Bab 30 Ruri dan Okan

2.7K 179 0
                                    

Hallo para readers🥰, aku ganti covernya nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo para readers🥰, aku ganti covernya nih. Semoga kalian suka ya❤️🎉.

.
.
.
.
.
Happy Reading❤️


“Heh, bisa-bisanya kalian ngomongin sahabat gue di depan gue !” Ruri menggebrak meja sehingga atensi Okan dan Rey tertuju kepadanya. Bukan hanya mereka, tapi semua pengunjung restoran yang ada di sana.

“Lo bisa pelan-pelan enggak sih kalau ngomong, lo enggak malu dilihatin semua orang ?” Okan melirik ke sekeliling dan diikuti Ruri. Ruri bisa melihat semua pengunjung yang ada di sana menatapnya tidak suka.

Dengan terpaksa, Ruri memutuskan untuk kembali duduk. Namun, raut wajahnya masih menatap Okan dan Rey tidak suka. Begitu pun Rey, ia menatap Ruri dengan sinis. Okan yang merasa berada di antara perang dingin ini hanya bisa menghembuskan nafasnya lelah. Ia merutuki dirinya sendiri karena membahas hal itu di hadapan Ruri.

“Biar gue kasih tahu ya, lo enggak usah ganggu Daizy lagi karena dia udah punya pacar !” ucap Ruri dengan tatapan tajam yang menusuk ke manik mata Rey.

“Siapa ?!” tanya Rey dan Okan secara bersamaan. Tapi, Rey lah yang paling terkejut.

“Kak Aldafi, kalian tahu dia kan ?” Ruri melipat kedua tangannya di depan dengan tatapan sinisnya.

Rey dan Okan membeku di tempat. Rey tampak sangat terpukul dan kecewa. Ruri yang melihatnya merasa sangat senang, meskipun ada rasa bingung mengapa Rey bisa bereaksi seperti sekarang ini.

Tiba-tiba Rey berdiri, ia menatap Ruri sekilas dengan tatapan kosongnya, lalu pergi dari sana. Okan berusaha mencegatnya, namun ia mengurungkan niat karena ia sangat tahu jika saat ini Rey membutuhkan waktu untuk sendiri.

Rey berjalan dengan lunglai, ia menabrak meja yang ada di depannya sehingga terjatuh. Namun, dengan segera Rey bangun dan pergi dari sana.

“Apa-apaan reaksinya itu, kalau enggak cinta enggak mungkin dia kayak tadi. Dasar manipulatif !” batin Ruri.

“Hey ?” Okan mengibaskan kedua tangannya di depan wajah Ruri. Ruri pun tersadar dari lamunannya dan melihat sudah banyak makanan di depannya.

“Makan,” suruh Okan.

“Hah, b-beneran ?” tanya Ruri dengan raut wajah cengo.

“Iyalah, udah dipesen masa mau dibuang."

Ruri melihat satu persatu makanan itu, sama persis seperti yang sering ia lihat di tv. Ukuran makanannya kecil hanya menghabiskan sebagian tempat dari piring yang digunakan.

My Cold Neighbor [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang