Tama getting mad

335 40 2
                                    

Ucapan laki laki itu membuat Tama menggetarkan giginya, ia tau siapa dalangnya!

"Mihh! mihh! ndyy ndyy~" Mark terbangun dan berceloteh ke ibunya, tangan mungilnya memegang sebuah permen yang ada di kantung baju milik Tama.

"Iya Sayang, Candy itu" Tama mengalihkan perhatian kepada Mark dan membenarkan cara pengucapan Mark.

Mark menganggukkan kepalanya kecil dan terkekeh. Laki laki di hadapannya mengambil kesempatan untuk mendekat dan mencoba untuk menyerang mereka sayangnya gerakan Tama lebih cepat darinya.

Tangan Tama menutup mata Mark dan tangan satunya menembakkan pelurunya kearah perut laki laki itu.

DUARR

Tama langsung menaiki motornya dan melesatkan motornya kearah markasnya bersama dengan Mark yang masih berceloteh tentang permen ditangannya.

Setelah kurang lebih satu jam di perjalanan ia tiba di markasnya dengan Jeffry yang sudah menunggu di gerbang markasnya dan enggan untuk masuk kedalam.

"Kak Jeje ngapain?" Tama turun dari motornya setelah ia memarkirkannya sembarangan.

"Nungguin kamu.. harusnya kamu duluan yang sampai" Jeffry mendekati tubuh Tama dan memeluknya dengan erat.

"Tadi ada yang mengikuti tapi aku berhasil menyingkirkannya" Ucap Tama, Jeffry mengambil alih Mark dari gendongan Tama dan memeluk pinggang ramping Tama.

"Mark sepertinya menyukai permen juga" Ucap Tama, Jeffry mendengar perkataannya hanya terkekeh.

"Aku rasa dia hanya menyukai bungkusnya yang berwarna-warni" Jeffry mengusap kepala Mark dan Mark hanya terkekeh kecil.

"MARKKKKK!!" Theo berlari heboh dari dalam markas menuju keluar begitu mendengar bahwa keponakannya itu datang kemari!

"Yak Theo pelankan suaramu!" Ketus Tama.

"Iya maaf nyonya Jung" Perkataan Theo berhasil membuat semburat merah di wajah Tama menyebar dengan cepat.

"Kau menginap disini?" Ucap Theo, Tama hanya memberikan anggukan kepala sebagai jawabannya.

"Chanyeol hyung, ia masih mencoba untuk mengganggu kita" Ucap Tama, Jeffry masih menggendong tubuh Mark dan sesekali mengajaknya berbicara.

"Benarkah? bukannya kabarnya Chanyeol hyung sudah di tangkap?" Ujar Theo, Tama menggidikan bahunya.

"Ia pasti punya komplotan, dan aliansinya pasti sangat luas" Jeffry kali ini yang menimpali.

"Pasti si, secara dia bukan orang sembarangan" Tangan Tama mengusap kepala sang putra saat tiba tiba Mark menekuk bibirnya dan siap menangis kapan saja.

"Mihhh~ cuuu" Mark mengerucutkan bibirnya dan mengulurkan tangannya kearah Tama, Tama yang mengerti pun langsung menggendong puteranya dan membawanya ke kamar miliknya.

"Aku masuk dulu, Mark harus di susui" Jeffry hanya mengangguk dan membiarkan Tama pergi ke kamar.

Tama terus menimang-nimang Mark sebelum ia meletakkan tubuh mungil Mark di kasur dan memberikan susunya, mata bulat Mark terus melihat kearah sekelilingnya ia baru pertama kali kemari!

"Mark melihat apa eung?" Mark seakan mengerti ucapan Tama, ia menggelengkan kepalanya dan mendusalkan wajahnya di dada sang mommy.

"Mihh bobo~" Tama melihat mata Mark yang sudah sayu itupun kembali memeluk putranya dan memberikan usapan lembut pada tubuh si kecil dan sedikit bersenandung untuk membuat Mark tertidur.

Selang sepuluh menit Mark berhasil tertidur di pelukan Tama, dia bahkan sedikit mendengkur.

"Pasti Mark lelah ya?" Tama menciumi pipi gembil putranya itu, tiba tiba ia merasakan tubuhnya di peluk dari belakang.

"Kak Jee~"

"Hmm" Jeffry hanya menggeram, ia meletakkan kepalanya di pundak si cantik.

"Kenapa aku ga denger kamu masuk?" Ucap Tama.

"Aku sudah berusaha untuk tidak bersuara agar Mark tidak terganggu" Ucap Jeffry, ia mendusalkan wajahnya di ceruk leher si manis.

"Cantik, i love you more than anything" Jeffry membisikkan kata-kata itu dengan suara beratnya dan berhasil membuat wajah Tama merah padam.

"I love you too mr. Jung, Thanks for being my husband" Tama membalikkan tubuhnya perlahan, ia membiarkan Jeffry di ceruk lehernya.

"Cantik.." Jeffry memanggil Tama dengan suaranya yang semakin berat.

"Iya?" Jeffry mengangkat kepalanya dan menatap netra Tama yang selalu ia puja selama ini.

"Boleh?" Jeffry meminta izin untuk melakukannya dan Tama menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.

"I love you, i love you so much!" Jeffry mengatakannya sambil menatap netra Tama lekat lekat, ia dapat melihat bahwa wajah Tama memerah ia mendekatkan wajahnya ke wajah Tama dan mulai menciumi bibir ranum Tama.

Ciuman itu sangat lembut, namun menuntut Jeffry mulai menghisap dan menyesap bibir Tama. Ia mulai mengigiti bibir Tama agar sang submissive memberikan akses lebih.

"Umphh" Lenguhan keluar dari bibir Tama, ia membuka mulutnya dan dengan cepat Jeffry melesatkan lidahnya dan mulai mengeksplor mulut Tama.

Tangan Jeffry menahan tengkuk Tama dan tangannya yang lain mulai menelusuri tubuh si cantik, ia mengusap perut Tama yang rata itu dan memainkan jarinya disana. Tangan Tama meremat kaus yang di gunakan Jeffry.

"Jeehh akhh" Desahan kecil keluar dari bibir mungil Tama ketika tangan Jeffry mulai memainkan puting susu miliknya yang belakangan ini menjadi favorite bagi Mark.

"Cantik.. kau sangat cantik, Tama aku sangat mencintaimu dan aku berjanji akan selalu menjagamu. Maaf sebelumnya aku gagal menjagamu dan anak kita" Jeffry membisikkan kalimat itu sebelum ia mulai menjilati telinga dan leher Tama dan membuat cantiknya itu kembali mendesahkan namanya.




























A.s
part 60 End bestie

spart 60 End bestie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang