Keluarga Jeffry dan Tama sedang berkumpul di rumah Jeffry, kedatangan Marsello dan Yunho menjadi alasan utama berkumpulnya mereka sangat jangan lupakan Lee Jaejoong yang datang ke Indonesia untuk menjenguk dan menunggu kelahiran baby J.
Ya benar! usia kehamilan Tama sudah memasuki bulan terakhir, tinggal menghitung hari menuju kelahiran baby J!
"Mark akan punya adikk, Mark senang?" Marsello menggendong cicitnya itu, Mark menganggukkan kepalanya dan terkekeh geli.
"Opaa! dede Malk di pelut mommy!" Marsello menganggukkan kepalanya, tak lama Yunho datang dan mengambil alih Mark dari Marsello.
"Grandpa!" Mark memekik ketika ia di gendong oleh kakeknya Johnny dan Theo yang baru datang menghampiri Yunho dan Mark.
"Halo Uncle" Sapa Johnny sambil membungkukkan tubuhnya di hadapan Yunho.
"Hai John" Balas Yunho.
"Markeuu sama Uncle Theo dulu yuu, grandpa ingin bicara dengan daddy dan mommy dulu ya" Theo mengambil alih Mark. Yunho dan Johnny masuk ke ruang keluarga untuk berbicara.
Theo? dia lebih memilih bermain bersama Mark, malas mendengar pembicaraan mereka toh Tama pasti akan memberitahukan kepadanya nanti.
"Jadi.. siapa dia Tae?" Marsello membika pembicaraan mereka setelah Yunho dan Johnny duduk di sebelah Jaejoong sementara Marsello duduk di sofa sendirian di sebelahnya Tama yang bersandar pada Jeffry.
"Chanyeol hyung, kemungkinan besar juga komplotan Arthur dan mungkin juga anak buah Jung Taeyeon yang tak menyukai kami" Ucapnya tegas, ia telah menceritakan kepada keluarganya tentang gangguan yang mereka alami, terlebih lagi Mark sempat hampir di culik saat di supermarket, beruntung anak buah Tama peka jadi ia langsung mengambil alih Mark. Mark sedang aktif aktifnya jadi kadang Tama kewalahan mengurusnya.
Mendengar kabar itu kedua keluarga pasangan itu langsung datang ke Indonesia untuk memberikan perlindungan kepada keluarga kecil itu.
"Aku minta maaf karena aku tak bisa menjaga keluarga ku dengan benar" Jeffry menundukkan kepalanya, sebenernya ia tida bisa di salahkan karena memang musuh keluarga mereka cukup banyak.
"Itu bukan salahmu Jung, kau sudah melakukan yang terbaik untuk melindungi keluargamu" Marsello kembali bersuara, Jaejoong hanya diam ia tidak banyak berbicara karena bahasa Indonesianya tidak fasih. Ia hanya memberikan bantuan sebisanya.
Sedangkan Yunho, ia dapat membantu Marsello di karenakan aliansinya cukup luas bahkan sampai ke pemerintahan.
"Untuk keamanan kalian sampai Baby J lahir serahkan pada kami Jung, kau fokus pada keluargamu saja, serahkan pekerjaanmu kepada Johnny untuk sementara" Johnny hanya menganggukkan kepalanya, ia siap membantu Jeffry kapan saja. Theo pun begitu.
"Perusahaan akan aman bersamaku, markas dan bisnis Tama serahkan pada Theo untuk sementara jika kau tidak bisa menjaga Tama aku dan Theo bisa membantu kalian, toh kandungan Theo masih kecil" Ucapan Johnny berhasil membuat semua orang disana menatapnya dengan tatapan terkejut.
"Ah iya, aku lupa memberitahu kalian. Theo mengandung usianya sudah sekitar dua bulan" Johnny menggaruk kepalanya, ia lupa memberitahu keluarganya.
"Selamat John" Jeffry yang pertamakali mengucapkannya, Johnny hanya tersenyum tipis.
"Selamat John, aku akan mengucapkannya pada Theo nanti" Tama menimpali.
"Selamat untukmu John" Yunho, Jaejoong dan Marsello ikut memberikan kata selamat pada Johnny yang sebentar lagi akan menjadi ayah juga.
"Tamaa~" Theo memasuki ruang keluarga itu dengan Mark yag bergelantungan di kaki Theo.
"Mommy! candy Malk candy!" Mark berlari dari Theo menuju ke Tama sambil mengadahkan tanganya.
"Mommy candy!!" Tama menggelengkan kepalanya.
"Mark sudah makan dua tadi, nanti giginya sakit bagaimana?" Mark mengerucutkan bibirnya, ia ingin permennya.
"Mommy~ please candy heumm?" Mark berusaha untuk membujuk ibunya dengan wajah melasnya, Tama tetap tegas menggelengkan kepalanya.
"Daddy~" Sang putra meminta bantuan ayahnya tapi sang ayah juga menolaknya.
"Bagaimana kalo Mark makan watermelon bersama daddy?" Ucap Jaehyun, anaknya itu hanya menatapnya kebingungan.
"Apaa? Wa.. Watel melon? Apasi dadd?" Mark memiringkan kepalanya, ia tak bisa menyebutkan kata yang ayahnya sebutkan itu.
"Watermelon sayang, semangka" Ucap Jeffry. Para lelaki dewasa disana menertawakan Mark yang berusaha untuk menyebutkan kata yang ayahnya sebutkan.
"Mangka?" Jeffry kesal melihat puteranya tak bisa menyebutkan kata itu.
"Mark ikutin mommy ya??" Mark menganggukkan kepalanya.
"Wa"
"Waa" Ucap Mark sambil menunggu kelanjutannya.
"Ter"
"Tel"
"Me" Tama tersenyum melihat anaknya yang mau belajar hal baru itu.
"Melon?" Tama menganggukkan kepalanya.
"Waa ter melon" Ucap Tama perlahan.
"Watelmelon?? Watelmelon" Ucap Mark, Tama menganggukkan kepalanya dan memberikan tepuk tangan kepada Mark yang berhasil mengucapkan kata itu walaupun masih cadel.
Dan semua orang di sana ikut memberikan tepuk tangan kepada Mark, dan Mark tersenyum bangga karena ia berhasil mengatakannya.
"Ayoo Dadd!" Mark menarik tangan sang ayah, Jeffry meninggalkan ruangan itu dan menggandeng Mark ke dapur untuk mengambil semangka yang sudah membuat Mark penasaran.
A.s
JENO DEBUT BORR.
BTW NEXT CHAPTER IS THE LAST CHAPTER 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘
FanfictionBertemu denganmu adalah sebuah takdir, mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan tapi keadaan kita yang membuatnya rumit. Jaeyong + Johnten