Bab 41 Dinner With Aldafi ?

2.5K 178 0
                                    

.
.
.
.
.
Hallo, aku balik lagi nih.
Happy Reading❤️

Sepulang dari kampus, Ruri langsung mengajak Daizy ke salon. Tentunya setelah mendapatkan izin dari ibu Daizy. Dengan rayuan manisnya, Riri dengan mudah mendapat persetujuan Ika.

Ruri meminta pegawai salon untuk melakukan beberapa perawatan wajah dan rambut, ia juga meminta mereka untuk merias wajah Daizy dan juga menata rambutnya agar Daizy benar-benar terlihat cantik. Agar Daizy tidak curiga, Ruri juga melakukan hal yang sama.

Para pegawai mulai melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Mereka merias wajah Daizy dan memoleskan make up di wajahnya sehingga Daizy tampak sangat cantik. Setelah itu, mereka menata rambut Daizy dengan alat pengeriting rambut sehingga rambut Daizy bergelombang.

 Setelah itu, mereka menata rambut Daizy dengan alat pengeriting rambut sehingga rambut Daizy bergelombang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr : pinterest


“Salon mahal emang beda ya,” celetuk Ruri.

“Kamu dapat uang dari mana bisa bayarin semua itu, pasti mahal kan ?” Daizy menyipitkan matanya curiga.

“Ah, a-aku dapat diskon,” jawab Ruri dengan gugup, “Yuk kita langsung ke toko aja, takut kemalaman.”

Ruri mendorong tubuh Daizy menuju toko yang berada tidak jauh dari tempat salon itu berada. Ruri membuka pintu toko itu dan beberapa karyawan yang ada di sana baik laki-laki maupun perempuan langsung menunduk hormat kepada mereka berdua.

Daizy yang tampak bingung pun melihat ke arah Ruri yang tampak gugup. Ia meminta karyawan-karyawan itu berdiri tegak lagi.

“Kok mereka hormat ke kita ?” bisik Daizy yang hanya dijawab gelengan kepala oleh Ruri.

Tiba-tiba seorang karyawan yang tampaknya adalah ketua karyawan di toko ini karena bajunya yang berbeda dari karyawan-karyawan perempuan lainnya datang ke arah mereka. Terdapat dua karyawan lain yang mengikutinya dari belakang.

“Selamat datang, perkenalkan saya Lila Amrita, ketua karyawan di sini. Mari ikuti saya,” ujar Lila dengan sopan. Ia pun berjalan terlebih dahulu, lalu diikuti Ruri dan Daizy yang masih ragu untuk mengikuti Lila.

Daizy merasa ada yang aneh di toko ini. Para pelanggan yang ada di sana tampak bergelagat aneh dan Daizy merasa ia sedang diawasi oleh mereka. Bulu kuduk Daizy jadi meremang padahal ini bukan tempat angker.

Lila dan para karyawan mengeluarkan baju dari suatu tempat dan menunjukkannya kepada Daizy dan Ruri. Ruri tampak antusias dalam memilihkan baju untuk Daizy, sedangkan Daizy sendiri hanya diam mematung di belakangnya.

Ruri mengambil satu pakaian yang ia rasa cocok untuk Daizy, lalu ia meminta Daizy untuk mengenakannya di ruang ganti.

“Kita balik aja yuk, kayaknya di sini mahal-mahal, aku enggak punya uang lebih,” bisik Daizy.

“Aku yang bayarin, kamu tenang aja ya,” jawab Ruri yang langsung saja mendorong tubuh Daizy hingga Daizy masuk ke dalam ruang ganti.

Daizy menghembuskan nafasnya. Mau tidak mau ia memakai baju itu, lalu keluar dari sana. Ruri tampak memegang dagunya sembari menilai penampilan Daizy.

My Cold Neighbor [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang