22. Berita besar

43 6 0
                                    

"Sam!" teriak Aska sambil menepum pundak.

Samudra menoleh lalu menaikkan sebelah alisnya. "Apa?"

"Itu..." ucap Aska dengan nafas tersengal-sengal. "Di mading heboh banget."

Samudra mengerutkan keningnya.
"Heboh apaan?"

"Udahlah pokoknya lo liat sendiri," ucap Aska mengeret Samudra.

Samudra memutar bola matanya, untung saja Aska adalah sahabatnya kalau bukan mungkin sudah mendapatkan bogeman mentah sedari tadi.

Kini Samudra dan Aska sudah berada di depan mading yang di kerumuni Siswa-Siswi SMA Cendana, sangat padat dan berisik.

"Minggir!!" teriak Samudra.

Tentu saja seluruh kerumunan yang tadinya berisik tiba-tiba, tatapan mereka semua terfokus pada Samudra perlahan Siswa-Siswi itu menyingkir memberikan jalan untuknya.

"Baru diem lo semua," sarkas Aska dengan tampang tengilnya lalu ikut berjalan mengikuti Samudra dari belakang.

Mata Samudra menajam menelusuri satu-persatu artikel-artikel dan berita  dimading, semuanya tampak membosankan.

Mata Samudra tak sengaja menangkap satu tulisan cukup besar, apalagi ditulis dengan tinta merah dan foto yang diprint berisi sebuah pesan singkat dan foto seorang laki-laki yang tampak  mabuk membuatnya sedikit kaget.

Samudra membalikkan badannya matanya menelisik seluruh orang-orang yang berada di hadapannya, ia tak kuasa melukis senyum miring di wajahnya lalu tertawa sangat keras.

"Cabut Ka!"

Samudra dan Aska langsung pergi meninggal kerumunan itu yang kian padat. Mereka pasti mengira Samudra sangat senang karna Raiden adalah orang yang ia benci selain Cakra.

"Sam kok lo malah ketawa sih?" tanya Aska.

Kedua laki-laki itu kini berada di Kantin sekolah, berita heboh pagi ini  membuat jam pelajaran dihentikan karna para Guru sedang mengadakan rapat dadakan.

"Gue udah duga sih."

"Hah! Maksudnya lo udah tau?"

"Gak cuma nebak."

"Tapi kita gak tau tuh berita bener apa hoax."

Samudra mengedikkan bahunya acuh.
"Waktu itu gue liat Raiden sama cewek ciuman di rooftop."

"Wah....kebangetan lo Sam kagak kasih tau gue. Kalo gue tau udah gue ancem tuh si Raiden biar gak ngebacotin gue mulu."

"Fauzan sama Arthur juga tau kebusukan Raiden."

"Anjir lo kerja sama..."

"Enggak it's felling. Dari mereka natep udah keliatan."

"Kok gue gak tau."

"Ya karna lo bego," ucap Samudra sambil terkekeh.

"Anjir! Gue cuma kurang kepo aja. Tapi serius gue kira lo udah baikkan sama mereka."

"Bukan mereka gue tapi dia. Lagian gue gak pernah anggep Fauzan sama Arthur musuh."

"But mereka anggep lo musuh Sam."

"Yes but i don't care."

___________________________

"Lah buset perasaan gue dateng terlambat tapi nih isinya cuma bocah nih," ucap Fauzan berada diambang pintu kelasnya yang terbuka lebar.

"Tau gini gue gak berangkat sekolah sekalian," lanjut Fauzan sambil melempar tasnya kearah Arthur.

Fauzan lagi-lagi terlambat dan masuk ke sekolah dengan cara memberi suap kesatpam sekolah,agar dapat melompati pagar dengan tenang.

Enigma[Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang