Tama sedang berada di dalam mobilnya, Jeffry sudah kembali sejak tadi tapi karena Tama melihat seseorang mengikuti mobil Jeffry ia memutuskan untuk mengikutinya juga.
Namun di tengah jalan ia memutuskan untuk berhenti karena sepertinya orang itu tidak mengikuti Jeffry lagi. Tama merogoh tasnya lalu mengambil handphone miliknya.
"Felix? tempat biasa ya, gue sendirian beresin aja tempatnya gue gamau berantakan oke"
Setelah mematikan teleponnya ia mengambil permen miliknya lalu mulai memakannya, Tama mulai menjalankan mobilnya ia menyusuri jalan sepi dan cukup jauh dari perkotaan.
Setelah setengah jam ia berkendara tibalah ia di bisa di bilang markas miliknya, dimana semua anak buahnya tinggal dan bekerja saat mereka di Indonesia.
Ia memarkirkan mobilnya, belum sempat ia memegang gagang pintu mobilnya pintu itu sudah di bukakan oleh seseorang berambut hitam legam"annyeonghaseyo, eoseooseyo sajangnim" Ucap lelaki itu sambil membungkuk 90° kearah Tama.
"You can call me Tama, Tidak perlu menggunakan bahasa formal atau bahasa Korea disini" Ucapnya tegas, tak lama setelah ia turun dari mobil Felix datang menyambutnya.
"Lee hyung! apa kabar denganmu?? lama tidak bertemu, kau sudah jarang menghampiri tempat ini hyung" Ucap Felix sambil menarik tangan Tama untuk masuk.
"Baik Lix, aku sedang sibuk kuliah sekarang, kau tau kan? penyamaran ku tidak boleh gagal hanya karena ingin bermain dengan dirimu" Tama tersenyum dan mengusak surai merah Felix.
Yaa Felix adalah anak buah yang merangkap seperti adiknya, Felix di rekrut oleh Theo ketika ia berhasil menangkap gembong narkoba besar di Australia, ternyata Felix adalah anak dari anak buah gembong narkoba tersebut dan Theo memutuskan untuk merekrutnya.
"Btw hyung ada urusan apa kemari? tumben sekali, sendirian pula dimana Tenni hyung?" Felix mulai mencerca Tama dengan banyak pertanyaan.
"HYUNG~" Teriakan seorang perempuan berhasil memecahkan kehebohan Felix.
"Yeraaa!! Apa kabarmu cantik??" Tama langsung menampiri Yera dan memeluknya.
"Aku baik baik saja" Yera, gadis kecil yang dulu selalu menganggu Tama kini sudah besar! Yera lebih senang memanggil Tama dengan "hyung" bukan "oppa"
"Kau sudah besar sekarang, terakhir aku melihatmu kau masih sekolah menengah" Lea melepaskan pelukannya dan mengusap kepala Yera.
"Sekarang aku sudah sekolah menengah atas dan aku berencana melanjutkannya di Indonesia" Yera sangat bersemangat ketika orang tuanya mengizinkan ia untuk melanjutkan pendidikannya di Indonesia.
"Baiklah, sekarang aku harus berbicara dengan Felix dulu oke?" Lea mengusak kepala Yera lalu pergi meninggalkannya.
"Felix, Theo pernah meminta kau untuk mengurus seseorang bukan? dan bagaimana tentang mayat yang aku berikan saat itu?" Tama memasuki ruangannya dan duduk di sofa ruangan tersebut.
"Mereka orang bayaran hyung, tidak ada yang mereka ketahui. Dan tentang mayat itu tim NFS kita berkata mereka bukan orang Indonesia, kemungkinan besar orang China atau Korea" Felix mulai membuka buks berkas yang ia bawa.
"Ah iya! untuk orang orang bayaran itu ternyata mereka suruhan Arthur aku mengetahuinya dari seseorang yang membayar merrka, Wahh benar benar gila mereka tidak akan pernah berhenti mencari masalah dengan kita hyung" Felix memberikan berkas tersebut kepada Tama, Sedangkan Tama hanya fokus membaca lembaran kertas tersebut tanpa mau merespon apapun.
"Untuk mayat mayat itu, kami masih menyelidiki siapa mereka karena dari barang yang mereka bawa tidak ada tanda pengenal ataupun telepon genggam dan semua pakaian mereka tidak bermerek, terlalu sulit untuk melacak mereka"
"Lalu? apakah kau memiliki sebuah tebakan? aku tau kau selalu mempunyai hal itu Felix" Tama menyilangkan tanganya dan menatap Felix dengan serius.
"Errr sebenarnya ada banyak hyung, pertama bisa saja mereka anak buah Arthur atau Christian dan untuk yang ini jujur aku ragu mengatakannya tapi ini mungkin saja mengingat keluarga mu memiliki banyak sekali musuh hyung" Felix mengigit bibir dalamnya, ia ragu mengatakannya.
"Apa itu Felix? katakan saja"
"Err kemungkinan saja mereka anak buah Jung Yunho atau mereka adalah anak buah keluarga Jæxtr, karena setelah aku menyelidiki keluarga mereka ternyata sebagian besar keluarga mereka adalah musuh keluarga Lee dan" Felix ragu, ia menggantungkan perkataannya.
"Dan apa Felix? katakanlah jangan membuatku penasaran" Tama mendekatkan dirinya kepada Felix.
"Aku di beritahu bahwa ada kemungkinan seseorang yang menembak mati nyonya Lee saat kau di temukan ialah Jung Yunho, keberadaan ia sekarang masih menjadi misteri noona" Felix menyesal mengatakan hal itu, ia menggigit pipi dalamnya. Dalam hatinya ia merutukki perbuatannya.
"Terimakasih Felix atas informasinya, aku minta padamu untuk mengurus seseorang. Jeffry Agatha Djung, nyawanya akan terancam karena ia tadi terlihat dekat dengan diriku" Tama menyandarkan kepalanya di sofa, ia harus apa sekarang?
"Ah iya, jangan lupa urus masalah di restoran tadi. Ganti rugi orang yang mendapatkan kerugian dari tragedi tadi, mengerti?" Tama bangkit dan menunggu Felix begitu mendapatkan anggukan kepala dari Felix.
"Ah sialan aku mengingat kejadian itu lagi" Tama memegang kepalanya, ia benci hal ini.
a.s
hai aku up lgi ㅋㅋ
aku ada banyak ff lain, kalo aku pub kalian bakal baca ga?
banyak kan wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘
FanfictionBertemu denganmu adalah sebuah takdir, mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan tapi keadaan kita yang membuatnya rumit. Jaeyong + Johnten