Bab 71 Asalkan?

2K 186 24
                                    

.
.
.
.
.
Happy Reading❤️

Suasana UNBA sangat ramai dengan antusiasme para mahasiswa yang sangat exited dengan acara yang diadakan para panitia kampus dalam rangka merayakan ulang tahun UNBA dan pemilihan Campuss Ambassador.

Berbeda dengan Daizy, ia berjalan dengan langkah gontai di antara para mahasiswa yang heboh. Hatinya sangat berat untuk melangkah masuk, ia ingin sekali bolos untuk hari ini saja.

“Kirain bolos hari ini,” ujar Ruri yang tiba-tiba datang sambil mengalungkan satu tangannya di leher Daizy.

“Maunya gitu,” ujar Daizy lesu.

“Berhubung Kak Dafi ikut Campuss Ambassador, jadi harus dukung deh,” sindir Ruri yang terlihat sebal kepada sahabatnya ini. Daizy hanya menyengir menanggapi ucapan Ruri yang semakin membuat Ruri jengkel.

“Nyengir ?!” Ruri mengembuskan nafasnya dengan kasar “Aku tuh heran sama kamu, kamu enggak suka lihat mereka berdua bareng, tapi kamu masih mau ngedukung mereka. Mana Kak Rika akhir-akhir ini jadi ikut-ikutan nyebelin lagi !”

“Aku kan udah bilang ke Dafi kalau aku bakalan dukung dia.”

“Kapan, dia udah maafin kamu ?” tanya Ruri yang seketika menjadi heboh.

“Enggak, kemarin aku bilang dari balkon kamar aku. Dia pasti denger,” jawab Daizy dengan cengirannya. Raut wajah Ruri langsung berubah datar.

“Kasihan, padahal selama ini dia nganggap kamu enggak ada,” gumam Ruri. Ia ingat bagaimana perlakuan Aldafi yang mengabaikan Daizy saat Daizy memberikannya minuman waktu itu.

“Dafi, ini buat kamu,” Daizy memberikan sebotol minuman kesukaan Aldafi, namun Aldafi tidak menerimanya bahkan menoleh saja tidak.

“Daf, nih,” Rika memberikan minuman yang sama seperti yang Daizy bawa untuk Aldafi. Aldafi menerimanya, tanpa banyak protes ia langsung meminumnya.

“Loh, Daizy juga ngasih minuman ya ?” tanya Rika.

Daizy menyembunyikan minuman itu dan hanya tersenyum tipis ke arah Rika. Ruri yang dari tadi hanya menonton pun merasa jengkel. Ingin sekali rasanya memaki mereka berdua, tapi Daizy memintanya berjanji untuk diam.

Ruri menghela nafas dengan pasrah, “Ke taman aja yuk !”

Daizy dan Ruri berjalan menuju taman sambil melontarkan candaan satu sama lain. Ruri mencoba untuk menghibur Daizy agar ia tidak murung dan terus memikirkan Aldafi. Namun, langkah mereka terhenti saat ada seorang mahasiswi yang mendatangi mereka dengan raut wajahnya yang panik.

“Kamu Daizy kan ?” tanya mahasiswi itu.

Meskipun bingung, Daizy tetap menganggukkan kepalanya dengan pelan, “Kakak siapa ya ?”

“G-gue temennya Rika, Deby. K-kalian lihat Rika sama Aldafi enggak ?”

Daizy dan Ruri saling berpandangan, lalu dengan serempak mereka menggelengkan kepalanya. Deby semakin terlihat cemas.

“Sebenarnya kenapa sih kak, mereka ilang gitu ?” tanya Ruri yang tampak tidak suka, Deby langsung mengangguk, “Beneran lagi.”

“Mungkin mereka lagi bareng,” ucap Daizy mencoba untuk baik-baik saja.

“Iya, kan mereka berduaan mulu tuh dari kemarin-kemarin !” tambah Ruri.

“Rika selalu bilang dia mau ke mana dan sama siapa ke gue, tapi hari ini nomornya enggak aktif, sedangkan acara udah mau mulai,” Deby menggigiti kuku-kuku tangannya dengan cemas, “Gue takut ada apa-apa, bantu gue cari mereka ya ?”

My Cold Neighbor [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang