Di tempat lain Tama sedang duduk di dalam cafe, dia duduk dekat jendela dengan laptop, segelas kopi dan sepiring kue redvelvet kesukaanya, ada milkshake strawberry dan ada sisa 2 permen lolipopnya di sebelah laptopnya, mungkin ia akan membeli lagi setelah pulang dari sini.
Gambar hanya ilustrasi
Sudah setengah jam Tama hanya memandangi jalan dengan tangan berada di keyboard laptop sambil memikirkan banyak hal seperti.
"Gue lulus kuliah ngapain ya?"
"Apa suami gue izinin gue kerja?"
"Apa suami gue ganteng?"
"Kapan gue pacaran?"
"Apa pacar gue kaya?"
"Apa bokap restuin gue nanti?"
"Apa gue harus buka diri?"
"Apa gue jual diri?"
"Eh sableng jubaedah ngapain gue jual diri anjing?" kata Tama dalam hatinya, ia mulai menjalankan jari lentiknya untuk mengetik hal-hal tidak penting dalam kepalanya yang tak mampu ia ceritakan kepada orang lain.
"Apa gue aneh banget?"
"Gue dingin banget ya?"
"Ini yang terbaik bukan?
Terkadang aku ingin membuka diri kepada orang lain, tapi ketika mereka tau siapa aku yang sebenarnya mereka hanya memanfaatkan kekayaanku saja.
Tapi, ketika aku tidak memberitahu siapa diriku yang sebenarnya mereka malah merendahkanku, menganggapku hanya lelaki brengsek dan bodoh yang terobsesi dengan permen dan sangat pengecut.
Bagaimana jika mereka tau kehidupanku yang sebenarnya?, tentang semua yang aku rasakan, aku dapatkan? Mungkin mereka akan mengasihani diriku.
Akhirnya, aku memilih untuk menjadi pendiam dan tertutup karena tidak mau direndahkan atau di manfaatkan.
Sebenarnya Tama benci sendirian dan dia benci keramaian krna trauma masa lalu nya, namun karena dia melihat Theo sedang resah tadi jadi dia mengizinkan Theo pergi.
Terimakasih karena telah membuatku kuat hingga saat ini, aku tau kau juga terluka tapi kau masih mau menemani diriku disaat aku berada di titik terendah diriku — Tama
A Friend is someone who knows all about you and still loves you.
- Elberd hubbard-Setelah mengetik itu Theo meminum milkshake strawberry miliknya dan melihat jam dan dia terkejut.
"Astaga stengah sembilan?! Gue ngelamun berapa lama anjir???" oke Tama panik dan langsung mematikan laptopnya memasukan tasnya dan berjalan keluar kafe, ia selalu pulang tepat waktu bukan karena ia laki laki manja tapi memang ajaran ibundanya.
Tanpa sadar ada yg mengikuti dirinya ...
*********
@kantor Jeffry
"Duh gabut banget guee dikantor" kata Jeff sambil merebahkan badan di sofa.
Hari sudah malam tapi Jeff masih di kantor, ya kita tau si Jamal ini gila kerja, tidak lupa kan tentang kebiasaan dia? Datang ke supermarket dan membeli barang tapi dia tidak gunakan.
"Ah jalan aje kita ke supermarket depan sekalian pulang, sebat dlu enak nih" katanya sambil bangun mengambil jas dan kunci mobil.
Jeff sebenarnya bukan perokok aktif dia hanya merokok dikala bosan saja, sayangnya rasa bosan itu menerpanya setiap hari.
Tama kaget! kemana perginya sisa permenya?! Perasaan tadi masih ada 2 buah, Jangan lupakan bahwa Tama dan permen adalah sebuah kesatuan yang mutlak."Aduh, ketinggalan lagi di cafe" katanya sambil memukul jidat.
"Eh, didepan ada supermarket kan ya?, beli aja nanti deh skalian beli jajan buat dirumah " Tama mulai melangkahkan kakinya kembali, ia hany melihat kearah jalanan yang cukup ramai.
Selang 2 menit Tama berjalan dia tiba di depan supermarket, dia masuk lalu mengambil keranjang dan pergi ke rak makanan ringan.
Tak lama setelah Tama masuk, mobil Jeff sampai dia mengambil keranjang, lain dengan Tama dia ingin membeli barang yang beneran penting untuk dirinya yaitu stok shampo dan sabun, untuk diletakan di kamar mandi pribadi di ruangannya.
A.s
nothing special di sini
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘
FanfictionBertemu denganmu adalah sebuah takdir, mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan tapi keadaan kita yang membuatnya rumit. Jaeyong + Johnten