Seluruh anak buah Theo dan Jeffry sudah mengepung sebuah rumah mewah yang berada di sebuah perumahan yang berada di Bandung.
Mereka semua sudah bekerja sama dan mengevakuasi warga sekitarnya, lagi lagi Marsello berhasil membuat dirinya dikagumi anak anak muda yang berada di sekitarnya karena ia berhasil meyakinkan warga untuk menjauh dari area ini.
Marsello, Jeffry, Theo dan Johnny begitu juga dengan Felix masih berada di dalam mobil. Mereka berusaha menenangkan Jeffry dan meyakinkan bahwa dirinya bisa membawa Tama kembali ke pelukannya.
"Ayo nak, kau yang harus masuk ke dalam sana. Mereka tidak mengenalimu" Ujar Marsello, Jeffry dengan semua perlengkapannya bersiap memasuki kandang harimau sebenernya karena itu adalah kediaman Arthur dan tempat dimana dia dan anak buahnya yang adalah pecandu narkoba tinggal.
"Pe—permisi" Jeffry mengetuk pintu rumah itu, ia berpura-pura sebagai pemakai narkoba untuk dapat masuk kesana.
"Eh lo yang kemaren contact gua kan?" Seorang laki laki pendek keluar dari rumah itu dan menyambut kedatangan Jeffry, Jeffry hanya menganggukkan kepalanya.
Kamera pengintai yang ada di tubuhnya terhubung ke mobil milik Marsello, dan mereka dapat memperkirakan berapa lawan mereka dan berapa banyak pintu yang dapat di gunakan untuk kabur.
"Duduk aja" Ucap laki laki itu, Jeffry risih melihat betapa orang yang sudah tak sadarkan diri dan bahkan ia dapat mendengar desahan orang dari sini.
"Tenang Jeffry, fokus pada tujuan kita" Ucapan Johnny terdengar dari ear piece yang ia gunakan dan sayangnya tidak ada yang menyadari bahwa ia menggunakannya.
"Mau jenis apa bro? dan berapa banyak?" Seorang laki laki yang ia kenal muncul di hadapannya, itu Arthur.
"Kokain, 1kg. Ada?" Ucap Jeffry dengan santai, hei dia juga menekuni bisnis seperti ini jadi jangan ragukan dirinya.
"Hmm, banyak juga tapi tunggu ya di cek dulu" Ujar Arthur, ia baru saja berniat untuk bangkit berdiri tapi Jeffry berbicara.
"Gua ikut dong, gua mau liat kualitasnya" Dengan santainya Arthur menyetujui hal itu dan membiarkan Jeffry mengikutinya ke gudang yang berada di ruang bawah tanah.
Katakan saja Arthur bodoh, di karenakan ia membuka pintu yang salah dan mata Jeffry dapat menangkap sosok Tama yang sedang menangis di dalam sana, ia mencoba untuk menetralkan emosinya.
"Calm down Jeff!" Marsello dapat melihat hal itu dari kamera yang ada di tubuhnya!
"Tama.. dia sangat kurus" Jeff terkejut dengan apa yang ia lihat.
"Kenapa?" Tanya Arthur, Jeffry hanya menggelengkan kepalanya dan berjalan mengikuti perintah Arthur lagi.
"Wah bro, lu lagi beruntung nih! barangnya ada" Arthur menghitung jumlah plastik yang ada di gudang itu dan ia dapat memastikan bahwa barang yang Jeffry minta ada.
Jeffry justru tertawa kecil.
"Bodoh" Jeffry dengan cepat mengeluarkan pistolnya dan menembakkan pelurunya kearah perut Arthur tapi ia menghindari area vital lelaki itu untuk mengindari kematian Arthur.
Baru saja Jeffry ingin mendobrak pintu yang menuju ke sel Tama kepalanya di hantam sesuatu! untung saja ia tidak pingsan.
"Bodoh, aku sudah memberikan kau kesempatan!" Jeffry menendang luka yang ada di tubuh Arthur, dan ia menembakkan pelurunya lagi kearah kaki Arthur dan membuat laki laki itu terkapar.
Marsello memberi tahu anak buahnya untuk menyergap rumah itu sementara Arthur belum menyerah ia bangkit dan menusuk perut Jeffry menggunakan pisau yang ia miliki!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘
FanfictionBertemu denganmu adalah sebuah takdir, mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan tapi keadaan kita yang membuatnya rumit. Jaeyong + Johnten