Bab 76 Dia Mengawasi

2.2K 167 7
                                    

.
.
.
.
.
Hai Bestla, maaf ya up-nya telat sampai ganti hari lagi, heheh
Happy Reading❤️

Daizy mengguncang pundak Rey karena Rey tiba-tiba terdiam dengan raut ketakutan. Rey pun tersadar dari lamunannya dengan tatapan yang linglung.

“Kak, kamu tahu siapa dia ?” tanya Daizy yang sudah sangat penasaran.

“Hah, tahu apa ?” tanya Rey yang masih kebingungan.

Daizy menghela nafasnya. Ia merasa kesal, namun harus menahannya, “Cewek yang kata Dimas gila itu.”

“Oh, enggak.”

Pundak Daizy merosot, padahal ia kira akan mudah menemukan si ‘cewek gila’ ini jika Rey mengenalnya. Tapi, siapa juga yang akan mengenali seseorang hanya dengan sebutan ‘cewek gila’.

“Terus kenapa kakak kayak ketakutan tadi ?” tanya Daizy sambil menatap Rey dengan curiga, “Sama persis kayak reaksi Dimas waktu kita bahas dia.”

“Hah, oh iya ?” Rey tampak kebingungan, “A-aku takut karena tadi kamu bilang kalau kamu bicara berdua aja sama Dimas. A-aku takut kamu diapa-apa in sama dia,”

“Kamu enggak diapa-apa in kan ?”

“Enggak kok, kan ada polisi,” jawab Daizy dengan senyum tipisnya.

Tring tring

Daizy mengambil handphone di sakunya yang berdering. Ia segera menerima panggilan telepon yang berasal dari ibunya.

“Assalamualaikum bu, ada apa ?” tanya Daizy.

“Wa’alaikum salam, interogasinya sudah selesai, kamu gimana, enggak kenapa-kenapa kan ?” Ika langsung memberondongi Daizy dengan pertanyaan karena sedari tadi ia cemas memikirkan keadaan anaknya.

“Iya bu, udah selesai dan Daizy enggak papa kok. Keadaan Aldafi gimana ?”

“Tadi dokter bilang kalau Aldafi baik-baik saja, tinggal nunggu dia siuman. Kamu ada di mana, kapan ke sini ?”

“Bentar lagi Daizy ke sana.”

“Ya sudah, hati-hati di jalan, jangan terburu-buru.”

“Iya.”

Daizy mematikan teleponnya dan berniat untuk pergi mencari taksi, namun Rey menawarkan diri untuk mengantarnya ke rumah sakit. Daizy pun menerima tawaran itu untuk menghemat waktu.

Sesampainya di rumah sakit, Daizy dan Rey langsung menuju ke ruangan ICU. Di sana Daizy hanya menemukan ibunya yang duduk di kursi tunggu, ia tampak masih cemas.

“Ibu,” panggil Daizy sambil berlari ke arah Ika. Ika langsung memeluk anaknya dengan erat, seperti sudah lama tidak bertemu satu sama lain.

“Yang lain ke mana ?” tanya Daizy setelah Ika melepas pelukannya.

“Masuk ke dalam, kamu mau masuk juga ?” tanya Ika.

Daizy terdiam, ia menatap ibunya dengan mata yang berkaca-kaca. Daizy berjalan pelan ke arah pintu ruangan ICU dan berhenti tepat di depannya.

Ia hanya melihat Aldafi dari kaca pintu berukuran sedang tanpa berniat untuk melangkahkan kaki lebih dalam. Air matanya menetes ketika melihat Aldafi terbaring tidak berdaya di brankar rumah sakit dengan beberapa selang di tubuhnya.

“Kamu mau masuk ?” tanya Rey yang berdiri di samping Daizy.

Daizy menggelengkan kepalanya pelan, ia mengusap air mata yang membuat pandangannya mengabur, “Aku enggak sanggup nemuin Aldafi sekarang.”

My Cold Neighbor [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang