our time?

536 74 4
                                    

Kak Jeffry

| Tama, sibuk ga?
| Bisa ketemu sama saya?
| Saya butuh temen cerita

Ehh?|
Bisa aja kak, mau dimana?|
Gausah jemput|

|Dateng aja ke sini
| - share loc -

Ok, otw kak|

Tama yang awalnya merasa risih dengan Jeffry entah mengapa sekarang ia malah merasa dekat dengan lelaki itu, sekarang contohnya dia langsung bersiap begitu Jeffry mengajaknya bertemu? ini adalah yang pertama kalinya Tama langsung bergegas ketika seseorang mengajaknya pergi!

"Mau kemana lo Le?" Theo bertanya karena ia melihat Tama bersiap menggunakan jaket leather dan juga helm full face miliknya.

"Diajak sama kak Jeje" Ucap Tama singkat, ia bahkan memiliki nama panggilan khusus untuk Jeffry setelah beberapa kali bertemu mereka semakin dekat.

"Hah?? Jeje siapa anjir"

"Kak Jeffry gelo" Theo tertawa begitu mendengar perkataan Tama.

"Hati hati pacarannya, ups!" Theo langsung berlari masuk begitu melihat Tama yang siap melempar sapu kepadanya.

Tama dengan motornya mulai melesat, melewati jalanan kota yang cukup ramai ia menuju tempat yang Jeffry kirim. Tak terlalu jauh hanya lima belas menit dari kediaman Tama. Ia memarkirkan motornya di depan sebuah rumah putih, ini benar-benar tempat yang Jeffry tunjukan.

Tama mengetuk pintu rumah itu untuk memastikan.

TOK
TOK
TOK

"Permisi, Kak Jee?" Tak lama setelahnya pintu rumah itu terbuka, Jeffry adalah orang yang membuka pintunya.

"Hai Tama" Jeffry menyapanya dengan senyuman yang manis.

"Hai kak Jee~" Tama menyapa kembali Jeffry yang berdiri di balik pintu menggunakan pakaian formal yang sedikit berantakan.

"Masuk sini, jangan di luar aja" Jeffry mempersilahkan Tama untuk masuk.

"Masuk sini, jangan di luar aja" Jeffry mempersilahkan Tama untuk masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Woah~" Mulut Tama membentuk huruf o setelah masuk kedalam rumah itu.

"Rumah siapa ini kak?" Tama menatap sekelilingnya dengan mata berbinar, lihat dia yang selalu menjunjung tinggi image "bad boy" ketika bersama Jeffry dia akan seperti ini.

"Rumah temen, saya pinjem bentar hahaha" Jeffry duduk di sofa kecil disana, ia menepuk tempat kosong disampingnya untuk mengisyaratkan Tama untuk duduk di sebelahnya.

Tama mendudukkan dirinya di sebelah Jeffry, ia menopang dagunya dengan tangan sambil menatap Jeffry.

"Mau cerita apa kak?" Ucapnya.

"Aah itu, sebenernya si saya juga bingung. Saya akhir akhir ini lagu banyak kerjaan jadinya saya banyak pikiran haha" Jeffry menatap mata Tama dengan tatapan penuh pujaan.

"Kalo banyak kerjaan di kerjain kak, kalo ada waktu luang kaya gini mendingan istirahat kenapa malah manggil aku?" Tangan Tama terulur untuk merapihkan helaian rambut Jeffry yang berantakan.

Semenjak pertemuan kedua mereka, Tama dan Jeffry mulai dekat. Tama tidak secuek awalnya, ia juga mulai berani melakukan skinship yang tentunya dengan izin Jeffry.

"Ini lagi istirahat, sambil menatap masa depan" Jeffry terkekeh melihat wajah Tama yang memerah.

"Kak apaan sih, btw udah makan?" Tama berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.

Jeffry hanya menggelengkan kepalanya.

"Mau aku masakin? makan dulu udah siang" Baru saja Tama hendak berdiri tangan Tama sudah di tarik oleh Jeffry.

"Kenapa kak?" Tama bertanya kepada Jeffry tapi Jeffry hanya diam saja sambil menarik tangan Tama dan membuat Tama kembali terduduk, ia meletakkan kepalanya di paha Tama dan mengusakan hidungnya di perut Tama.

"Sebentar, biarin saya begini dulu ya?" Jeffry memaksa untuk tiduran di paha Tama, Tama hanya bisa diam tanganya perlahan mulai mengusap rambut tebal Jeffry.

"

Tama, kalo saya suka kamu gimana?" Ucapan Jeffry membuat Tama tercekat mendengarnya.

"Ehh, ya ga gimana gimana dong kak" Tama tertawa canggung menjawab pertanyaan Jeffry.

"Tapi emang kamu gay?" Pertanyaan bodoh Jeffry Aghata Djung kembali muncul.

"Kalo aku straight sekarang kakak ga mungkin ngedusel gini sama aku" Tama terkekeh pelan.

"Udah berapa lama si dari kejadian hujan itu?" Jeffry menyamankan kepalanya.

"Sebulan ga sih? tapi kita jarang ketemu kan ya baru beberapa kali" Tama masih terus mengusap kepala Jeffry sambil sesekali memainkan surai yang lebih tua.

"Iyalah, kamu kalo saya chat balasnya dua jam kemudian. Kalo saya ajak ketemuan gapernah mau tapi giliran udah ketemu gamau pulang" Jeffry tertawa kecil melihat Tama yang salah tingkah.

"Apaan, mana ada kaya gitu. Kak ada rokok ga? asem mau ngerokok" Tama untuk kesekian kalinya ia mengalihkan pembicaraan mereka.

"Ada kayaknya" Jeffry merogoh kantong celananya, ia memberikan satu kotak rokok dan juga korek api kepada Tama.

Tama menyalakan rokoknya dan mulai menyesap nikotin itu.

"Ngerokok mulu, nanti mati aja"

"Mana ada mati ya kak, aku udah tiga tahun ngerokok masih hidup nih wlee" Tama menjulurkan lidahnya kearah Jeffry lalu kembali menyesap rokoknya.

Tama kaget karena Jeffry mengambil rokok miliknya.

"Kak ih kok diambil si!" Tama melihat Jeffry yang sedang menyesap rokok miliknya, baru saja ia ingin mengambil kembali rokoknya Jeffry sudah menghembuskan asapnya ke wajah Tama.

"Kamu kalo ngerokok sayanya di cuekin"




























A.s

hai~

hai~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang