⚠️

634 51 0
                                    

A.s

Jadi story ini teh dulunya gs dan Lea tuh cast lamanya nah karena author nya seenthink di ganti jadi bxb deh nah jadilah castnya Tama jadi kalo liat komen lamanya ada "Lea" ya krna dulunya gs. mohon maaf ya para pembaca ku🙏🏾

Selamat membaca!













Salahkan Jeffry karena sikap gegabahnya sekarang luka miliknya terasa sangat sakit, Jeffry berada di ruangan Tama setelah adegan cium mencium di tengah markas terjadi Tama menarik lelaki itu kedalam ruangannya dan Jeffry mengeluh karena lukanya yang masih belum sembuh itu terasa sangat sakit.

"Lagian bandel, sok banget kesini mana pake ribut segala bukanya sadar diri udah jompo. Canda jompo, Aduh!" Jeffry melemparkan permen yang ia bawa tadi ke arah Tama karena Tama sangat cerewet!

"Diem, tadi saya beli di depan buat nyogok kamu" Ucap Jeffry singkat, ia merebahkan tubuhnya di sofa ruangan Tama, nyeri pada perutnya sangat parah ia tidak bisa terlalu banyak bergerak.

"Makasih, ih ngapain tiduran di situ ayo pulang aku gamau di gampar Johnny ya" Tama bangkit berdiri sambil mengorek kantong plastik yang berisi permennya.

"Sebentar sakit banget, saya susah bangun" Jeffry tidak bohong kali ini, lukanya memang terasa sakit.

"Mawna ywang sawkit?" Tama berbicara dengan permen di mulutnya, Jeffry menunjuk kearah perut bagian bawahnya. Tama berjongkok, ia mengusap pelan perut Jeffry lalu meniupnya perlahan.

"Hwuhh sewmbuhh" Jeffry terkekeh melihat tingkah Tama.

"Dasar anak kecil" Ucap Jeffry.

"Kak mau aku robek lukanya? ayo ngomong lagi coba" Tama mengeluarkan permennya lalu menatap Jeffry sinis.

"Jangan dong nanti kamu siapa yang beliin permen lagi hm?" Jeffry mendudukkan dirinya perlahan, ia menggenggam tangan Tama dan menariknya untuk duduk di sebelah Jeffry.

"Jangan kabur dari saya lagi ya? maaf ibu saya kemarin kasarin kamu, tapi saya maunya kamu walaupun harus menukar nyawa saya" Ucap Jeffry.

"Kak bisa ga si gausah ngomongin nyawa? seakan-akan kakak bakal mati aja"

"Gaada yang tau kedepanya gimana sayang" Ucap Jeffry sambil tersenyum tipis melihat wajah Tama yang bersemu.

"Udah ayo pulang kak, nanti Johnny dateng kesini bisa kacau tempatku" Tama bangkit, ia memasukkan kembali permen kedalam mulutnya lalu menarik Jeffry untuk keluar dari markas miliknya.

"Aku yang nyetir, gaada penolakan atau aku gabakal muncul di hadapan kakak lagi" Ucapan Tama berhasil membuat Jeffry bungkam tentunya.

Mereka sedang berada di dalam mobil Tama, menelusuri jalanan yang tidak ramai. Tama hanya fokus dengan permenya sejak tadi, sudah tiga buah ia makan selama perjalanan.

"Nanti sakit gigi, banyak banget kamu makan permennya" Jeffry berusaha meraih kantong plastik berisi permen itu untuk menjauhkannya dari Tama.

"Kalo gitu aku ngerokok aja" Jeffry langsung memberikan kembali plastik berisik permen milik Tama itu.

"Permen aja" Ucap Jeffry.

 𝐂 𝐀 𝐍 𝐃 𝐘 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang