Bab 7 Joging Bersama

4.1K 293 12
                                    

.
.
.
.
.
Happy Reading ❤️

Daizy membelalakkan matanya, meskipun sering melihat wajah angkuh itu, tapi ia masih saja kaget dengan kedatangannya. Dia adalah Aldafi, Aldafi datang mendekat ke arah Daizy dan Dito yang masih melihatnya.

"Lo bawa buku gue ?!" tanya Aldafi, ia tak melihat ke arah Daizy sama sekali.

"Hah, enggak tuh," jawab Dito, raut wajahnya kebingungan.

"Waktu lo dari kamar gue buku itu langsung enggak ada !"

Daizy melihat keduanya bergantian saat mereka berbicara. Yang satunya marah yang satunya kebingungan, perdebatan ini tidak akan ada habisnya.

"Ini bukunya ?" Daizy menunjukkan buku itu ke Aldafi.

Aldafi langsung mengambil buku itu dari tangan Daizy dengan kasar. Lalu ia membuka buku itu untuk mengecek benar miliknya atau bukan.

"Iya, ini punya gue !"

"Loh, kok bisa ?" Dito menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ada siapa Zy ?" tanya Ika sambil berjalan ke arah teras rumah.

"Kenalin bu, ini Dito," Daizy menunjuk Dito, lalu melirik ke Aldafi sekilas, "Kalau ini Aldafi."

Lalu Dito dan Aldafi mencium punggung tangan Ika.

"Kok enggak disuruh masuk ?" tanya Ika ke Daizy.

"Oh iya, masuk yuk," ajak Daizy, ia melihat ke arah Aldafi.

"Maaf tante, tapi saya masih harus mengurus beberapa berkas untuk daftar kuliah, lain kali saja," jawab Aldafi sopan.

Daizy sedikit membuka mulutnya, ia tidak menyangka jika Aldafi bisa bersikap sopan. Tapi itu sudah jadi hal yang wajar seseorang harus bersikap sopan ke orang yang lebih tua bukan ?

"Kamu kuliah di mana ?" tanya Ika kepada Aldafi.

"Mungkin di Universitas Garuda tante," jawab Aldafi.

"Kenapa tidak di Universitas Bangsa, lebih dekat dari sini ?"

Daizy melihat ke Aldafi dengan tatapan menunggu, ia sangat penasaran apa jawaban Aldafi. Begitu pun dengan Dito, ia menatap kakaknya dengan saksama.

"Sebenarnya masih lihat-lihat yang cocok," jawab Aldafi.

"Berarti ada kemungkinan dia masuk ke UNBA," batin Daizy.

UNBA adalah singkatan Universitas Bangsa. Banyak yang menyebutnya seperti itu agar lebih simple dan mudah diingat.

Dito yang melihat Daizy tampak melamun pun mencoba untuk menyadarkannya dengan cara melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Daizy.

"Kak," ujar Dito.

"Eh, kenapa ?" tanya Daizy balik dengan raut wajah bingung.

"Ngelamun ya ?" tanya Dito dengan senyum curiga, "Ngelamunin apa ?"

Daizy melirik ke arah Aldafi yang sekarang juga sedang melihat ke arahnya. Lalu Daizy segera mengalihkan pandangannya saat tertangkap basah.

"Enggak kok, bukan apa-apa," jawab Daizy, ia menggaruk tengkuknya.

"Kalau begitu saya pamit dulu ya tan," pamit Aldafi.

"Saya juga tante," ujar Dito ikut-ikutan.

"Oh, baiklah. Kapan-kapan mampir ya," ujar Ika dengan senyum hangatnya.

"Siap tan," jawab Dito mantap.

Dito mendekat ke arah Aldafi, lalu ia mencolek lengan kakaknya. Ketika Aldafi melihat ke arahnya, Dito menunjukkan raut wajah memelas.

My Cold Neighbor [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang