44

1.2K 244 79
                                    

Jaemin terus saja di buat bingung dan kesal oleh hyerin, ia benar-benar marah tentang nya karna tak memberitahu nya bahwa jaemin pernah menaruh hati pada yera.

Jaemin mencoba membujuk hyerin, ia berbicara selembut mungkin pada hyerin yang sedang emosional.

"hye.."lirih jaemin
"kau tidak boleh seperti ini, hanya karna dulu aku pernah menyukai kak yera kau tidak boleh seperti ini"

"terus aku harus apa jaem? Pantas saja kau senang duduk di apart kak yera ternyata itu alasannya" ketusnya

"hye itu dulu, sekarang aku milik mu aku tak pernah sedikitpun untuk mengkhianati mu atau pun berpaling"

"jaem ini bukan pertama kalinya kita bertengkar soal kak yera, jadi kau berhenti membuat alasan seperti itu aku bosan"

"kalau kau bosan dengan alasan ku, berhentilah meributkan tentang kak yera"
"hye..." jaemin sedikit mendekat kepada hyerin

Ia mengelus-elus kepala hyerin dengan lembutnya lalu mengaitkannya ke daun telinga hyerin.

"tapi tetap saja kenapa kau tak bilang padaku?"

"karna aku tau apa yang akan terjadi, kau pasti akan marah, kau akan marah padaku"

"kau takut aku marah padamu?"

"tentu saja tapi ada hal yang lebih aku takutkan"

"apa?"

"kau membenci kak yera" kata-kata yang di ucapkan jaemin membuat hyerin kembali kesal.

Ia kira jaemin takut kehilangannya atau apapun tentang dirinya, ia malah masih saja peduli dengan yera.

"sudahlah jaem"

"hye..hyeerin.."

"yang kau pikirkan hanyalah kak yera itu saja"

"hye dengarkan aku tidak semua masalalu ku harus diketahui oleh mu"

"tap-"

"aku tau, aku suami mu tapi terkadang masalalu ku hanya milikku itu lebih baik" ucap jaemin

¤

Jinhyuk masuk ke dalam mobil menyusul yera.

Ia memberikan tas dan ponsel yera padanya, lalu mulai menjalankan mobil.

Di sepanjang jalan yera hanya menangis, ia sudah tak tahan lagi untuk menahannya dari tadi.

Apapun itu, ia tau ia salah! Yera mencoba memperbaikinya tolong mengertilah.

"uang perusahaan akan diambil, jadi mau tak mau kita harus membatalkan proyek baru kita" jelas jinhyuk yang mencoba agar yera tidak terus menangis

"tapi proyek itu-"

"kita bisa membuatnya tahun depan"

"bukan seperti itu, aku sudah mentransfer uang untuk prosesnya" jelas yera yang membuat jinhyuk mengerem mobilnya secara mendadak.

"kapan?"

"minggu kemarin"

Jinhyuk memegang erat setir mobil yang di depannya. Dia takut perusahaan yang ia bangun mati-matian ambruk dalam sekejap.

Ponsel jinhyuk berdering saat itu.

"halo?" ucapnya dengan nada rendah

FIRST ¦ MARK LEE •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang