.
.
.
.
.
Happy Reading❤️Ruri segera menyembunyikan tisu yang tadi menempel di hidungnya. Lalu, ia menunjukkan wajah penuh amarah ke orang itu.
“Ngapain lo ke sini ?!” tanya Ruri ketus.
“Gue mau ngomong sama lo,” ujar orang itu yang ternyata adalah Okan.
“Enggak !” tolak Ruri mentah-mentah, “Pergi !”
“Gue mohon,” cicit Okan, matanya memancarkan keputusasaan.
Ruri tidak tega melihat Okan, ia hampir luluh melihatnya. Namun, dengan cepat ia kembali membangun benteng pertahanannya. Ruri segera mengalihkan pandangannya dari Okan.
Daizy datang dengan terburu-buru sambil membawa nampan berisi 3 minuman saat mendengar teriakan Ruri. Ia langsung menaruh nampan itu dan memegang pundak Ruri.
“Kenapa, ada apa ?” tanya Daizy heboh.
Ruri tidak menjawab, ia tidak sanggup mengeluarkan kata-kata.
“Udah ikut aja,” ucap Aldafi enteng sambil menyeruput minumannya.
Ruri menautkan alisnya. Ia heran mengapa Aldafi bisa sangat santai menyuruhnya untuk ikut dengan Okan ?
Daizy menoleh ke arah Aldafi, “Ikut ke mana, mau ngapain ?”
“Bawel banget sih lo !” jawab Aldafi.
Daizy menghembuskan nafas kesalnya. Percuma saja bertanya kepada Aldafi, bukannya jawaban, ia akan mendapatkan olokan.
“Ruri, gue mohon,” ucap Okan dengan nada yang lesu.
Daizy melihat ke arah Okan dengan tatapan terkejut, ia baru menyadari keberadaan Okan di sana. Daizy melihat ke arah Okan, lalu beralih ke Ruri. Ia langsung tahu situasinya sekarang.
“Bener kata Dafi, mending kamu ikut biar enggak ada masalah di antara kalian,” Daizy melepas pegangannya di pundak Ruri.
Ruri mengerutkan keningnya sehingga alisnya hampir menyatu. Ia benar-benar tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran dua manusia itu.
“Kamu bilang enggak enak punya rasa benci ke seseorang, apalagi ke orang yang kamu sayang,” ujar Daizy yang membuat Ruri mendelikkan matanya.
Okan yang sejak tadi menundukkan kepala langsung menegakkannya. Ia menatap Daizy dengan tatapan cengo.
“Apaan sih,” Ruri mencubit perut Daizy
“Aww, sakit. Aku kan benar, kamu ....”
“Oke, gue mau ikut !” sela Ruri, ia takut jika Daizy akan membongkarnya.
Ruri segera mengambil tasnya dan menuju ke arah kasir untuk membayar minuman. Setelah itu, ia kembali lagi untuk mengajak Okan yang melamun untuk keluar.
“Hey, ayo !” ajak Ruri.
“Ah, o-oke.”
Mereka berdua langsung melangkah pergi dari kafe itu. Okan berusaha untuk menyeimbangi langkah Ruri, namun Ruri semakin melajukan jalannya. Daizy tertawa gemas melihat interaksi mereka berdua.
“Gemes banget ya mereka,” ujar Daizy sambil mendudukkan dirinya ke kursi.
“Kenapa, pengen ?” tanya Aldafi yang membuat Daizy langsung tersedak minumannya.
“Hah, pengen apa ?” tanya Daizy, ia mengedipkan matanya beberapa kali.
“Ck, lo pengen dibujuk juga kalau lagi marah ?!” tanya Aldafi ngegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Neighbor [Complete]
Romance(Tidak direvisi, banyak typo dan kadang-kadang rancu)🙏 Kisah perjuangan seorang gadis dalam menaklukkan hati tetangganya yang dingin. ~~~~~ Daizy Inara Selva adalah seorang gadis periang, pintar, aktif, namun penakut. Ia suka menolong orang dan dia...