Bab 65 Permintaan Maaf yang Menyebalkan

2.5K 202 8
                                    

.
.
.
.
.
Happy Reading❤️

Untuk beberapa saat, Daizy tidak bereaksi karena tiba-tiba saja otaknya jadi kosong.

Setelah beberapa saat, akhirnya Daizy pun tersadar dan ia langsung melihat ke arah Ruri dan Rika yang cengo melihatnya dan Aldafi.

Daizy beralih melihat ke arah Aldafi yang menatapnya begitu lekat. Daizy langsung saja mengayunkan kakinya dan menendang kaki Aldafi.

“Aduh !” Aldafi meringis kesakitan sambil memegangi kakinya yang nyeri.

Daizy berlari dengan kencang dan Ruri langsung mengejarnya. Daizy berlari tanpa tujuan. Ia berpikir saat ini yang paling penting adalah harus menjauh dari Aldafi.

Nafas Daizy ngos-ngosan saat ia sampai di taman fakultas yang entah fakultas apa karena ia sendiri tidak tahu sedang berada di mana.

Daizy memutuskan untuk istirahat di sana dan ia langsung duduk di atas rumput. Daizy memegangi jantungnya yang masih berdetak dengan kencang.

“Gila, Aldafi ngapain sih ?” ujar Daizy kesal, “Aaaaaah.”

Daizy menangkup kedua pipinya yang terasa sangat panas. Tiba-tiba ingatannya kembali ke saat di mana Aldafi mencium pelipisnya untuk pertama kali.

Jantung Daizy kembali berpacu dengan cepat seperti ingin keluar dari tempatnya.

“Huwaaaaah !” teriak Daizy membuat orang-orang yang ada di taman itu melihatnya dengan tatapan aneh, namun Daizy tidak menyadarinya.

“Daizy, hosh, hosh,” Ruri baru saja datang dan ia langsung terbaring di samping Daizy. Nafasnya memburu sampai pundaknya naik turun.

Daizy tidak menggubris Ruri, ia masih berusaha untuk melupakan kejadian beberapa menit yang lalu. Tapi, semakin ia berusaha untuk melupakannya, semakin ia mengingat kejadian itu dengan jelas.

“Enak ya jadi kamu,” ujar Ruri tiba-tiba.

Daizy langsung menatap ke arah Ruri dengan tajam.

“Maksud kamu, tiba-tiba dicium itu enak ?” tanya Daizy dengan nada kesal.

“B-bukan gitu maksud aku,” Ruri langsung mengganti posisinya menjadi duduk, “Maksud aku, kayaknya Kak Dafi itu bisa melakukan apa pun buat kamu.”

Daizy langsung teringat saat Aldafi berkelahi dengan Dimas tadi dan beberapa waktu yang lalu. Ia jadi menyesal sudah menendang kaki Aldafi cukup kuat tadi. Tapi, perbuatan Aldafi yang tiba-tiba menciumnya tidak bisa dibenarkan.

“Memangnya kenapa, apakah Kak Okan ngecewain kamu ?” tanya Daizy yang peka dengan maksud Ruri barusan.

“K-kok kamu tahu ?" tanya Ruri bingung.

"Udah jelas kelihatan tahu, emang ada apa ?"

"Yaaah, beberapa hari yang lalu, dia nembak aku,” ujar Ruri dengan lirih dan tatapannya menyendu.

“Apa ?!” Daizy tampak sangat terkejut, “Terus, kenapa kamu sedih, kamu juga suka sama dia kan ?”

“Hmm, masalahnya tuh cuma satu.”

“Apa ?”

“Aku cuma minta dia untuk enggak terlalu dekat sama Kak Rey, tapi dia malah lebih memilih Kak Rey dari pada aku.”

Raut wajah Daizy jadi masam.

“Bagus kalau dia lebih milih Kak Rey dari pada kamu,” jawab Daizy yang membuat Ruri jadi kecewa.

“Kamu belain dia ?”

“Aku enggak belain siapa pun, tapi coba kamu yang ada di posisi Kak Okan. Kamu mau ninggalin aku hanya karena orang yang baru dikenal ?” Daizy menghembuskan nafasnya, "Meskipun dia orang yang kamu cintai."

My Cold Neighbor [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang