39

1.2K 249 96
                                    


Sekarang  pukul 23.30 sudah tengah malam, Yera membawa jisung ke depan minimarket 24 jam di dekat villa, ia masuk dan membeli kotak p3k.

Yera kembali ketempat jisung duduk dan mengobati setiap luka jisung, kecuali luka di hatinya. Tentu saja yang paling terasa sakitmya bagi Jisung adalah hatinya.

"ini akan sakit" ucap yera saat menempelkan kapas beralkohol di luka jisung

"sstttss.." erang jisung

"tahan sebentar, kau kuat"

Yera menempelkan plester di sebelah kiri jidat jisung, dan selesai.

Ia membereskan kembali dan membuang sampah-sampahnya.

Mereka kembali terdiam, hening. Hanya suara kendaraan yang melintas yang mengisi telinga mereka.

"yerr.." lirih jisung

"ada apa? Apa ada yang sakit?"

"ada"

"dimana? Aku masih menyimpan satu plester"

Jisung menunjuk ke arah dada bidangnya "disini"

"jisungg" lirih Yera

"yerr aku benar-benar tak percaya kau melakukan itu padaku" jelas Jisung

"maafkan aku"

"ternyata selama ini aku sudah menikahi perempuan yang memiliki suami"

"jisunggg..."

"hahh... Bodoh sekali aku selama ini" ucapnya sambil sedikit tersenyum

Yera menundukkan kepalanya, ia merasa sangat bersalah sekali. Apa yang harus ia lakukan?

"bagaimana sekarang?" tanya jisung

"aku- aku sudah memilihmu untuk menjadi suamiku"

"semudah itukah? Wahhh... Sepertinya jika aku mencampakkan mu kau tinggal kembali pada Mark" remeh nya pada Yera

Yera hanya terdiam menunduk.

"mark juga suami mu"

"aku dan mark hanya menikah secara agama, kita belum menikah secara hukum"

"tetap saja yerr, dia adalah suami mu. Dimata tuhan kalian suami istri" jelas Jisung

"jadi kau ingin aku bagaimana?"

"itu tergantung padamu, aku sudah memaafkan mu namun hatiku masih kecewa dengan semua kebohonganmu selama ini" setelah mengatakan itu jisung pergi meninggalkan yera sendirian di minimarket.

Yera menangis, ia terisak kembali. Sepertinya akhir-akhir ini yera sering menangis.

Sudah sekitar setengah jam yera duduk di minimarket dan benar saja hujan mulai menitikan air nya ke tanah.

Benar-benar mengerti.

Yera berjalan menuju villa sendirian, menyilangkan kedua tangannya karna kedinginan namun matanya masih setia hangat karna tangisan.

Ia benar-benar menghancurkan semuanya, ketulusan mark, kepercayaan jisung, dan juga persahabatan nya dengan jinhyuk.

Ia benar-benar jahat malam ini.

Ia melihat pantai yang begitu luas dan juga ombak yang begitu keras.

Hujan lama kelamaan semakin deras bahkan rintikannya terasa sakit saat mendarat di kulit.

Yera yang saat itu hanya memakai baju lengan pendek dan celana di atas lutut benar-benar kedinginan.

Sekali lagi, seseorang mengaitkan jaketnya di kedua bahu yera. Yera menoleh ke arah nya.

FIRST ¦ MARK LEE •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang