Tama sedang melihat lihat rak berisi cemilan ketika matanya tak sengaja menangkap seorang laki laki tinggi putih berpakaian formal yang agak berantakan masuk ke supermarket.
"Eh sialan, ganteng banget" kata Tama dalam hati, namun dia segera menepuk - nepuk pipinya agar sadar kembali.
Saat Tama sedang memasukan makanan yang ia beli matanya menangkap bahwa pria tadi ada di belakangnya sekarang, dia langsung cepat- cepat memasukan makanannya, namun pada saat ia mau mengambil permen favorite nya tiba - tiba ada tangan putih besar mengambil permen itu juga, padahal itu permen terakhir.
"Eh maaf om tapi ini saya duluan yang ambil" kata Tama sambil memandang laki laki itu dengan tatapan dingin miliknya walaupun kenyataannya ia merasa sedikit takut karena lelaki itu memiliki tubuh yang lebih besar dibandingkan dirinya.
Oke, jeff kaget.
"hah? Kamu panggil saya apa? Om?" sambil sedikit menganga mendengar dirinya dipanggil "Om".
"I- iya" oke, sekarang Tama takut, ia takut lelaki ini akan membawanya seperti yang pernah ia alami.
"Jangan panggil om, saya baru 24th panggil kak aja" Jeffry berusaha untuk berbicara seramau mungkin.
Jeff yang menyadarinya pun sedikit tertawa melihat Tama yang menunduk karena risih? atau takut? apakah Jeffry se seram itu?
"Gausah takut, saya bukan orang jahat hehe. Btw ini ambil aja permenya saya bisa beli di tempat lain" kata Keff sambil sedikit tersenyum dan memperlihatkan dua titik cacatnya, ia langsung menjauhkan tubuhnya dari Tama karena sepertinya Tama risih dengan dirinya.
Tama yang melihatnya menelan ludah kasar karena senyuman jeff.
"Ohh, yaudah makasih kak" Jawab Tama singkat ia tersenyum tipis.
"Aduh, mampus gue manis banget senyumnya" Jeffry sudah meletoy di dalam hatinya.
Tama pergi ke kasir dan membayar belanjaannya, sampai handphonenya berbunyi, itu panggilan dari Theo.
"halo Theo, kenapa?"
" Jangan kunci rumh ya! Gue ga bawa kunci, btw gue kayakny pulang telat nih, btw gue ketemu cowo ganteng banget ihhhh" Kata Theo heboh.
"Sama gue juga" Tama berbicara tanpa sadar.
"Hah? Sama apaan?" tanya Theo bingung.
"Hah?,eh kagaa ada apa apa kok hehe, yaudah rumah ga gue kunci, jangan pulang kemaleman lohh yaa!"
"Oke,nbyee"
"Byee"
Dan Tama baru sadar kalo hujan turun cukup deras dan sialnya Tama tidak bawa payung dan baju yang dia gunakan adalah baju kesayangannya! tolong garis bawahi KESAYANGAN
"Aduh hujannya deres banget sialan, kalo ditungguin gabakal bisa pulang. Yaudah trobos aja deh" Tama memutuskan untuk berjalan melewati hujan.
Tak lama setelah Tama berjalan menerobos hujan Jeff baru keluar dari supermarket dan dia melihat Lea berjalan hujan - hujanan sendirian dan ia melihat seseorang mengikuti Tama dari sebrang jalan, jadi Jeff masuk ke mobil dan mengejar Tama untuk menawarkan tumpangan .
"Hei!! Mau nebeng sama saya ga? " kata Jeff sedikit berteriak pada Tama.
"Gausah kak, makasi" Jawab Tama singkat.
"Gapapa ayo saya anter kebetulan searah, lagi pula bahaya kalo pulang sendirian" Ujar Jeffry, ia berusaha untuk memberi tahu Tama bahwa ada yang mengikuti dirinya.
"Beneran?" Tama mengerti, ia mengedarkan pandangannya dan menangkap keberadaan sosok itu.
"Iya, masuk aja" Jeffry tersenyum puas ketika ia melihat Tama mengerti maksudnya.
"Oh oke" Tama masuk ke dalam mobil Jeffry.
Semoga Tama tidak akan menyesali keputusanya menerima tebengan orang asing.
Melihat Tama kedinginan Jeff otomatis mengecilkan volume AC mobilnya dan melepaskan jas kantornya lalu diberikan kepada Tama.
"Nih pake, kalo ga kamu bakal masuk angin" kata Jeff sambil memberikan jasnya.
"Gausah kak, gue gapapa" Tama menolaknya dengan halus.
"Ga usah bohong, bibir kamu udah pucet gitu. pake atau saya pakein?" Jeffry memaksa!
"Bawel" bisik Tama.
"Nama saya Jeffry, kamu?" Jeffry memulai percakapan kembali.
"Tama, nama gue Tama" Tama hanya tersenyum tipis, enggan berbicara kembali.
Jeffry menganggukkan kepalanya "gemes".
"kenapa ka?" Tama melirik kearah Jeffry
"enggak kok hehe, btw ini masih jauh ga? Jeffry berusaha untuk mencairkan suasana.
"Engga, itu di depan berhenti aja, rumah gue tinggal masuk sedikit
"Oh oke"
"Btw, Jasnya gue cuci dulu ya" Ucap Tama sambil menepuk pahanya sendiri.
"Tapi cara balikinnya gimana?" Tama menatap Jeffry.
"Sini handphone kamu, saya kasih kontak saya" Ucap Jeffry lembut.
Tama memberikan teleponnya, ia melihat Jeffry meninggalkan kontaknya.
"Sudah nihh, hubungin itu aja kalo mau balikin, btw dah sampe nih, hati hati ya" Jeffry mengembalikan handphone Tama lalu tersenyum tipis.
"Eh iya makasih ya kak Jeff gue pulang dulu" Tama turun dari mobil Jeffry lalu meninggalkan mobil itu
"iya sama sama" Jeffry seperti orang gila sekarang, tersenyum tak henti hentinya.
"Padahal cowo, tapi manis banget"
A.s
Gimana ga takut kalo bentukan nya kek gini🌝🌝
Nothing special here
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘
FanfictionBertemu denganmu adalah sebuah takdir, mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan tapi keadaan kita yang membuatnya rumit. Jaeyong + Johnten