Ditempat lain Theo terbangun dari tidurnya di tempat duduknya, kenapa juga ten bisa ketiduran? Wajahnya sudah merah padam karena alkohol entah berapa banyak shot glass ia minum, padahal toleransi alkoholnya tinggi. Mungkin dia ingat pada masa lalu nya atau pada orang tuanya.
"Eh, jam berapa nih?" tanya Theo, ia berusaha mengumpulkan kesadarannya.
"Jam 2 pagi, eh udah bangun. Mau balik sekarang?" Johnny menatap Theo yang masih berusaha mengumpulkan kesadarannya.
"Aduh mampus Tama ngamuk nanti, ayo anterin gue balik" Theo langsung berdiri dan berlari dan ia terhuyung karena dia setengah sadar.
Greppp
Untung saja johnny dengan cepat menangkap tubuh mungil itu sebelum benar benar jatuh.
"Gausah pake lari, kalo jatuh nanti kepala lo kena ujung meja"
Ctakk
Johnny menyentil jidat Theo hingga sang empunya mengaduh karena sakit.
"Aduh, sakit" Theo menerjapkan matanya.
"Buka matanya yang bener, ayo gue anterin balik" ajak Johnny, ia masih memegang pinggang ramping Theo omong omong.
"Gue kan berangkat ama Lisa gue balik sama dia aja" Theo berusahal menolak tawaran Johnny.
"Lisa gabisa anter lu, Vera ama Wendy mabok parah, dia nitip lu ke gue karena lu ketiduran gue nungguin lu bangun tau" Johnny mencubit hidunh lelaki manis yang ada di dekapannya.
"Makasih loh bang" jawab Theo cengengesan, entahlah dia merasa nyaman bersama Johnny.
"Yaudah ayok balik, jangan tidur lagi gue gatau rumah lu" Johnny masih mendekap erat pinggang ramping Theo.
Theo dirangkul Johnny hingga ke luar club karena Theo tidak bisa berjalan dengan benar. Setibanya di luar club ternyata hujan sedangkan mereka harus berjalan ke parkiran dan ke mobil johnny.
"Yah ujan lagi aduh" Johnny mengaduh ketika merasakan rintikan air hujan mengenainya.
"Tunggu sini aja, gue yang jalan ambil mobil, diem diem aja disini ya" Theo hanya meanggukan kepalanya.
Saat Johnhy sedang pergi mengambil mobil, Theo tiba tiba meneteskan air mata, dia tiba tiba mengingat semua masa lalunya. Tentang kematian orang tuanya, hidupnya dan Tama yang tidak pernah aman dan tentang kejadian yang membuat Tama trauma itu adalah alasan mengapa Theo memutuskan untuk tinggal bersama Tama.
"Theo! Heh! Theo sadar, kenapa nangis loh?" tegur Johnny sembari menopang tubuh ten yang langsung lemas.
"Gapapa bang gue cuma keinget sesuatu" jawab Theo sembari mencoba berdiri dengan benar.
"Ayo masuk gue anter pulang" ucap Johnny sembari membopong badan Theo ke mobilnya.
"Bang, gw boleh nginep di tempat lu ga? ucap Theo kepada Johnny.
Theo tidak mau Tama melihat dia dengan mata sembap sperti ini, sudah cukup Tama berpikir keras untuk aman dari kejaran mereka, Theo tidak ingin membebani Tama dengan perasaanya lagi karena Tama pasti akan menemani dia semalaman jika Tama melihat dirinya seperti ini.
"Eh boleh aja si, apart gue ada 2 kamar kok" Johhny mengiyakan permintaan Theo.
"Yaudah bang gue ke tempat lu aja" Thro masuk ke dalam mobil Johnny.
*********
Tama berjalan sendirian masuk ke gang rumahnya, hujan sudah reda dan dia merasa ada yang mengikutinya namun dia tak berani melihat kebelakang, ia hanya berusaha untuk bertingkah laku seperti biasanya.
"Mereka, ga sinting kan ngikutin gue sampe sini?" Theo bergelut dengan pikirannya.
Tama tetap melanjutkan perjalanannya, sebelum ia merasakan bahwa ada yang memegang pundaknya.
Pukk
"Astaga mamaa!" Tama berteriak dan ia sudah bersiap memberikan tinjunya kepada orang tersebut.
"Hus! jangan berisik ini saya kak Jeff, saya ikutin kamu soalnya tadi dari supermarket mereka liatin kamu dan ikutin kamu, saya kira emang searah tapi kok ikutin kamu masuk gang, ada dua laki laki berbaju hitam hitam" Jelas Jeffry.
"Hah? Mereka nyari mati apa gimana? kok berani ngikutin gue" Ketus Tama.
"Mereka? Kamu tau kamu bakal diikutin?" tanya Jeffry sembari menatap Tama dengan tatapan penuh pertanyaan.
"Ahh, engga kak. Udah ya gue duluan kak" Tama memasuki kediamannya dan meninggalkan Jeffry disana.
"Oh, yaudah hati hati ya" Jeffry hanya memandangi pundak sempit Tama dari belakang.
Dan pada malam itu Jeffry memutuskan untuk memantau gang rumah Tama, entahlah apa yang membuat Jeffry seperti merasa ia perlu menunggunya di sana.
A.s
gaada yang banyak berubah
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘
FanfictionBertemu denganmu adalah sebuah takdir, mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan tapi keadaan kita yang membuatnya rumit. Jaeyong + Johnten