Bab 10 Perhatian Yang Menyebalkan

3.4K 262 13
                                    

.
.
.
.
.
Happy Reading ❤️

Suara gemercik air terhenti, Daizy keluar dengan dibalutkan handuk kimono berwarna biru muda. Ia melihat ada kaos dan juga celana jeans pendek selutut, bukan hanya itu di sana juga ada handuk.

“Buat apa ngasih handuk lagi ?” batin Daizy, “Mungkin buat rambut.”

Daizy pun segera mengenakan kaos dan celana itu. Kaos polos berwarna abu-abu itu sangat besar dan panjang di badan Daizy. Daizy mengendus-endus kaos itu ketika bau wanginya mengingatkan ia kepada seseorang.

“Bau Aldafi, persis kayak waktu di rumah hantu itu, hihi.”

Setelah selesai bercermin, Daizy mengambil handuk yang ada di atas kasur dan mulai mengusapkannya ke kepala dan wajahnya.

Ketika ia sibuk mengusapnya, tiba-tiba ada sesuatu yang berjalan-jalan di wajahnya. Daizy langsung membuang handuk itu dan berbalik melihat ke kaca. Betapa terkejutnya dia saat melihat ada cecak yang sudah bertengger di hidungnya.

“Waaaaah !”

Daizy langsung membuang cecak itu dari wajahnya, ia naik ke kasur saat melihat cecak itu tergeletak tak berdaya di atas lantai.

“Waaaah, tolong..... tolong..... !” teriak Daizy.

Tita dan Dito pun masuk ke dalam kamar, mereka terkejut melihat Daizy yang sudah naik ke atas kasur dengan histeris. Ia melihat arah pandang Daizy dan menemukan cecak itu. Dengan cepat Dito segera membuangnya ke luar.

Daizy berhenti berteriak, ia langsung terduduk dengan wajah yang pucat. Tita menghampirinya dan mengelus punggung Daizy.

“Kok bisa ada cicak ?” tanya Tita.

“D-di s-situ,” Daizy menunjuk handuk yang tergeletak di lantai.

Dito mengambil handuk itu dan melihatnya dengan teliti. Wajah Dito langsung berubah kaget saat ia yakin milik siapa itu.

“Ini kan handuk gue !” ujarnya histeris, “Tadi Kak Dafi pinjam handuk ini !”

“Oh iya ?!” seketika Daizy menjadi kesal. Wajahnya yang tadinya pucat kini memerah.

“Permisi tante,” Daizy langsung pergi ke luar kamar.

Daizy turun ke bawah dan menemukan Aldafi yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil menikmati teh dengan tenang. Amarah Daizy semakin memuncak kala melihat Aldafi melihatnya sambil tersenyum miring.

“Anak sialan !” batin Daizy.

Daizy langsung berjalan menghampirinya dan menggebrak tangan sofa dengan keras. Daizy sedikit membungkuk dan wajah mereka berdekatan.

“Kamu kan yang ngasih cicak di handuk itu ?!” tuduh Daizy.

Aldafi langsung berdiri, membuat Daizy harus memundurkan badannya. Kini giliran Aldafi yang mendekatkan wajahnya ke Daizy.

“Itu karena lo selalu ganggu gue !” Aldafi menunjuk Daizy tepat di wajahnya.

Setelah mengatakan itu, Aldafi langsung pergi ke arah dapur sambil membawa cangkir teh di tangannya. Daizy menatap Aldafi dengan tajam, nafasnya memburu dan dadanya naik turun dengan cepat.

“Aku bakal bales kamu !” batin Daizy.

Tita dan Dito datang dari atas. Tita langsung menghampiri Daizy, sedangkan Dito mendudukkan tubuhnya di sofa dengan santai.

“Kamu duduk ya, tante sudah buatkan kue,” Tita menuntun Daizy untuk duduk di sofa.

Daizy terpaksa tersenyum meskipun sebenarnya ia tidak mood, ia ingin menghargai Tita. Tita keluar rumah untuk memanggil Sari dan juga Genta. Setelah menaruh sapu dan juga gunting rumput, Sari dan Genta pun masuk ke dalam, tapi Genta langsung naik ke atas.

My Cold Neighbor [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang