Bab 49 Berbaikan

2.2K 165 0
                                    

.
.
.
.
.
Happy Reading❤️

Tin

Tin

Suara klakson memecah keheningan di antara mereka bertiga. Setelah pertanyaan yang Rika lontarkan, Daizy hanya diam.

Semua mata langsung tertuju ke sumber suara. Daizy menghembuskan nafas lega karena bisa keluar dari situasi yang menurutnya genting

“Kak, Rik. Aku duluan ya,” pamit Daizy, lalu ia segera pergi menghampiri Aldafi.

“Ngomongin apa lo sama dia ?” tanya Aldafi saat Daizy sudah berada di dekatnya.

“Maksud kamu Riki ?” tanya Daizy balik dan Aldafi menganggukkan kepalanya.

“Enggak ngomong apa-apa, cuma kenalan aja. Emangnya kenapa ?” Daizy menaikkan satu alisnya.

Aldafi tidak menjawab. Ia memberikan helm kuning itu ke Daizy dan Daizy segera mengambil helm itu dan mengenakannya. Aldafi memperhatikan gerak-gerik Daizy dan pikirannya terlempar ke beberapa menit yang lalu.

“Gue minta tolong ke lo, jaga Daizy dan jangan sakiti dia lagi.”

“Lo belum baikan sama temen cerewet lo ?” tanya Aldafi tiba-tiba.

Kegiatan memakai helm Daizy terhenti. Ia menatap paving dengan sendu.

“Iya,” jawab Daizy lesu.

“Mending lo cepetan baikan sama dia, nelangsa banget kayaknya berantem sama lo.”

Daizy menatap Aldafi dengan tatapan bingung.

“Menurut kamu, aku udah boleh maafin dia ?” tanya Daizy.

Aldafi menatapnya datar.

“Berantem sama orang itu enggak boleh lama-lama !” Ujar Aldafi, “Bagaimana pun juga maksud dia baik.”

“Hmm, kamu benar. Tapi, kemarin kita berantemnya lama.”

“Ribet lo, kalau enggak mau baikan yaudah. Enggak usah ungkit masa lalu !”

Daizy mengedipkan matanya beberapa kali sedikit terkejut mendengar jawaban Aldafi. Tiba-tiba sudut bibirnya tertarik melihat Aldafi yang lebih ekspresif sekarang.

🍁🍁🍁

Ruri berjalan mondar-mandir di taman Fakultas Ilmu Budaya. Ia merasa senang karena akhirnya Daizy meminta untuk bertemu.

Karena ucapan Aldafi kemarin, Daizy jadi sadar jika sahabat tidak bisa memendam amarah terlalu lama. Setelah sampai di rumahnya, Daizy langsung mengirim pesan ke Ruri untuk bertemu sebelum masuk kuliah.

Daizy berjalan ke arah Ruri dengan perlahan. Ia sendiri sedang gugup sekarang karena baru pertama kali bertengkar hebat dengan Ruri.

“Ruri,” panggil Daizy.

Ruri langsung berhenti dan menoleh ke belakang. Ia menggigit bibir bagian dalamnya mencoba untuk menghilangkan rasa gugup yang merambati hatinya.

“Udah dari tadi ?” tanya Daizy lagi.

Ruri hanya menganggukkan kepala tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

“Duduk yuk,” ajak Daizy yang langsung disetujui oleh Ruri.

“K-kenapa kamu ajak aku ketemu ?” tanya Ruri setelah lama hanya diam.

“Rasanya enggak enak banget marahan sama sahabat cerewetku, hari-hari aku kayak ada yang kurang aja.”

“Maaf,” Ruri menunduk lesu.

“Aku udah maafin kamu kok,” jawab Daizy dengan senyum tulus.

My Cold Neighbor [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang