Bab 66 Reog Kesurupan

2.1K 183 12
                                    

.
.
.
.
.
Happy Reading❤️

Daizy langsung membelalakkan matanya mendengar ucapan Aldafi yang terdengar ngawur. Jantung Daizy berdetak tiga kali lebih cepat dan seluruh tubuhnya langsung memanas. Ia tidak menyangka jika Aldafi akan mengatakan hal seperti itu.

“Kamu mau aku tendang lagi ?!” ancam Daizy dengan wajah seriusnya yang malah terlihat lucu di mata Aldafi.

“Jangan dong, kaki gue masih sakit,” ujar Aldafi sambil meringis.

“Hah, yang mana, kenapa kamu enggak ngomong ?” Daizy tampak sangat khawatir, “Ya udah kita ke rumah sakit sekarang !”

Daizy segera menarik tangan Aldafi, namun Aldafi menahannya.

“Gue enggak papa kok, cuma nyeri dikit aja,” ujar Aldafi.

“Jangan bohong !”

“Enggak,” jawab Aldafi sambil menyentuh hidung Daizy.

“Ya udah,” Daizy menjadi salah tingkah.

Daizy berjalan meninggalkan Aldafi, namun langkahnya tidak secepat tadi. Ia berjalan dengan pelan sambil menunggu Aldafi berada di sampingnya.

Keheningan pun terjadi, yang ada hanya suara desiran angin malam yang menyapa dedaunan dan suara-suara bising kendaraan dari jalan raya.

“Gimana tadi latihan jadi Campus Ambassadornya ?” tanya Daizy memecah keheningan.

“Biasa aja, enggak menarik,” jawab Aldafi sekenanya.

“Kok bisa, seharusnya kan seru bisa kenal sama mahasiswa yang lain ?”

Aldafi menarik nafasnya, lalu menghembuskannya secara perlahan.

“Entahlah, rasanya biasa aja.”

Daizy mengangguk-anggukkan kepalanya paham. Daizy berpikir jika laki-laki dingin seperti Aldafi memang tidak terlalu suka bersosialisasi.

Tapi, Daizy merasa ada yang aneh karena tadi Aldafi membelikan minuman untuk teman kelompoknya. Bukankah itu bagian dari bersosialisasi ?

“Aneh,” gumam Daizy.

"Apanya ?"

"Oh, eng-enggak."

Tiba-tiba Daizy mengingat ucapan Ruri tentang Rey tadi pagi. Ia ingin membagikan cerita itu kepada Aldafi.

“Oh iya, kamu ingat kan aku pernah dijebak buat makan malam sama Kak Rey ?” tanya Daizy yang diangguki oleh Aldafi.

“Nah, waktu itu Kak Rey nembak sambil ngasih cincin ke aku, tapi aku enggak nerima. Aku jadi ngerasa kasihan sama dia.”

Daizy terus bercerita sambil berjalan tanpa melihat Aldafi. Merasa aneh karena Aldafi tidak menjawab, akhirnya Daizy pun menoleh ke belakang dan melihat Aldafi yang diam mematung.

“Dafi, kamu ngapain berhenti ?” tanya Daizy yang kembali menghampiri Aldafi.

Aldafi hanya diam sambil menatap lurus ke depan menghiraukan Daizy seperti ia tidak ada di sana.

“Aldafi. Hey, aku di sini,” ujar Daizy sambil mengayunkan tangannya di depan wajah Aldafi karena Aldafi hanya menatap lurus ke depan.

“Waduh, apa dia kerasukan ya ?” gumam Daizy. Ia kembali melihat ke arah Aldafi, namun Aldafi beranjak pergi meninggalkannya.

“Dafi !” panggil Daizy sambil berteriak, “Yah, malah aku yang ditinggal sekarang.”

Daizy segera mengejar Aldafi dengan sekuat tenaganya karena dengan langkah panjang yang Aldafi miliki, ia bisa dengan cepat meninggalkan Daizy.

My Cold Neighbor [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang