LIMA BULAN KEMUDIAN...
Kediaman keluarga Jung cukup ramai sekarang ini dengan Mark yang sudah berusia dua tahun setengah dan Baby J yang sudah lahir 5 bulan lalu, Baby J kini memiliki nama, yaitu Jung Jeno. Semua putra Jeffry di beri nama menggunakan nama Korea, mereka berencana untuk kembali ke Korea saat usia Jeno sudah 1 atau dua tahun.
Theo dan Johnny mengangkat seorang anak bernama Hendery, dia adalah anak dari salah satu komplotan Chanyeol yang orang tuanya mati diakibatkan oleh ke brutalnya komplotan Chanyeol sendiri. Usia kandungan Theo sudah tujuh bulan tetapi ia masih bisa mengurus balita seusia Mark. Sedangkan Tama terkadang masih kewalahan dengan kedua puteranya ini.
"Sst, Jeno jangan menangis yaa~ Mommy disini sayang" Tama sedang menggendong Jeno yang sejak tadi terus menerus menangis tanpa sebab.
"Mommy, dede nono thenapa?" Mark melihat ibunya yang kesusahan menenangkan sang adik, Tama sebernya heran mengapa Mark yang baru berusia dua tahun tapi sudah lancar berbicara.
"Dedenya nangis mulu nih Markeuu hyung, mau bantu mommy heum?" Mark menganggukkan kepalanya dengan cepat. Tama menidurkan Jeno yang masih menangis di kasurnya, Mark dengan cepat duduk di samping Jeno dan berbicara dengan bahasanya dengan Jeno.
"Dede nono, janan nangiss~ anti mommy ccedih lhoo" Mark mengusap air mata yang ada di pipi gembil adiknya itu, Jeno sangat amat mirip dengan Jeffry.
"Dede cupcup, kacian mommy tuu dede iatt deh mommy ccedih dede nangis" Mark menunjukk kearah Tama yang sedang duduk memperhatikan kedua puteranya berinteraksi.
Tangisan Jeno mulai reda, ia memegangi jari jemari sang kakak yang mengusap tubuhnya.
"Nahh gituu, janan nangis teluss" Ucap Mark, Jeno benar benar berhenti menangis! justru Tama yang ingin menangis sekarang.
Mereka tak menyadari bahwa sang kepala keluarga sudah berada di depan pintu kamar mereka sejak tadi.
"DADDY PULAANG!! YEAYY" Mark berteriak heboh, ia menghampiri sang ayah dan memeluknya. Jeffry menggendong tubuh Mark dan membawanya ke tempat tidur.
"Jagoan daddy nakal tidak?" Mark menggelengkan kepalanya.
"Tadii, Malk bantu mommy" Jaehyun tersenyum dan mengecup kening sang putra ia menurunkan Mark dan menggendong Jeno.
"Jagoan ayah yang ini nakal yaa?" Jeno yang di gendong oleh Jeffry justru mengusakkan hidungnya di dada sang ayah. Ia tak ingin jauh dari ayahnya!
"Cantik.. kenapa menangis?" Sebenernya Jeffry tau apa penyebabnya, ia hanya basa basi saja.
"Gapapa kok" Tama langsung memeluk tubuh Jeffry dan menyembunyikan wajahnya.
"Mommy janan nangis agii, Mark ccama dede nono ndda nangis kok" Ucap Mark, Mark mendekati sang ibu dan memeluk tubuh Tama dari belakang, seakan-akan mengerti apa yang ibunya rasakan ia menepuk punggung ibunya dengan tangan mungilnya.
"Ssst, sudah ya cantik? anak anak melihatnya" Tama mengangkat kepalanya, dengan cepat Jeffry mengusap air mata Tama ia tak ingin putranya melihat ibunya menangis.
"Sini Mark sama mommy ya" Mark menggelengkan kepalanya.
"Malk dda mau di gendong"
"Markk~" Daddy nya bersuara, ia paham bahwa Mark tidak ingin di gendong karena ia merasa bahwa ia sudah besar.
"Maaf mommy" Mark mendekati lagi ibunya dan mengulurkan tangannya, Tama tersenyum tipis dan menggendong tubuh Mark.
"Ayo kita makan malam!" Ucap Tama, ia sudah lapar sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘
FanfictionBertemu denganmu adalah sebuah takdir, mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan tapi keadaan kita yang membuatnya rumit. Jaeyong + Johnten