Bab 45 Membuka Luka Lama

2.6K 196 7
                                    

.
.
.
.
.
Aku ngetiknya sambil emosi juga nih, wkwk
Happy Reading❤️

“Kamu tahu dari mana ?” Daizy sangat terkejut karena Aldafi bisa mengetahui hal tersebut. Sempat terbersit pikiran jika Aldafi ikut dalam rencana mereka.

“Kamu enggak ikutan dalam rencana mereka kan ?” tanya Daizy lagi, ia menyipitkan matanya.

“Bodoh,” jawab Aldafi, “Kayak enggak ada kerjaan aja !”

Daizy tersenyum kecut mendapat jawaban menohok dari Aldafi. Memang bodoh jika berpikir jika Aldafi turut andil dalam rencana itu.

“Terus ?”

“Enggak penting, lo jawab dulu pertanyaan gue !” ucap Aldafi yang mulai kesal.

“Kacau,” sahut Daizy singkat. Ia menghembuskan nafasnya sambil melihat ke arah langit yang sangat gelap tanpa kehadiran bulan dan bintang.

Aldafi melihat ke arah Daizy, ia menatap Daizy dengan lekat. Daizy menoleh ke arah Aldafi, lalu ia tersenyum tipis.

“Aku boleh cerita enggak ?” tanya Daizy.

“Gak !” jawab Aldafi singkat.

“Jadi dulu waktu aku masih SMA, aku suka sama Kak Rey. Dia baik banget ke aku, peka, pengertian ....”

“Huuft,” Aldafi menyandarkan punggungnya ke kursi dengan malas. Meskipun ia mengatakan jika Daizy tidak boleh bercerita, ia akan tetap bercerita.

“Dia selalu tersenyum dengan ramah dan selalu menerima apa pun yang aku kasih dengan senang hati. Aku pikir dia menyukai aku juga, jadi aku bertekad untuk memberikan dia coklat setiap minggu,” Daizy tersenyum dengan kecut. Matanya mulai berkaca-kaca ketika menceritakan kisah masa lalunya yang artinya ia juga membuka luka lamanya.

“Aku selalu berpikir kalau aku dan Kak Rey pasti bisa bersama selamanya sampai akhirnya hari itu tiba, hari di mana semua terlihat dengan jelas.”

Daizy menarik nafasnya bersiap-siap untuk menceritakan inti masalahnya. Aldafi mendengarkan Daizy dengan saksama dalam diam. Siapa yang menyangka jika ternyata dia adalah pendengar yang baik.

*Flahback on

Daizy berlari dari kelasnya menuju kelas Rey yang terpaut jarak cukup jauh. Suasana sekolah sudah sepi karena sudah waktunya para siswa dan siswi untuk pulang.

Daizy memberhentikan kakinya tepat di depan kelas Rey. Ia menarik dan membuang nafasnya beberapa kali untuk menghilangkan rasa gugup yang menjalari hatinya. Ini adalah hari yang spesial untuk Daizy karena ia memutuskan untuk menyatakan perasaannya kepada Rey.

Daizy menyembulkan kepalanya ke dalam kelas Rey dan menemukan Rey sedang sibuk dengan handphonenya. Satu yang Daizy tidak perhatikan dari Rey, ia tidak melihat raut wajah Rey yang sangat serius.

Daizy mendekat ke arah Rey, lalu ia menjulurkan coklat batangan dengan pita berwarna hijau di ujungnya. Di atas pita itu terdapat kertas kecil yang berisi ungkapan perasaan yang sangat besar milik Daizy.

“K-kak, i-ini coklat u-untuk kakak,” ujar Daizy dengan terbata-bata. Tangannya juga gemetaran. Rey melihat ke arah Daizy sekilas, lalu ia mengambil coklat itu dari tangan Daizy.

“Hm, makasih,” jawab Rey tanpa senyuman.

Hati Daizy menjadi nyeri melihat perlakuan Rey tidak seperti biasanya. Namun, ia masih mencoba untuk memakluminya dan memaksakan senyum di bibirnya.

“J-jangan lupa dibaca ya suratnya,” Daizy berusaha dengan keras untuk mengatakan hal tersebut, tapi sepertinya Rey tidak mendengarkannya.

My Cold Neighbor [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang