BREAKING NEWS
Ditemukan jasad yang hanya tersisa tulang belulang saja di salah satu gedung kosong yang meledak di daerah pembangunan ulang, di duga mayat itu adalah pemilik motor yang terparkir di depan salah satu gedung kosong, motor dengan plat nomor kendaraan B 0107 LTYTen menjatuhkan iPad yang ia genggam ketika ia mendengar berita tersebut, itu itu adalah plat nomor kendaraan milik Tama!
"FELIX!" Theo berteriak kencang, suaranya menggema di seluruh rumah. Felix berlari dari ruangannya menuju ruang tengah dimana Theo berada.
"Ada apa Tuan??" Ujar Felix, meskipun Theo berisik ia sangat amat menghormati bawahannya ia tak pernah memanggil mereka dengan cara seperti ini!
"Lacak keberadaan Tama, motornya, handphone, Helm, body protector for semua barang miliknya memiliki setidaknya alat pelacak! ia pasti menyalakan salah satunya untuk memberikan kita petunjuk keberadaannya!" ucap Theo, suaranya bergetar ia masih menatap televisi dihadapannya dengan seksama, ia tidak ingin percaya pada berita tersebut namun plat nomor kendaraan itu hanya ada satu dan itu adalah milik Tama!
"Baik Tuan, saya akan segera melacaknya" Felix segera bergegas untuk melacak keberadaan Tama, ia mulai mengotak ngatik komputer miliknya karena ia tau Tama akan selalu meninggalkan jejak untuk mereka.
"Theo, Are you okay?"Winwin datang menghampiri Theo yang sedang menangis, jujur ia bisa menghadapi apapun tapi tidak dengan kematian Tama, kematian Tama berarti usai sudah pekerjaan mereka semua.
"Gak, Win gue ga baik baik aja. Gue bisa kehilangan apapun tapi gue ga bisa kalau harus kehilangan Tama..." Theo masih menangis namun masih mencoba memikirkan langkah apa yang harus ia ambil untuk mencari keberadaan Tama karena feeling Theo mengatakan Tama tak akan mati semudah itu!
"TUANN THEO!!!" Felix berlari dari ruangannya menuju ruang tengah sambil memegang iPad yang menunjukkan jejak pemimpin mereka!
"Aku mendapatkannya!" Ujar Felix semangat.
"Lihat, ini kode motor milik Tuan Tama motor itu memang berada di TKP tapi lihat ini!" Felix mulai menggeser geser layar iPad itu menuju suatu tempat yang cukup jauh dari tempat kejadian.
"Ini kode terakhir dari rompi milik tuan Tama, rompi itu hanya dapat di lepas dengan sidik jari Tama jadi mustahil jika ada orang lain melepaskannya, dan rompi itu akan hancur dan mati jika tuan Tama terbakar tapi lihat! kita mendapatkan titik koordinat keberadaan Tama" Jelas Felix, perkataan Felix membawa secercah harapan untuk Theo mencarinya.
"Kirim anak buah kita kesana, aku akan ke TKP untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi disana" Theo mulai dapat berpikir jernih, ia tak boleh lemah dalam keadaan seperti ini.
Jika Tama masih sempat meninggalkan jejak itu berarti Theo harus terus berusaha melakukan yang terbaik mencari Tama dan menyelesaikan masalahnya.
Theo bergegas menuju kamarnya, ia harus bersiap karena apa saja bisa terjadi di sana.
Sedangkan di tempat lain..
"Kita apakan dia?" Ucap seorang laki-laki yang duduk diatas meja sembari memegang sebatang rokok.
"Nyonya bilang kita siksa saja tapi setelah aku menggeledah barangnya.." Laki-laki lainnya menggantungkan ucapannya, ia seperti tak bisa mengatakan apa yang ia ketahui.
"Ada apa?!" bentak lelaki yang memegang rokok itu.
"Entahlah aku tidak yakin tapi saat aku melepaskan seluruh barang dan tasnya aku melihat sebuah tes pack yang menunjukkan dua garis!" Lelaki yang memegang rokok justru menertawakan ucapan rekannya.
"Dia laki laki bodoh! bagaimana mungkin kau berpikir ia mengandung?" Lelaki itu membuang putung rokoknya lalu menendang kursi di hadapannya yang berisi seseorang yang sedang tak sadarkan diri.
"WOY JALANG!" teriaknya.
"Bangun kau brengsek!" Lelaki itu kali ini menendang kaki seseorang yang duduk di kursi hingga ia tersadar dan berteriak karena kesakitan!
"AKHH! SINTING!" ia meringis saat merasakan kakinya di tendang berkali-kali dengan laki laki yang berbadan dua kali lipat besarnya dari dirinya.
"Brengsek siapa kalian? lepasin gue bodoh!" Tama mulai mengeluarkan semua umpatannya! ya itu Tama, ia duduk dan diikat menggunakan rantai besi dan kaki tangannya di borgol dengan kuat menghindari perlawanan yang dapat ia lakukan.
"Lo pikir lo siapa merintah gue tolol!" ucap laki laki itu sambil menampar wajah Tama dengan kuat, rekannya hanya diam ia masih mengolah apa yang ia liat saat menggeledah barang Tama!
"Ahhh" Amis.. Tama dapat merasakan amis darah dari bibirnya yang berdarah!
"Tolol, kalo mau ribut by one ayo gausa keroyokan lo pengecut!" Tama meludahi laki laki dihadapannya dan ludahnya mengenai wajah laki laki bertubuh besar itu!
"Ugh, Head shot" Tama terkekeh sedikit, tanpa ia sadari bahwa laki laki itu marah dan memukul kepala Tama dengan sebuah balok kayu hingga Tama tak sadarkan diri.
A.s
Bonus nih karena kaget banget votenya naik cepet, makasi yaa semuaa💗
maaf ya story ini bakalan lebih panjang dari perkiraan aku
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘
FanfictionBertemu denganmu adalah sebuah takdir, mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan tapi keadaan kita yang membuatnya rumit. Jaeyong + Johnten