Hasil pemeriksaan ruang bawah tanah dirumah Taeyeon membuktikan bahwa Tama pernah di sekap disana kurang lebih 4 - 5 bulan, diliat dari sisa sisa darah di lantai dan dinding, helaian rambut yang berada di sarung bantal di sel itu.
Tapi.. Dimanakah Tama? itulah yang menjadi pertanyaan besar bagi semua orang! Terutama Jeffry, Theo dan Marsello tentunya.
"Kakek.. aku mencurigai Chanyeol" Theo membuka mulutnya dan memecahkan keheningan yang ada di ruangan itu.
"Maksudmu?" Marsello meminta penjelasan dari cucunya itu.
"Uhmm.. setelah Chanyeol datang untuk membujuk Taeyeon agar melepaskan Taeyong, dua hari setelahnya ia benar-benar tidak ada kabar dan Taeyeon ditemukan tergantung? apa itu masuk akal??" Jeffry menyetujui hal itu, karena ia memang sudah curiga pada Chanyeol.
"Johnny, coba kau periksa dimana Chanyeol pada waktu dua hari itu" Ujar Jeffry, Johnny langsung bergegas untuk menyelidiki.
"Kek! apakah kau ingat dengan seseorang bernama Arthur?" Marsello menganggukkan kepalanya.
"Kita perlu mencurigai Sehun juga bukan? aku baru tau namanya saat kalian memberitahukan kronologi penyerangan di markas Tama yang lama! Sehun adalah laki laki yang aku hajar abis abisan di supermarket, ia juga membenci Tama dan setelah aku selidiki dia teman dekat Chanyeol.." Marsello hanya menganggukkan kepalanya saja dan enggan untuk berkomentar.
"Chanyeol, Arthur, Sehun.. ketiganya memiliki motif yang kuat untuk melakukan hal ini" Ucap Jeffry dalam hatinya.
Sementara di tempat lain yang ternyata tak jauh dari tempat Jeffry, Johnny, Theo dan Marsello berkumpul. Orang yang mereka cari cari selama ini sedang di sekap..
Ya.. benar Tama, ia lagi lagi di sekap dengan keadaan kandungannya yang sudah berusia enam bulan otomatis perutnya sudah membesar saat ini!
Sialnya orang yang menculiknya kali ini membuat tempatnya persis seperti tempat Tama dulu di sekap oleh Chanyeol.
"Akhh.." Tama merasakan kram di perutnya, ia kembali di borgol dan di ikat kali ini penculiknya lebih kejam! ia sudah mendapatkan banyak pelecehan seksual saat tiba disini, Tama tak berhenti menangis sejak dua hari lalu..
"Hikss.. eomma tolong Tama" Bibirnya yang berdarah terus menerus mendesis menyebutkan nama ibundanya, ia tak mengerti mengapa ia tetap hidup meski hampir satu tahun di sekap dan di siksa belum lagi dalam keadaan mengandung..
"Sakithh, hikss.. kak Jeje maafin Tama" Tama merasakan kepalanya yang terasa sangat berat dan perlahan-lahan ia mulai kehilangan kesadarannya..
"TAMAA!!!" Jeffry tersentak dan bangun dari tidurnya saat ia melihat Tama yang terbujur kaku di atas lantai sebuah gudang dengan badan yang bersimbah darah.
Tubuh Jeffry bergetar dan berkeringat sangat banyak, ia mulai sadar bahwa itu hanyalah sebuah mimpi dan ia mencoba untuk menetralkan emosinya.
"Hhaahhh... hhahh cumaa mimpi Jeff, Tama dan anak kita baik baik aja. Gua yakin mereka kuat!" Baru saja Jeffry ingin bangun untuk mandi teleponnya berdering menampilkan nama Theo di layarnya.
"Iya kenapa?" Jawab Jeffry.
"Gua menemukan sesuatu yang bisa menuntun kita untuk menemukan Tama" Mendengar hal itu, Jeffry langsung meloncat dari kasurnya dan melesat ke tempat Theo bersama dengan Johnny.
Sesampainya di sana, ia dapat melihat Theo yang sudah bersiap siap seperti ingin pergi.
"Mau kemana?" Ucap Jeffry.
"Menyergap pengkhianat.. Panggil anak buahmu yang terbaik, jika bisa yang ahli bela diri dan menggunakan senjata" Ucap Marsello yang tidak mau kalah, ia juga sudah mempersiapkan diri dengan berbagai macam alat yang menempel di tubuhnya.
Tak lama setelah itu sekitar limapuluh anak buah Jeffry datang ke tempat Theo, total ada seratus orang yang akan mengikuti aksi untuk menyelamatkan Tama. Semoga saja kali ini mereka mendapatkan hasil yang memuaskan.
A.s
mereka ngapain y?
btw, aku bakalan up setiap hari smpe end!
hari ini gaada double or triple update karena kemarin udah😼🙏🏾
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘
FanfictionBertemu denganmu adalah sebuah takdir, mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan tapi keadaan kita yang membuatnya rumit. Jaeyong + Johnten