Terhitung sudah lebih dari satu minggu Jisung tak menemui Yera. Bukan tanpa alasan, ia masih merasakan sakit hati karna dikhianati oleh wanita yang sangat ia cintai.
Bagaimana tidak? Kalian tau pasti kejadiannya.
Saat perkataan yang menunjukkan bahwa Yera mengandung anak dari Mark betapa hancur nya ia mendengar hal tersebut. Ia memilih pulang ke rumah orang tuanya dibanding ke apartemen ia tak sanggup untuk berhadapan dengan Yera kembali. Walaupun ia tau jika mungkin Yera juga tidak akan pulang ke apartemen.
Jeno dan yang lainnya sempat datang ke rumahnya, mereka mencoba untuk menghibur dirinya yang larut dalam kesedihan. Mereka juga sedikit memberinya saran untuk ia berbicara dengan Yera soal kejelasan hubungan mereka berdua untuk kedepannya.
Jisung hanya mengangguk-ngangguk padahal ia sama sekali tak siap untuk berhadapan dengan Yera.
Waktunya ia habiskan bersama kedua orang tuanya dirumah seperti membantu ibunya memasak, berbelanja, atau melihat ayahnya bekerja.
Kedua orang tua Jisung belum juga buka mulut soal hal tersebut mereka ingin Jisung dan Yera yang menyelesaikan masalahnya sendiri.
"Jisung ayo turun bersiap untuk makan" ibunya berbicara di balik pintu masuk kamar.
"Iya, aku akan segera turun" jawabnya.
Iya turun dari kamar nya dan duduk di salah satu kursi. Ibu Jisung melihat ke arah Jisung yang sama sekali tak menampakkan wajah sedih ataupun emosi yang lainnya. Ia memendam nya sendiri, padahal biasanya Jisung akan bercerita segalanya jika ada suatu hal yang terjadi.
Mereka makan dengan tenang sampai Jisung yang lebih dulu menghabiskan makanan nya dan berniat beranjak dari kursinya.
"Jisung" panggil ibunya.
"Hmm?" Jisung kembali duduk.
"Bagaimana dengan nak Yera?" Tanya nya yang membuat Jisung tertunduk lalu tersenyum.
"Tenang saja aku akan mengurus masalahku sendiri" ucapnya penuh senyuman palsu.
"Ibu hanya ingin bilang jika kau berniat kembali pada Yera atau bahkan menceraikannya jangan pernah menyesal dengan keputusan yang kau buat"
"Papah juga setuju, jika kau seorang pria kau harus menegaskan keputusanmu" tambah ayah nya.
Iya mengangguk lalu beranjak pergi.
Kembali ke kamarnya ia berniat untuk mengerjakan tugas kuliahnya namun ia sama sekali tidak bisa fokus akan hal tersebut. Ia membuka ponsel miliknya melihat kontak Yera, serasa ia ingin menelponnya sekarang juga!
Berbicara semuanya, meluruskan masalahnya, namun tak semudah yang dipikirkan ia terus saja di hantui rasa kecewa.
Tiba-tiba layarnya bertukar pada panggilan telpon. Ia melihat nama Jaemin terpampang disana lalu segera mengangkat telpon tersebut.
"Kau dirumah?" Tanya nya.
"Iya, ada apa?"
"Ke rumah sakit sekarang Mark sudah tiada!" Bisa Jisung dengar suara panik Jaemin di telpon.
"Apa?! Apa maksudmu Mark-?!!" Jisung ikut panik dalam telponnya.
Sambungan telpon terputus tiba-tiba.
Jisung menatap layar ponselnya yang kembali menunjukkan kontak Yera, haruskah ia menelpon Yera? Haruskah ia datang?
•
Jinhyuk masih berada di ruangan Mark, ia menunggu Yera kembali namun tak menelpon untuk memberitahu Yera bahwa Mark sudah sadar. Ia ingin memberinya sedikit kejutan, Mark juga setuju dengan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST ¦ MARK LEE •
FanfictionSequel cerita dari MANJA ¦ PARK JISUNG • "udahlahh itu udah lama!" "tapi kita udah ngelakuin nya" "kita itu dulu terlalu kekanak-kanakan Kita gak berfikir kedepannya!" "ya tetep aja hal itu bukan main-main, kita udah ngelakuin nya, kita tinggal jala...