertanya kepada seorang bapak yang melintas di depan mobilnya.

"Pak, di depan sana ada apa, ya?" tanya Alif sopan.

"Kecelakaan, Mas. Sekarang lagi dievakuasi korbannya." jawab si bapak.

"Innalillahi wainnailaihi roji'un, kecelakaan tunggal atau beruntun, Pak?" tanya Ninda terkejut.

"Kecelakaan beruntun, Mbak. Truk nabrak mobil yang lagi parkir, korbannya ada 5 yang tewas 2 sisanya luka." papar bapak berbaju orange itu. "Sebentar lagi sudah gak macet, Mas, saya permisi dulu,"

Alif menganggukan kepala. "Terimakasih, Pak."

"Kasihan mereka ya semoga yang meninggal husnul khotimah," seloroh Ninda dengan tatapan sendu.

Imamku Musuhku [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang