"KAK JEJEE BRENGSEK YA" Teriakan Tama menggema di seluruh rumahnya, membuat Theo merotasikan matanya ia muak sekali dengan keributan dua pasangan ini.
Sudah hampir satu Minggu Jeffry menginap disini dan enggan untuk pulang ke rumahnya hal itu membuat Theo muak dan berakhir dengan ia pergi ke apartemen Johnny.
Selama satu minggu itu Jeffry terus mengantar dan menjemput Tama untuk kuliah. Rumor tentang Tama yang menjadi gay sudah tersebar luas.
"Apa sih?? pagi pagi udah teriak aja hm" Jeffry datang dengan pakaian rapih, tentu saja ia harus bekerja walaupun lukanya belum sembuh total ia harus tetap bekerja bukan?
"Piscok aku kakak makan kan? minta di bunuh nih om om satu" Yang benar saja, Tama susah payah menyogok abang gorengan agar ia dapat membeli piscok mentah dan semuanya raib dimakan Jeffry?!
"Mati beneran nanti nangesss" Theo datang dengan wajah sinisnya, ia bosan melihat mereka bertengkar setiap hari.
"Emang gitu dia, padahal waktu saya sakit nangis nangis" Ucap Jeffry sambil terkekeh.
"Udah deh gue gamau liat kalian ribut jadi gue duluan yaa bhayy" Theo langsung kabur untuk menghindari hal yang tidak ia inginkan melihat Tama sudah siap melempar penggorengan panas beserta minyaknya kearah Jeffry.
"Sini deh kak, biar gue goreng sekalian lo. Kesel banget anjir di ungkit mulu" Tama mendekati Jeffry sambil membawa pisau dapur yang ia lihat ada di sebelah kompor.
"Ih cantiknya saya marah, gamau permen nih? saya beli yang baru kemarin rasa strawberry" Jeffry mengambil bungkusan permen yang ia letakan diatas meja makan seketika itu Tama meletakkan pisaunya lalu menghampiri Jeffry dengan mata doenya.
"Hehe"
"Kalo permen aja cepet kamu, tadi aja saya mau dimasak"
"Becanda kak, siniin permennya" Mata Tama tak lepas dari bungkusan permen itu.
"Bilang apa kalo mau permennya?"
"Give me your candy, please~" Jeffry tertawa terbahak-bahak melihat Tama yang sangat mudah di bujuk.
"Nih, jangan sehari habis ya" Jeffry memberikan bungkusannya lalu mengusak kepala Tama.
"Makasi" Tama langsung fokus pada permennya dan ya Jeffry itu nomor dua jika sudah ada permen.
"Ayo berangkat cantik, telat nanti lho" Jeffry mengusak kepala Tama yang sedang fokus pada permennya.
"Kak aku cowo yak!" Tama melemparkan tatapan sinisnya, ia beranjak ke kamarnya untuk mengambil barang-barang miliknya sebagai mahasiswa tentunya.
"Kan gaada yang bilang kamu cewe sayang" Jeffry berjalan keluar dan masuk ke dalam mobil miliknya.
Tak lama setelahnya Tama datang dengan berbagai macam barang.
"Banyak banget si barangnya" Ucap Jeffry sambil membantu Tama merapihkan barangnya.
"Tugas, ini semaleman ngerjainnya tau" iya semalaman karena Tama menggunakan sistem SKS "Sistem Kebut Semalam". Dan mari berterimakasih pada Jeffry yang setia menemani Tama mengerjakan tugasnya.
"Lagian bukanya dari lama di kerjain, sini dulu rambutnya berantakan banget potong aja kali?" Tama mendekatkan kepalanya, Jeffry merapihkan rambut Tama dan Tama secara otomatis membernarkan dasi Jeffry yang miring.
"Duh, nikah aja ga si kita Le?" Jeffry sudah mulai mengikuti Theo dan yang lainnya dengan memanggil Tama dengan nama pertamanya yaitu Lionel yang di plesetan menjadi "Le".
"Kalo mau seluruh organ kakak aku jual ke pasar gelap ayo nikah" Cara bicara Tama tak ada yang berubah semenjak mereka kenal hingga dekat seperti ini.
"Apa sih yang engga buat kamu"
Sesampainya di kampus Tama hendak turun ketika tanganya di genggam oleh Jeffry.
"Kenapa kak?" Tama menoleh ke arah Jeffry.
"Saya belum dapat morning kiss dari kamu" Kata Jeffry sebelum ia mendaratkan bibirnya di bibir Tama.
"Nah gitu dong, yaudah sana semangat kuliahnya lil prince" Ucap Jeffry, ia tersenyum hingga cacat pipinya nampak.
"Yes dapat"
"Apaan si kak Jeje gajelas" Tama pergi dari mobil Jeffry dengan semua barang bawaannya.
tak lama setelahnya handphone milik Jeffry berdering.
"Halo, udah dapet?"
"..."
"Hah?!"
"..."
"Yakin? udah di pastiin belum?"
"..."
"Saya otw"
Setelah menerima panggilan tersebut Jeffry bergegas menuju ke tempat yang ia tuju.
A.s
Jujurly, kalian tidak ingin komen gitu? berikan aku Kritik dan saran yang membangun:((
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘
FanfictionBertemu denganmu adalah sebuah takdir, mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan tapi keadaan kita yang membuatnya rumit. Jaeyong + Johnten