Ini sudah larut dalam, Jeffry dan Tama berada di sebuah hotel akibat "Date" berujung pada mengejar kenikmatan bersama, Tama dan Jeffry sedang terlelap dengan keadaan telanjang bulat.
KRINGGGG!!
Handphone milik Tama berdering cukup keras membuat mereka berdua terbangun, Tama mengambil handphone miliknya untuk mengangkat telepon itu.
"Hmm, siapa?" Tama yang masih setengah tidur itu bersusah payah untuk tetap tersadar karena ia sangat mengantuk!
"Be careful Mr. Lee, this could be your last day" Tama hanya termenung mendengarnya, ia hanya berpikir bahwa itu telepon iseng dan tidak mengindahkannya.
"Siapa?" Jeffry bertanya kepada Tama.
"Orang iseng kali, gajelas banget. Udah ah aku ngantuk" Tama meletakkan kembali handphone miliknya dan kembali mendusalkan kepalanya di dada Jeffry.
Mereka kembali tertidur pulas, selang beberapa jam kemudian handphone milik Jeffry yang berdering. Jeffry mengangkatnya.
"Siapa?"
"Jaga saja laki laki yang berada di pelukanmu sekarang, bisa saja hari ini adalah hari terakhir kalian" Orang tersebut langsung mematikan panggilannya dan membuat Jeffry tertegun.
Jeffry mengeratkan pelukannya, ia menciumi kepala Tama. Tama pada awalnya tak merasa terusik dengan perilaku Jeffry tetapi semakin lama ciuman itu semakin intens dan berpindah ke lehernya.
"Ughh.. Kenapa kak?" Jeffry hanya menggelengkan kepalanya, ia hanya ingin melakukannya tidak bermaksud apapun.
"Saya dapat panggilan iseng juga hahaha, orang gabut banget ya?" Jeffry menjelaskannya sambil terus menciumi leher jenjang Tama.
"Dia bilang apa?" Jeffry kembali menggelengkan kepalanya.
"Bukan apa apa, tidur aja lagi kalau mau tidur baru jam 3 pagi" Ucap Jeffry, ia berhenti menciumi leher Tama dan mulai kembali memeluknya dengan hangat.
"Gabisa tidur kak, perasaan aku gaenak banget" Jeffry terus mengusap kepala Tama dengan lembut.
KRINGGGG!!!
Handphone milik Tama kembali berdering! Siapa yang iseng menelponnya jam 3 pagi?!
"Ah males ah, orang iseng lagi nanti" Tama enggan untuk mengangkatnya. Namun karena teleponnya terus berdering selama satu menit lebih jadi ia berpikir bahwa itu penting.
"Angkat sayang, kasian dia itu" Ucap Jeffry, Tama akhirnya mengangkat panggilan itu.
"HYUNGG!! INI AKU FELIX, MARKAS KITA DI SERANG 85% ANAK BUAH KITA TEWAS DI BUNUH SAAT TERTIDUR!" Felix melaporkan kejadian yang terjadi di markas mereka, hal itu membuat jantung Tama hampir berhenti.
Anak buahnya... Yera.. YERA?!!
"Apakah Yera baik baik saja?! Theo disana?!" Tama terus mencerca Felix dengan semua pertanyaan yang ada di kepalanya.
"I'm sorry hyung, Yera is dead. Tuan Theo tidak kesini selama beberapa hari, jadi dia aman. Kapan kau bisa kemari? kita harus pindah sebelum mereka kembali" Seluruh tubuh Tama membeku, Yera.. adik kecilnya tewas?!
"Aku akan tiba di markas pukul 6 pagi, aku sedang diluar! hubungi Theo bilang padanya jangan datang sebelum aku datang!" Felix Menanggapi tanda mengerti
"Tama? r u okay babe?" Jeffry berusaha keras untuk membuat Tama kembali nyaman walaupun usahanya sia sia karena air mata kekasihnya tidak berhenti mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘
FanfictionBertemu denganmu adalah sebuah takdir, mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan tapi keadaan kita yang membuatnya rumit. Jaeyong + Johnten