Bab 57 Kebohongan Ibu

2.4K 189 5
                                    

.
.
.
.
.
Happy Reading❤️

Tanpa sadar Aldafi menahan nafasnya saat wajah Daizy mendekati wajahnya. Aldafi mendorong kening Daizy dengan jari telunjuknya agar menjauh.

“Eeeh,” seru Daizy.

“Ke-gr an banget lo !” Aldafi mengalihkan pandangannya dari Daizy. Ia berpura-pura sedang sibuk dengan kegiatannya sendiri.

“Iya lah, Ruri enggak tahu kalau aku ada di sini, aku enggak bilang kalau ada di mall,” ujar Daizy kesal, “Lagi pula, tadi aku lihat kamu ngikutin aku sama Kak Rey dari arena permainan ke tempat reparasi.”

Daizy tersenyum miring, ia melipat kedua tangannya di depan dada, “Kamu enggak bis....”

“Ssstt, bawel,” Aldafi berdiri di depan Daizy sambil menaruh jari telunjuknya di bibir Daizy.

Tubuh Daizy langsung mematung, matanya terbelalak menatap Aldafi. Suara Aldafi yang tiba-tiba berubah menjadi deep mampu membuat jantungnya berdetak tiga kali lebih cepat dari biasanya.

Aldafi kembali menaiki motornya dan bersiap untuk pergi, namun Daizy masih belum sadar dari keterkejutannya.

“Heh, mau pulang enggak ?” Aldafi menyenggol tangan Daizy. Daizy langsung tersadar dan dengan kikuk dia menaiki moto Aldafi.

Aldafi menaikkan sudut bibirnya, “Rasain !”

Langit mulai menggelap saat mereka berada di perjalanan. Waktu untuk pulang yang seharusnya hanya setengah jam, harus bertambah akibat macet yang sangat parah.

 Daizy berusaha untuk mengalihkan pikirannya. Ia melihat ke sekeliling berharap ada sesuatu yang mengalihkan perhatiannya. Tiba-tiba matanya menangkap cahaya lampu yang berkelap-kelip di taman. Air mancur yang cukup besar berada di tepat di tengah taman, tampak mengeluarkan air dengan berbagai warna akibat pantulan cahaya lampu yang ada di sekitarnya.

“Waaaw,” Daizy berdecap kagum.

Aldafi melihat Daizy yang tampak menganga dari kaca spion. Ia mengikuti arah pandang Daizy dan ikut terhanyut dalam keindahannya.

“Mau ke sana ?”

“Mau !” jawab Daizy dengan antusias dan cepat.

Aldafi membelokkan motornya menuju taman. Daizy langsung turun dari motor dan melepas helmnya. Matanya tidak beralih dari air mancur yang tampak cantik di malam hari itu.

Daizy langsung berlari menuju air mancur dan Aldafi mengikutinya dari belakang. Daizy mengulurkan tangannya ke sana dan air mengguyur tangannya.

“Kamu coba juga dong, rasanya bikin tenang,” ajak Daizy ke Aldafi.

“Enggak usah,” jawab Aldafi.

Daizy menarik tangan Aldafi ke arah air dan air membasahi tangannya. Awalnya Aldafi menolak, namun Daizy berusaha untuk mempertahankan posisinya.

“Gimana, enak kan ?” tanya Daizy.

“Biasa aja,” sahut Aldafi.

“Dasar, enggak asik !” gumam Daizy, ia kembali mengulurkan tangannya ke air mancur.

Daizy menutup matanya merasakan air yang jatuh ke tangannya. Entah mengapa, ia merasa tenang ketika bermain air, kedua sudut bibir Daizy naik ke atas. Tiba-tiba muncul ide jahil di otak Daizy, ia mencipratkan air ke Aldafi.

Aldafi yang terkejut refleks menutup matanya, lalu ia kembali membuka mata dan menatap Daizy dengan tajam. Sedangkan yang ditatap hanya nyengir ke arahnya.

Aldafi membalas Daizy dengan mencipratkan air lebih banyak ke Daizy, akhirnya terjadilah perang saling menciprat air. Mereka tampak asyik sendiri sampai tidak sadar jika sedang menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di sana.

My Cold Neighbor [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang