Bab 28 Selalu Diharapkan

2.7K 219 1
                                    

.
.
.
.
.
Happy Reading❤️

Kepala tertunduk melihat ke bawah dengan tatapan mata kosong, semua orang yang melihatnya pasti akan mengira jika gadis yang saat ini berdiri di balkonnya akan melakukan bunuh diri, gadis itu adalah Daizy.

Setelah mendengar kebenaran yang ibunya ucapkan, semua harapannya untuk bisa bertemu dengan ayahnya pun runtuh seketika. Istana harapan yang ia bangun dengan indah sejak kecil telah hancur dengan satu pukulan.

Semua air mata Daizy telah dikuras habis-habisan seharian ini. Padahal di hari libur ini ingin ia gunakan untuk mengistirahatkan diri dan bersiap-siap menghadapi dunia perkuliahan nantinya yang malah tergantikan oleh masalah yang menguar di waktu bersamaan.

Tangan Daizy memegang pagar balkon dan perlahan-lahan ia mengangkat kedua kakinya dan berdiri di atas pagar. Daizy menutup matanya rapat-rapat, ia merentangkan kedua tangannya dan merasakan setiap semilir angin malam yang menabrak tubuhnya.

Daizy membuka mata, ia menundukkan pandangannya melihat ke arah bawah. Perlahan-lahan ia menggerakkan kakinya ke depan.

Tok

Tok

Mata Daizy langsung tertuju ke sumber suara. Ia melihat ke arah jendela kamar Dito yang gelap, Daizy hanya bisa melihat pantulan dirinya di kaca. Cukup lama ia menatap jendela itu, namun tidak apa pun di sana.

Daizy mengalihkan pandangannya kembali ke bawah dan menggerakkan kakinya ke depan, namun kini dengan tempo yang cepat sehingga satu kakinya kini melayang di udara.

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan semakin memburu membuat Daizy menarik kakinya lagi. Ia melihat jendela Dito dan kini ia bisa melihat ada bayangan hitam dengan dua tanduk di kepalanya. Daizy menggeleng-gelengkan kepalanya berharap halusinasinya pergi, namun siluet sosok itu semakin terlihat jelas.

Jedarrr

Suara petir mengagetkan Daizy, ia langsung tersadar dan tampak bingung mengapa sekarang berada di atas pagar. Daizy segera turun dari atas pagar, lalu ia kembali melihat ke tempat di mana sosok itu masih berdiri tegak di sana.

Jedarrr

Petir kembali terdengar dan cahaya putih yang menyinari sosok itu berubah menjadi merah dan tanduknya membesar. Daizy langsung masuk ke dalam kamarnya, tak lupa ia menguncinya dan menutup gordennya rapat-rapat.

“Astaghfirullah, tadi aku ngapain?” Daizy memegangi dadanya, jantungnya berdetak dengan cepat, “Tadi itu apaan ?”

Daizy segera berlari ke atas kasur, ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Daizy memaksa matanya yang sembab untuk tertutup dan akhirnya tertidur.

🍁🍁🍁

Daizy terbangun dengan keadaan masih terbalut dengan selimut. Daizy langsung menyibak selimut itu dan beranjak dari sana, ia mengintip jendela kamar Dito dari celah gorden. Matahari belum menunjukkan dirinya karena jam masih menunjukkan pukul 04.30.

“Tadi malam mimpi atau apa sih, kok kayak real banget ?” gumam Daizy.

Tubuhnya masih merinding saat mengingat kejadian tadi malam yang menimpanya. Tapi, Daizy bersyukur melihat sosok hitam itu karena dia, ia bisa tersadar dari pikiran sempitnya.

Tiba-tiba lampu kamar Dito menyala. Daizy langsung menutup gordennya dan pergi ke kamar mandi. Setelah beberapa menit ia mandi, Daizy pun keluar dengan keadaan lebih segar. Daizy segera menggelar sajadah dan melalukan ibadah sholat.

My Cold Neighbor [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang