dream

1.2K 170 6
                                    

Sementara di tempat lain, Johnny membawa mobilnya dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota yang terlihat sepi itu, sampai dia melirikan matanya melalu kaca spionnya dan mendapatkan seorang lelaki mungil yang ia bawa tadi sedang tertidur pulas dan wajahnya memerah dan mengeluarkan banyak keringat, pada awalnya ia mencoba mengabaikannya karena ia pikir itu efek minuman beralkohol yang mereka minum.


"DIAMM!! BERHENTI NGEJAR GUE, PLEASE GUE MOHON UDAHH" Ya, laki laki  itu berteriak histeris, Johnny yang kaget pun langsung memberhentikan mobilnya secara mendadak, untung saja jalanan sedang sepi saat itu.

"Hey, what's wrong with you??" Tegur Johnny sambil mengguncangkan badan kecil laki laki itu, yang sayangnya justru gadis itu makin histeris meneriakan kata "Tolong".

"Theo, hey wake up. Theo.. Ayo bangun, gaada apa apa Theo" Johnny pun melepaskan seat belt milik Theo lalu memeluknya dan mencoba menenangkannya.

Selang beberapa menit, Theo sudah tenang lalu ia mulai mendengar sebuah isakan pelan yang pada awalnya samar samar menjadi terdengar sangat jelas. Tapi Johnny memilih bungkam dan terus mencoba menenangkannya, sampai Theo mulai bersuara.

"Bang Jo, sorry ya. Gue jadi nangis di pelukan lu gini, gaenak banget gue padahal baru ketemu" Theo menjauh dari dada bidang Johnny dan mencoba membersihkan sisa sisa air matanya, Johnny hanya tersenyum canggung mendengar perkataan Theo.

"Gue mah gapapa kok, santai aja. Gue orangnya bertanggung jawab kok hahaha" Johnny mencoba mencairkan suasana yang awalnya canggung dan menjadi lebih baik, dia bahkan bisa melihat rona merah di wajah Theo.

"Udah baikan? lanjut jalan ke apartemen gue?" Johnny melirik dan melihat Theo yang menganggukan kepalanya dan membuat rambutnya bergerak lucu, Johnny hanya tersenyum melihat Theo.

Theo yang menyadari bahwa sepertinya ada yang mengikuti mereka, ia sempat melihat mobil sedan itu sebelum ia tertidur, ia ingat angka belakang plat nomor mobil tersebut, ia memutuskan untuk memberitahu Johnny.

"Bang, gue rasa kita diikutin" Theo memberitahu Johnny dengan perlahan sambil terus memperhatikan jalanan dengan santai, Johnny yang mendengarnya merasa kaget dan ingin tancap gas saja, tapi sebelum Johnny menginjakkan kaki di gas nya Theo sudah melarangnya.

"Jangan ngebut bang, santai aja. Jangan di perhatiin juga mereka, jangan sampe mereka tau kalo kita udah tau kalo mreka ngikutin kita" Ucap Theo sambil mengusap pelan tangan Johnny, Johnny hanya mengikuti perkataan Theo.

"Bang lo bisa bela diri?" Tiba tiba Theo bersuara dan di jawab deheman Johnny "hmm".

"Dengerin permainan gue ya bang" Ucap Theo sambil menyeringai dan ia mulai mengusak rambutnya. "Pelanin mobilnya bang, gue harus tau mereka ada berapa orang". Johnny hanya mengikuti perkataan Theo dan enggan bertanya, ia menekankan mobilnya dan Theo langsung beraksi dengan memulai aksinya menghitung lawannya itu.

"Tapi lo lagi drunk" Suara Johnny memecahkan keheningan karena Theo sedang sibuk menghitung dan memastikan.

"Santai bang, selama gue masih bisa diri gue masih sadar berarti. Oke bang jalanin mobilnya ke kecepatan semula" Ucapan Theo di jawab dengan anggukan kepala dari Johnny.

Johnny menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang dan menunggu perkataan Theo selanjutnya, sampai ia ingat bahwa sepertinya ada sebuah tanah kosong yang mungkin tempatnya cocok untuk menghabisi mereka.

 𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang