IM : 70

834 44 6
                                    

Haii haii assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar kalian? Semoga selalu sehat ya😘. Mohon maaf aku baru posting lagi setelah sekian lama menghilang.

Bukan mangkir gais, karena banyak urusan di duta yang benar-benar nguras tenaga. Semoga kalian paham ya❤.

Oiyaaa tetep stay tuned sama Alnind ya, jangan lupa rekom kom ke teman kalian gais. 🤩🤩🤩🤩

Sebelum baca jangan lupa tap like n komen yaa. Bonus semangat other💃💃💃

Bismillahirrahmanirrahim.







































Part 70

"Bagaimana hasilnya dokter, suami saya sakit apa?" tanya Ninda penasaran.

Dokter Sekar mengulum senyum tipis, perempuan berkacamata bulat itu membereskan kembali peralatan yang memeriksa Alif.

"Tidak ada masalah yang serius, Mas Alif hanya kelelahan dan dehidrasi karena kurang minum itulah penyebab demam. Beruntungnya Mbak Ninda sigap merawat Mas Alif, sering minum ya Mas dua gelas setiap jam. Satu lagi jangan terlalu memforsir pekerjaan, apalagi perjalanan jauh seperti kemarin. Ini saya beri beberapa obat dan vitamin, diminum sesudah makan tiga kali sehari untuk demamnya bisa diminumkan obat ini ya, Mbak. InsyaAllah lekas sembuh, aamiin." ujar dokter Sekar meletakkan beberapa obat di atas nakas.

Ninda menghela napas lega, rasa khawatirnya sedikit berkurang sebab Alif sudah mendapati pemeriksaan dokter, ia berjabat tangan dengan Dokter Sekar. "Terimakasih dok, maaf bila saya merepotkan dokter sekar harus kemari."

"Tidak merepotkan kok, Mbak. Kalau begitu saya pamit dulu ya, semoga lekas pulih, Assalamu'alaikum." pamit dokter Sekar sambil tersenyum lebar.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," sahut pasutri kompak.

Ninda mengantar dokter berusia tiga puluh dua itu ke teras rumah, mereka sesekali tertawa kecil karena obrolan yang tercipta.

"Sekali lagi saya berterimakasih banyak ya, Dok. Hati-hati di jalan, fii amanilah," seru Ninda tersenyum sumringah.

Dokter Sekar mengangguk kecil sebagai balasan, dan masuk ke Jazz merah miliknya. Mobil pun bergerak mundur dokter Sekar membunyikan klakson dan mobil berjalan membaur meninggalkan kediaman Ninda.

Ninda segera menutup pintu rumah dan kembali ke dalam kamar. Ia membuka pintu balkon agar udara baru leluasa masuk. Sang surya sudah terik, waktu pun sudah menunjukkan pukul satu lebih sepuluh menit dan dirinya belum mandi sama sekali.

Imamku Musuhku [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang