IM : 53

1.2K 58 0
                                    

Hai, semuanya

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat Pagi
Selamat hari sabtu
Semoga harimu bahagia selalu.
asek!😘

Apa kabar ALNIND LOVERS? masih setia dengan cerita ini 'kan😁.

Masih yaa, ikuti terus perjalanan mereka berdua. Tenang, masih banyak kejutan yang akan membuat kalian kaget😁

Sebelum membaca jangan lupa vote dan komen dii part sebelumnya ya bestie, plus rekomendassikan ke teman-teman kalian semua💜💜💜









Part 53

Matahari berganti senja berwarna jingga, sayup-sayup suara adzan maghrib menggema seantero komplek perumahan Ninda. Para lelaki memutuskan salat berjama'ah di masjid, sedangkan para perempuan melaksanakan salat berjamaah di rumah yang dimana di imami Bunda Nina.

Ninda yang tak ikut salat memutuskan untuk membuka beberapa kado, atensinya terpusat pada kado berwarna merah tersebut sekelabat ia teringat tentang ucapan Kayla.

"Pokoknya, Nin. Kado gue lu buka paling awal awas jangan sampe lupa!"

"Kotak warna merah pita pink,"

Ninda meraih kotak itu,  ia menarik pita pink yang menghiasinya lalu membuka kotak itu perlahan.

Ninda menahan nafas beberapa detik lantas ia membanting kado itu ke lantai, dan isinya pun berceceran.

Bruk!

"Astaghfirullahalazim," lirih Ninda shock.

Alif yang baru saja pulang menganga tak percaya melihat pemandangan aneh di depan mata. "Sa-

Ninda menarik napasnya sejenak. Mengatur degup jantungnya yang berdetak kencang, ia takut Alif sempat melihat isi kado.

"BALIK BADANNN!" teriak Ninda lantang.

Dengan eskpresi bingung Alif menuruti perintah sang istri, lekas membalikkan badannya. Dengan cepat Ninda mengumpulkan kembali barang yang berceceran tersebut dan menyembunyikan di kolong ranjang.

"Itu kado apa, sih? Dari siapa? Kok aku lihat ada dalamannya?" tanya Alif frontal.

Ninda mengigit bibirnya, ia merutuki Kayla dalam hati. Bisa-bisanya cewek itu menghadiahkan barang yang tak masuk akal seperti ini. Gila memang gila! Sebuah lingerie tipis berwarna hitam yang dilengkapi dalaman yang warnanya senada. Ninda benar-benar geram dan rasanya ia perlu menggetok kepala sahabatnya itu agar kembali waras.

Imamku Musuhku [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang