IM : 71

765 46 6
                                    

Haiii, selamat malamm bestie.😍

Double update hari ini, eits jangan lupa vote di part sebelumnya. 🤗🤗

Alhamdulillah banget masih banyak yang baca, jadi bikin terhura, makasih banyak pasukan kesayangan.💕💕

🎶Playlist lagu - Rossa jangan hilangkan dia.

🎶Playlist lagu - Rossa jangan hilangkan dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




























Part 71

Malam ini tumpahan air langit berjatuhan dengan derasnya. Membasahi bumi dan seisinya, di kamar yang didominasi cat hitam putih itu lelaki dua puluh enam tahun tersebut tengah sibuk memeriksa berkas laporan yang sempat ia abaikan kemarin.

Meski sang istri sangat melarang, namun Alif tetap ngeyel dan merasa bahwa istirahat berlebihan itu justru akan memperburuk kesehatannya.

Sedangkan Ninda sendiri tengah termenung di dalam kamar mandi, ia sedang menimbang untuk mengganti pakaian pemberian sang sahabat atau tidak.

"Engg... coba enggak ya? Tapi ini terbuka banget, woi. Please!" lirihnya gamang.

Ninda menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya pelan.

"Coba dulu, Nin. Ini di kamar mandi, Abang pasti gak tahu." Ninda terkikik geli, lantas perempuan manis itu memutuskan untuk mencoba memakainya, menanggalkan piyama biru langit bermotif bintang.

Usai itu ia mematutkan pantulan dirinya di cermin. Dress mini itu tampak terbuka, memperlihatkan seluruh lekuk tubuhnya yang rasanya lebih cocok untuk saringan tahu daripada sebuah baju.

Berulang kali perempuan manis itu menghela napas dan gelisah sambil menutupi sisi tubuhnya yang tampak terbuka hingga tiba-tiba suara Alif menyapa telinganya.

"Sayang... kenapa lama banget di kamar mandi? Kamu gak papa 'kan? Kamu diare?" seru sang suami dari sebalik pintu menggedor pintu.

Ninda terbelalak kaget, netranya menelisik isi kamar mandi. Namun, sial tak ada satu handuk yang tergantung disana. Piyama pun sudah basah sebab terkena tetesan shower yang tak sepenuhnya mati.

'Mampus gue harus gimana!' batinnya menjerit.

"Sayang.." Alif kembali mengetok pintu lebih keras.

"Bang, boleh minta tolong?" teriak Ninda mengigit bibirnya.

"Apa?" tanya Alif penasaran. "Kamu gak papa 'kan?" cecarnya cemas.

"Ambilin handuk dong, disini gak ada. Baju aku basah," alibi perempuan manis itu.

Alif terkekeh gemas lalu meraih handuk yang tergantung di pintu kamar. Saat dirinya ingin menarik handle pintu kakinya tersandung stop kontak yang membentang membuat badan kekar itu mendobrak pintu.

Imamku Musuhku [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang