Bab 25 Anak DPR

2.4K 207 6
                                    

.
.
.
.
.
Happy Reading❤️

Daizy mengerutkan keningnya mencoba untuk mencerna setiap kalimat-kalimat yang Aldafi lontarkan. Ia masih berusaha mencari sesuatu hal yang membuat Aldafi membencinya, namun nihil ia tidak menemukan kemungkinan-kemungkinan itu.

“Lo itu naif dan bodoh sehingga orang-orang dengan mudah manfaatin lo !” amarah tampak membara di mata Aldafi, “Gue benci orang-orang munafik kaya lo !”

“Munafik, maksudnya ?”

“Lo berlagak baik-baik aja padahal lo terluka. Gue benci, benci !” ujar Aldafi penuh penekanan pada kata terakhirnya.

Daizy tidak pernah melihat Aldafi semarah dan menjadi secerewet ini. Daizy bingung harus marah atau tertawa di keadaan seperti ini.

“Terserah kamu deh, tapi aku enggak belain kamu. Aku cuma bilang faktanya aja.”

“Bukan Cuma naif dan bodoh. Lo itu manja !”

“Mana ada aku manja ?!” ujar Daizy tak terima.

“Iyalah, bukannya mesen ojek, lo malah nungguin gue !”

Daizy terdiam, ia jadi ingat betapa bodohnya dia karena tidak memesan ojek online tadi. Ia malah sibuk menelepon Aldafi sampai tersesat ke jalan yang entah di mana.

“Aku mungkin bodoh, tapi aku enggak manja. Aku bodoh karena terlalu percaya ke kamu. Aku masih enggak percaya kamu ninggalin aku dan malah mencoba nelpon kamu berulang kali, tapi kamu cuekin telepon aku !”

“Hah, kapan lo nelpon gue ?”

Daizy menghela nafasnya jengah, kenapa ia masih saja bertanya padahal jawabannya sudah jelas.

“Ya tadi lah, orang kamu ninggalin akunya tadi, masak kemarin. Yang bodoh siapa sih ?”

“Enggak ada tuh.”

“Wah jahat, berarti nomor aku diblokir dong ?”

Daizy mendelikkan matanya ke arah Aldafi sehingga Aldafi ngeri membayangkan biji mata Daizy tiba-tiba keluar sendiri.

“Dapet dari mana lo nomor gue ?”

“Dit ... O, hehe,” Daizy menyengir kuda menunjukkan deretan giginya. Sebelum pertanyaan-pertanyaan lain Aldafi lontarkan, Daizy terlebih dulu mengusirnya dengan beralasan ia capek dan ingin beristirahat karena habis tersesat.

Daizy langsung menutup pintunya dan menghembuskan nafas lega. Ia tidak tahu jika kelegaannya hanya bertahan sekejap saja.

🍁🍁🍁

Di hari minggu yang cerah ini, Daizy memilih untuk menyiram tanaman-tanaman hias yang ada di taman depan rumahnya. Daizy tersenyum saat melihat semua tanaman itu tampak bersinar dengan bulir-bulir air yang membuatnya tampak semakin segar.

Tiba-tiba pikiran Daizy terlempar pada kejadian beberapa jam yang lalu, di mana Ika yang mencoba untuk meminta Daizy agar menjauhi Aldafi.

“Daizy,” panggil Ika saat Daizy baru saja keluar dari kamar. Sepertinya ia sudah berada di sana sejak tadi.

“Eh ibu, kenapa ?” tanya Daizy.

Ika tampak termenung, ia seperti orang yang sedang tenggelam dengan pemikirannya sendiri.

“Kenapa bu ?” tanya Daizy lagi yang menyadarkan Ika dari lamunannya.

Sebelum bicara, Ika menghembuskan nafas besar. Daizy menjadi sedikit was-was melihatnya, perasaannya menjadi tidak enak.

My Cold Neighbor [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang