"THEOOO BRENGSEKKK KUCING SIAPA INI ASTAGA!!!" Teriakan Tama menggema di rumah besar itu, ada dua kucing yang tiba-tiba muncul dan mendekati Tama.
Para anak buah Tama memilih untuk tidak ikut campur akan urusan pribadi pimpinannya, meski tinggal dalam satu atap mreka tetaplah menghormati Tama.
"Kucing tuan Theo itu" Ucap salah satu maid ia kemudian menggendong kedua kucing itu lalu membawanya pergi.
"Theo brengsek emang!" Pelakunya, Theo malah datang dari arah dapur dengan sebuah baskom di tangannya dan berjalan sambil bersenandung.
"Lalalala, ayo kita makan ADUH ANJING!" Theo sontak berteriak saat Tama menjitak kepalanya.
"Apasih Le!" Ucap Theo sinis.
"Kucing siapa itu?"
"Kucing gue, dah ah lo ganggu acara makan gue" Theo pergi meninggalkan Tama lalu duduk di sofa ruang tengah.
"Itu panjang panjang apaan anjir, cacing??" Tama menatap aneh kearah baskom yang Theo bawa.
"Palalo cacing bangsat, ini namanya Sotong S to the O to the T to the N to the G you know??" Tama menatap wajah Theo dengan tatapan menggelikan.
"Apasih lo, alay bego. ADUH ANJING YA CINA" Kepala Tama mendapatkan sebuah hadiah lemparan sendal unyu milik Theo.
"Balikin sendal gue sinting!" Tama melempar sendal itu kembali ke Theo.
TINGG
TINGGTama mendapatkan sebuah direct massage di Instagram miliknya.
"Gajelas gila, masih pagi padahal" Tama mendiamkan saja pesan itu, tapi di kepalanya masih terpikirkan apa maksud dari seseorang itu?Tama sedang duduk di kursi favoritnya di halaman belakang, ia mengotak atik laptop miliknya sembari melihat data data hasil pembobolan sistem informasi manajemen perusahaan Jung..
"Boring, nothing special. Dia terlalu bersih!" Tama terlalu kesal, data yang ia dapat dari Jung corporation tidak ada yang ganjil!
"Theo, bisakah kau menyelidiki perusahaan Jung Taeyeon?? perusahaan Jung itu terlalu bersih, ia bahkan tak pernah menyuap siapapun" Tama menghampiri Theo yang sedang menikmati sotongnya itu.
"Okay, I'll try later. Mau ga??" Ucap Theo sambil menyodorkan baskom yang ada di tangannya.
"Ih kek cacing, eh kaga kek anu lo tuu kurus kecil letoy" Tama bergegas berlari setelah mengatakan hal itu karena Theo sudah memasang wajah sinisnya dan siap membunuhnya kapanpun.
"Hyungg!!!" Felix datang dari arah luar.
"Tidak usah berteriak, ini masih pagi" Ucap Tama, ia melihat Felix membawa beberapa kantong plastik.
"Apa itu?" Tanya Tama kepada Felix.
"Ini permen untuk hyung, aku habis dari supermarket dan melihat permen kesukaan hyung!" Tama tersenyum mendengar perkataan Felix, ia menerimanya lalu mengusak surai Felix.
"Terimakasih, sekarang kau harus mandi. Kau terlihat lusuh sekali" Felix hanya menganggukkan kepalanya dan bergegas menuju kamarnya untuk mandi.
Tama kembali ke kamarnya dengan membawa laptop dan kantong plastik yang Felix berikan. Ia terduduk diatas tempat tidurnya, lalu merebahkan tubuhnya.
"Huuuh, apa aku boleh merindukannya?" Tama menghela nafas panjang, beberapa hari terakhir ia sangat merindukan Jeffry.
Semua sikap Jeffry membuat dirinya merasa di cintai, ia sangat menyukai sikap Jeffry. Saat ia dimanjakan, dijadikan prioritas utama bagi Jeffry.
"Terkadang aku merindukan pelukannya yang hangat"Tama memilih untuk kembali tertidur karena ia tidak memiliki pekerjaan lagi.
A.s
gatau apaan, ada kritik dan saran? btw saya baru back wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘
FanfictionBertemu denganmu adalah sebuah takdir, mencintaimu bukanlah sebuah kesalahan tapi keadaan kita yang membuatnya rumit. Jaeyong + Johnten