Tama mengedipkan matanya ketika ia merasakan perut ratanya diusap berulang kali.
"Shh" Ia merasa geli dan ia melirik kearah belakang melihat pelakunya sedang memandangi jendela kamar mereka, Mark berada di box bayi sebelah mereka.
"Sayang.." Suara Tama berhasil memecahkan lamunan Jeffry.
"Kau terbangun? maaf aku menganggu tidurmu ya?" Jeffry dengan cepat menghentikan kegiatannya mengusap perut Tama dan memeluknya erat, mereka berdua sama sama masih naked omong-omong.
"Engga kok, emang udah bangun aja. Kamu kenapa?" Tama membalikkan tubuhnya dan mengusakkan hidungnya di dada Jeffry.
"Hanya merasa waktu sangat cepat berlalu" Jeffry mengusap kepala Tama dan memberikan usapan lembut di kepalanya.
"Aku juga tak menyangka aku punya putra sekarang.. berarti mimpiku waktu itu menjadi kenyataan" Ucap Tama, ia memainkan jarinya diatas dada sang dominan.
"Mimpi apa hm?" Jaehyun mengeratkan pelukannya dan mengusap pinggang ramping Tama.
"Eomma datang ke mimpiku dan berkata aku harus berbahagia dengan anak dan kekasihku.. saat itu kita sedang bertengkar akibat tragedi di markasku, yang aku tidak ketahui bahwa Mark sudah hadir di tubuhku saat itu.." Tama merasakan air matanya mengalir, ia menyesal karena tidak bisa menjaga dirinya sendiri.
"Hey cantik.. jangan menangis" Jeffry merasakan dadanya yang basah karena air mata Tama, ia menangkup wajah Tama dan menciumi seluruh wajah Tama dan mengusap air mata si cantik.
"Sudah ya.. jangan menangis oke? itu bukan salah kamu" Jeffry mengusap pipi Tama dan berusaha untuk menenangkan hati Tama, ia masih sedikit terisak.
Jeffry tidak bisa menahan diri lagi, ia meraup bibir Tama yang terus mengeluarkan iskaan kecil.
"Uhmmph!" Tama tak bisa melawan, ia hanya terkejut dengan perlakuan Jeffry yang tiba tiba ini, ia hanya mengikuti permainan Jeffry.
Tangan Tama mengusap dada Jeffry dan mengalungkan tangannya di leher Jeffry untuk menahan tengkuk sang dominan.
"Akhh" Tama kembali mengeluarkan desahannya ketika merasakan kejantanan milik Jeffry mulai terangsang akibat kegiatan mereka berdua.
"Jeff aghh" Tubuh Tama mulai menggeliat pelan dan tangannya meremat sprei kasur mereka ketika merasakan lidah Jeffry mulai menjelajahi tubuhnya. Jeffry menjilati lehernya dan meninggalkan jejak merah keunguan disana.
"Uhhmhh" Jeffry menggeram pelan, ia berhenti di puting susu milik Tama yang menegang seperti menantang Jeffry untuk bermain.
Jeffry meraup puting susu Tama, ia mengisap, menjilati dan mengigiti puting susu milik Tama. Sedangkan yang empunya sudah memejamkan matanya dan sudah meracau tidak jelas.
"Ahhh Jeff can i get morehh?" Tama dengan sisi binalnya mulai menguasai dirinya. Jeffry hanya tersenyum tipis mendengar perkataan yang keluar dari bibir Tama.
Jeffry memegangi penis Tama dan mulai mengocoknya perlahan, ia kembali naik dan menindih tubuh Tama ia kembali menciumi bibir Tama.
"Ughhh ahhh mhmmh" Desahan yang sejak tadi tertahan itupun lepas begitu saja dari bibir Tama. Ia tak bisa menolak sedikitpun sentuhan dari Jeffry.
"Ahh shithh!" Jeffry yang sepertinya mengerti arti desahan Tama pun mempercepat rangsangan ya pada tubuh Tama.
"Yyahh ughhh! ahh~ humhh" Tama mengalami orgasme pertamanya, Tama meraup udara sebanyak mungkin sementara Jeff tidak membiarkan Tama waktu untuk bernapas ia memasukan kedua jarinya kedalam lubang anal Tama.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘
FanfictionBertemu denganmu adalah sebuah takdir, mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan tapi keadaan kita yang membuatnya rumit. Jaeyong + Johnten