01. Awal

808 37 9
                                    

Ini pertama kali aku nulis cerita, sebenernya idenyaa udah lama banget dan baru terealisasikan sekarang.

~~~~~

Hening, satu kata yang mendeskripsikan markas Andalas saat ini.
kelima laki-laki itu tampak sedang sibuk dengan pikirannya masing masing,
dengan mulut yang terkatup rapat.

Tunggu tidak dengan Fauzan a.k.a Uzan. sedari tadi ia sibuk memperhatikan satu persatu sahabatnya, dan sesekali memasukan kacang beserta kulitnya kedalam mulut, ini kebiasaan aneh Fauzan.

"Cak lo beneran mau pindah?" tanya Fauzan, minggu lalu Fauzan ingat Cakra mengatakan bahwa rumahnya akan di renovasi.

Arthur langsung menjitak kepala Fauzan. "Goblok lo Zan, yang direnovasi bagian depan ngapain pindah rumah segala."

"Ar lo mau gue aduin sama Bang Rehan biar lo di rukiyah tujuh hari tujuh malem, karna udah berani jitak Adek tunggal kesayangannya."

Fauzan tak terima Arthur menjitaknya, ia langsung menjitak balik Arthur.

"Goblok lo Zan kita tuh lagi bahas masalah serius," cibir Arthur sambil mengelus kepalanya, jitakan Fauzan sangat sakit.

"Zan minimal kalo mau ngomong lo sikat gigi dulu, soalnya baunya kemana-mana," kata Raka sambil menutup hidungnya.

Fauzan langsung menoyor kepala Raka kedepan, lalu mencium bau mulutnya sendiri. Iya sih tadi ia memakan semur jengkol buatan Ibunya.

"Setan lo Rak sepatu! Kalo mau hina gue minimal ganteng lah."

"Anjir! Jadi maksud lo gue jelek?"

"Yaelah pake nanya lagi, ya jelaslah!" Seru Fauzan dengan tawa sumbang.

"Diem bangsat!!" Teriak Cakra dengan tatapan menghunus Fauzan dan Raka, membuat 2 orang itu menelan ludahnya kasar

"Samudra gak ada cape-capenya dia nyari gara-gara sama kita," lontar Daffa dengan tatapan menerawang beberapa masalah yang Samudra lakukan.

"Kita mesti bikin perhitungan sama si bangsat Samudra dan anak-anak Xander!" Imbuh Arthur

"Gampang itu biar jadi urusan gue, masalah Samudra biar gue abisin dia sendiri," ucap Cakra, wajah nya nampak sangat lelah dan kantung matanya bahkan terlihat jelas.

"Lo itu ngomong apa sih, masalah lo itu juga masalah kita juga, Kita temenan bukan cuman Setahun dua tahun udah hampir 5 tahun," tukas Arthur.

Tanpa sepatah katapun Cakra keluar markas Andalas dengan wajah lesu dan lelahnya untuk mendinginkan pikirannya.

"Cak lo mau kemana sih baru aja gue ngeluarin jurus pamungkas ceramah dari emak gue, udah di tinggal pergi bae!" sungut Fauzan.

Dengan langkah seribu bayangan septian langsung menyusul Cakra tanpa menggubris kata kata mahkluk meresahkan bernama Fauzan.

Arthur melangkah mendekati Cakra yang duduk termenung di depan markas, pikiran Cakra menerawang dia sudah sangat lelah dengan Xander terutama Samudra yang tidak henti hentinya menganggu kehidupannya.

"Gue tau lo capek ngadepin tingkah Sam, gue heran bisa-bisanya dia ngikut kita sekolah SMA Cendana, bukannya waktu itu Sam pernah bilang pingin sekolah diluar Negri?" ujar Arhtur.

Didepan pintu Fauzan sedaritadi mendengarkan percakapan Arthur dan Cakra, dengan langkah perlahan ia mendekati Cakra hingga berada tepat berada di depannya.

"Masalah Xander udah beleber kemana-mana, ini masalah harga diri Andalas. Gue harap Andalas bisa bangkit lagi," kata Arthur.

"Cak sekarang waktu yang tepat Andalas bangkit udah lama juga gue gak tawuran kay-"

Enigma[Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang