Sudah sore hari, matahari sudah hampir tenggelam dan langit sudah menampakkan penampakan senjanya yang indah dan bulan juga sudah menampakkan dirinya dan siap menggantikan posisi matahari.
Jeffry masih menunggu Tama keluar dari fakultasnya, ia sedang duduk di dalam mobil sembari memainkan handphonenya dan melihat akun Instagram Tama tentunya.
Memantau Tama adalah hal yang Jeffry gemari belakangan ini, padahal sebelumnya akun miliknya bahkan tak pernah ia buka.
"Kak Jejee!!" Jeffry endengar suara Tama dari luar mobil, ia memutuskan untuk keluar dan menghampiri Tama.
"Hai, gimana kuliahnya?" Jeffry menghampiri Tama dan mengambil seluruh barang bawaannya.
"Cape sii, tapi ya mau gimana lagi ya kan?" Tama menggidikan bahunya, ia masuk ke dalam mobil sementara Jeffry memasukkan barang-barang Tama ke kursi penumpang.
"Mau permen? saya beli lagi tadi pas mampir ke supermarket" Jeffry melemparkan bungkusan plastik kearah Tama, ia pindah dan duduk di kursi pengemudi.
"Thank you kak"
"My pleasure" Jeffry mulai menjalankan mobilnya, tak ada pembicaraan berarti sepanjang jalan ini hanya Tama yang bercerita tentang kuliahnya dan Jeffry yang mendengarnya tentunya dengan sedikit keributan karena Tama terus menerus membuka permen baru.
"Le, mau nge- date sama saya? terserah kamu mau yang gimana saya ikutin semuanya" Jeffry mengatakannya pada Tama sembari mengusak surai Tama membuat Tama bersemu.
"Jalan biasa aja kak, mau ga? kaya beli cilok atau makanan pinggir jalan lainnya naik mobil atau motor sekalian jalan jalan sampe malem gitu seru tau" Jeffry mendengarkan dengan serius.
"Boleh juga, saya ganti baju dulu berarti ya? kalo saya pake baju kantor nanti dikira kamu sama om om lagi" Ucapan Jeffry sontak membuat Tama tertawa terbahak-bahak.
"KAN EMANG KAKAK OM OM PRIBADI AKU GIMANA SI" Jeffry yang mendengarnya hanya tertawa canggung.
"Kak Jeje, aku boleh minta sesuatu ga?" Suara Tama berubah menjadi sedikit terbata bata.
"Boleh sayang, mau apa?"
"Eumm.. itu mau peluk kakak tapi di anu gimana ya bilangnya" Tama berbicara tersendat sendat sambil menggaruk kepalanya.
"Kamu mau saya pangku?" Ucapan Jeffry membuat Tama langsung menganggukkan kepalanya tanpa ragu ragu.
Walaupun akhirnya ia sedikit menyesali perbuatannya, ia malu sekali!
"Sini, tapi sebentar saya pinggirin mobilnya" Jeffry menghentikan mobilnya di tepian jalan yang untungnya tidak terlalu ramai.
"Sini, gausa turun langkah dari situ aja nanti saya angkat kamu" Jeffry melepaskan jasnya dan menepuk pahanya, Tama melangkah kearah Jeffry dengan wajah bersemu karena entah apa yang merasuki dirinya hingga ia berkata seperti ini.
"Gausah ngerasa malu, sama saya ini kalo sama yang lain baru kamu takut" Jeffry mengangkat tubuh Tama untuk menyesuaikan posisinya, sementara Tama sudah menelusupkan kepalanya ke leher Jeffry.
"Tetep aja kak, malu banget biasanya kan kakak yang manjain aku bukan aku yang minta" Ya memang seperti kenyataannya, Jeffry akan terus memanjakan Tama jika ia ada di dekatnya dan Tama tak pernah sedikitpun menolak
"Terus ini kenapa? tumben kaya gini" Jeffry kembali menjalankan mobilnya dan tangan satunya sesekali mengusap punggung Tama.
"Gapapa, lagi pengen peluk kakak aja. Kakak gausa ganti baju dulu pake baju ini aja, ka Jeje ganteng pake baju kerja" Tunggu, sejak kapan Tama menjadi jago menggoda?!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘
FanfictionBertemu denganmu adalah sebuah takdir, mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan tapi keadaan kita yang membuatnya rumit. Jaeyong + Johnten