Jeffry dan Tama sudah keluar dari rumah sakit setelah sebulan pemantauan kesehatan Tama, dokter memperbolehkan Tama untuk pulang!
Jadi, disinilah mereka dirumah Jeffry dengan Mark dan Tama yang berada di sebelahnya yang masih memejamkan matanya. Jeffry bangun dan menggendong Mark, bayi gembul itu semakin tampan menurut Jeffry.
"Morning baby boy!" Jeffry mencium pipi gembil putranya lalu meletakkan Mark di baby box dan ia mendekatkan dirinya kearah Tama, lalu mencium kening laki laki cantik itu.
"Good morning cantik, ayo bangun sarapan dulu" Jeffry mencium pipi Tama yang sudah mulai kembali gembil.
"Huaamhhhh" Tama menguap dan ia mendapatkan hadiah sebuah ciuman di bibirnya.
"Ih kakak!" Tama mengerucutkan bibirnya.
"Ayo mam dulu, hari ini Theo dan Johnny akan datang bukan?" Tama menganggukkan kepalanya dan membuat rambutnya bergerak lucu.
"Ayo bangun cantik" Tama justru mengulurkan tangannya.
"Gendong" Tama mengerucutkan bibirnya, ia belakangan ini menunjukkan sisi yang sangat manja ke Jeffry bahkan ke Theo juga..
Jeffry menggendong Tama ala koala dan membawanya ke ruang makan, Tama enggan duduk sendiri jadi yasudah Jeffry memangku nya membiarkan Mark yang masih tertidur di kamar mereka.
"Pagi!" Theo dan Johnny datang berkunjung, yaa hari ini adalah hari sabtu. Hari dimana mereka berkumpul bersama..
"Ayoo cantik, buka mulutnya makan dulu" Jeffry berusaha untuk membujuk si cantik untuk makan sayur.
"Yaampun, makan Tama. Nanti gua kasih tau kakek lhoo lu gamau makan, ntar Mark di bawa ke Prancis gimana?" Mendengar perkataan Theo, Tama langsung melahap makanannya dengan serius.
"Heh lu ya, jangan gitu dong!" Jeffry menegur Theo karena menghancurkan rencananya membujuk Tama dengan baik baik.
"Hahahahaha bucin lo Jeff" Johnny menertawakan bossnya yang menjadi bucin itu.
"Ngaca lo bego" Bukan, bukan Jeff itu suara Theo sendiri.
"Galak banget si" Theo langsung melenggangkan dirinya dan duduk di meja makan di sebelah Tama dan Jeffry yang masih dalam acara pangku memangku.
"Itu gamau turun apa?" Johnny menunjuk kearah Tama, sedangkan Tama hanya menggelengkan kepalanya karena memang ia sangat menyukai posisi dimana ia dipangku oleh Jeffry dan tangan Jeffry memeluk pinggang rampingnya.
"oeeekkk" Suara Mark menangis terdengar dari lantai bawah, Tama dengan cepat langsung turun dari pangkuan Jeffry dan naik ke kamar mereka untuk mengambil Mark dari baby box miliknya.
"Ssst... mommy disini yaa~" Tama turun dengan Mark kecil yang berada di gendongannya.
"Sini duduk lagi, cantik" Jeffry justru tak membiarkan Tama duduk di kursi? apa apaan keluarga ini? pikir Johnny.
"Dasar aneh!" melihat Tama yang duduk di pangkuan Jeffry dengan Mark kecil yang berada di dalam gendongan Tama.
"Iri bilang!" Ujar Jeffry, ia kembali menyuapi Tama dan Tama? ah ia menyusui bayi kecilnya, oleh karena itu Jeff tidak membiarkan Tama duduk sendiri, dan membiarkan Tama duduk dipangkuan ya dan memunggungi Johnny dan Theo.
Mereka melanjutkan pembicaraannya, tapi sayangnya Johnny dan Theo harus pergi siang tadi, sekarang keluarga kecil itu sedang duduk di sofa besar di ruang keluarga dengan Mark yang tidur di pelukan Tama dan Tama bersandar di dada Jeffry sambil menonton acara TV.
Tiba tiba pintu rumahnya terbuka dan menampilkan Marsello dengan pakaian formal.
"Kakek?!" Tama terkejut.
"Hai, Taeyong.." Marsello tersenyum tipis, ia menghampiri Tama dan melihat bayi laki-laki yang adalah cicitnya. Jeffry mengambil alih Mark dan membiarkan Tama memeluk kakeknya, lalu atensi Marsello kembali kepada bayi kecil yang ada di gendongan Jeffry.
"Siapa namanya?"
"Mark Jung" Ucap Jeffry singkat, Marsello membisikkan sesuatu di telinga bayi mungil itu.
"Apakah keluarga kita masih melakukannya?" Ucap Tama, dan dijawab anggukan kepala dari Marsello.
"Apa maksudnya?" Jeffry tidak mengerti.
"Membisikkan kalimat "Selamat datang ke dunia ini Mark Jung putera sulung Jung Jeffry dan Lee Taeyong, jaga diri baik-baik" itu saja si" Tama memberikan senyuman tipis.
"Itu sangat indah.." Marsello hanya tersenyum.
"Jung.. sebenernya aku kemari untuk memberikan hadiahku untukmu" Tama mendengarkan perkataan kakeknya mencebilkan bibirnya.
"Bukan untukku?" Marsello mengusak surai Tama.
"Aku akan mengirimkannya sayang" Tama hanya menganggukkan kepalanya.
"Apa itu tuan??"
"Panggil aku kakek, seperti Taeyong memanggilku. Kau menantukku sekarang" Marsello menepuk pundak Jeffry.
"Apa itu kek?" cicitnya pelan.
"Masuklah tuan.." Marsello sedikit berteriak, lalu seseorang masuk dari pintu rumahnya.
"Hey, My son" Jung Yunho, kehadirannya adalah hadiah yang indah untuk Jeffry.
"Ayah..?" Jeffry berlari menghampiri laki laki paruh baya itu lalu memeluknya erat.
"Iya.. Kau sudah dewasa, dan bahkan kau sudah memiliki putera?" Yunho memeluk erat tubuh putera semata wayangnya.
"Ayah mau melihat puteraku? ia sangat mirip denganku!" Jeffry menarik ayahnya untuk melihat cucunya.
"Siapa namanya?" Tanya Yunho.
"Mark Jung.." Ayahnya mengusap kepala Mark dengan lembut, Yunho mencabut sehelai rambut miliknya lalu meletakkan helaian rambut itu di leher Mark.
"Apa itu ayah?" Jeffry, Tama dan Marsello melihat kearah Yunho.
"Tradisi keluarga ayah, jika putra lahir kakeknya harus memberikan helaian rambutnya yang diartikan sebagai berkat untuk anak itu" Yunho memberikan senyuman tipis kearah Jeffry.
Tama terus tersenyum, ia tak menyangka bahwa anaknya membawa kedamaian dan kebahagiaan bagi orang sekitarnya..
A.s
Kok sepi banget vomentnya:( ramein dong, double update karena gregetan aja si
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘
FanfictionBertemu denganmu adalah sebuah takdir, mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan tapi keadaan kita yang membuatnya rumit. Jaeyong + Johnten