Jeffry mengedipkan matanya, ia dapat menghirup aroma obat obatan, dia berada di rumah sakit rupanya.
"Jeff?" Johnny mencoba untuk memanggil nama Jeffry.
"Hm?" Jeff hanya merespon seadanya.
"Udah berapa lama gua pingsan?" Tanya Jeffry.
"Seminggu..luka lu cukup dalam dan lu kehilangan banyak darah karena memaksakan diri untuk menggendong Tama saat itu" Ucap Johnny, Jaehyun hanya mengangguk tanda mengerti.
"Tama? anak gua?" Johnny hanya tersenyum sendu.
"Tama masih belum siuman, anak lu.. anak lu cowo udah lahir tiga hari lalu karena tubuh Tama tak kuat lagi jadi dokter terpaksa mengeluarkan bayinya lebih cepat" Ucap Johnny pada Jeffry.
"Gua mau liat mereka John.." Jeffry langsung mendudukkan dirinya, Johnny hanya menggelengkan kepalanya dan membantu Jeffry untuk duduk di kursi roda.
ia mendorong kursi roda milik Jeffry ke ICU tempat Tama dirawat. Johnny meninggalkan ruangan itu membiarkan Jeffry bersama dengan kekasihnya itu.
"Cantik..buka matanya yuk?" Jeffry menggenggam tangan Tama yang dipenuhi luka luka.
"Kamu gamau liat dede bayinya?" Jeffry meneluspkan wajahnya di perut si cantik yang kini sudah rata.
"Hikss.. ayo buka matanya cantik, saya rindu sama kamu" Air mata Jeffry kembali menetes, sesak kembali mengisi dadanya. Dokter sebenernya sudah berpesan kepada Jeffry untuk tidak terlalu terbawa perasaan tapi apa boleh buat..
"Permisi.." Seorang perawat wanita datang ke ruangan Tama sambil menggendong bayi.
"I—itu anak saya?" perawat itu hanya menganggukkan kepalanya lalu memberikan bayi laki laki yang sedang tertidur pulas itu ke Jeffry.
"Jagoan daddy" Jeffry mencium pipi gembil putranya itu, tanpa ia sadari air matanya semakin deras mengalir.
"Terimakasih telah bertahan selama ini ya? daddy tau pasti kamu juga merasakan kesakitan saat di perut mommy ya?" Jeffry terus menciumi pipi bayinya dan syukurlah bayinya itu tidak terganggu.
Tapi si cantiknya masih enggan membuka netra indah miliknya yang sangat dirindukan oleh Jeffry. Bahkan sudah dua minggu sejak Jeffry sadar, cantiknya itu masih suka memejamkan matanya dan enggan membuka matanya.
Marsello harus terbang ke Italia untuk mencari keberadaan ayah Jeffry, jadi ia bahkan belum sempat melihay cicitnya lahir.
Setiap hari Jeffry datang keruangan Tama bersama dengan Mark kecil, Yaa bayi itu ia beri nama Mark Jung. Mereka berdua senantiasa setia menunggu Tama untuk membuka matanya.
Dokter berkata bahwa tubuh Tama masih mencoba mengembalikan kekuatannya makanya ia belum siuman hingga saat ini.
"Cantik.. sudah hampir satu bulan sayang, kamu masih enggan membuka matamu?" Jeffry duduk di kursi sebelah kasur Tama dengan Mark yang berada di dekapannya.
"Cantik.. Mark tidak sabar untuk bertemu dengan mommy nya~" Selama hampir satu bulan juga terus mengajak Tama berbicara, bergantian dengan Theo dan Felix sedangkan Johnny mengambil alih perusahaan untuk sementara karena Jeffry cuti.
"Cantik.. ayo buka matanya. Kita beli permen lagi, kita jalan jalan lagi kita bermain lagi bersama Mark. Sekarang kau tidak perlu takut karena tidak akan ada yang mengganggu keluarga kecil kita.." Jeffry lagi lagi meneteskan air matanya, ia sangat amat merindukan Tama.
"Ughhh.." Lenguhan keluar dari bibir mungil Tama yang terlihat pucat.
Tama membuka matanya perlahan dan mengedipkan matanya beberapa kali, Jeffry menggenggam tangan Tama namun dengan reflek Tama menarik tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘
ФанфикBertemu denganmu adalah sebuah takdir, mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan tapi keadaan kita yang membuatnya rumit. Jaeyong + Johnten