19. Janggal

51 5 0
                                    

"Kamu gak papa kan?" tanya Arthur sambil memegang kedua bahu Kara.

Selepas keributan di Kantin tadi Arthur langsung menyuruh semua Siswa-Siswi yang menjadi penonton keributan tadi bubar dan kembali ke kegiatan masing-masing.

"Gak papa Bang," balas Kara sambil tersenyum tipis.

Arthur dan ketiga gadis itu sedang duduk di bangku sambil es teh dan mie ayam yang dipesan Jiwa. Kejadian tadi mereka anggap seolah-olah angin lewat.

"Lo baik-baik juga kan Nit?" tanya Arthur sambil menatap lama Anita.

Anita sangat gugup, bagaimana bisa laki-laki itu menatapnya seperti itu? Ia mengangukan kepalanya singkat, meski pun hatinya sedang berdetak marathon.

Arthur berdehem singkat, ia juga ikut-ikutan gugup. Ia menoleh gadis yang duduk disebelah Anita "Lo....jiwa ya?"

"Iya Kak, Makasih."

Arthur menganggukan kepalanya.
"Kenapa tadi Dila sama gengnya bisa berantem sama kalian?"

"Sebenernya ini semua karna gue Kak Kara sama Anita tadi cuma belain gue." ucap jiwa sambil tersenyum kikuk.

"Santai aja kali Ji gue gak gigit, emang lo ada masalah Dila?"

"Enggak Kak. Tadi dia tiba-tiba ngelabrak aku karna bikin sakit hati Kak Raiden," jelas Jiwa.

"Jadi berita Raiden nembak cewek itu bener? Dan cewek itu lo," ucap Arthur.

"Menurut gue itu hak lo sih, iya kan Nit?" lanjut Arthur lagi-lagi menatap Anita smabil tetsenyum tipis.

Anita langsung menelan ludahnya. Ia buru-buru menurunkan pandangannya kebawah menatap kakinya yang tampak sedikit gemetar, lalu menyuapkan satu sendok penuh sambal kira yang ia adalah mie ayam kedalam mulutnya.

Anita langsung tersedak dan terbatuk batuk, Jiwa yang berada di sampingnya langsung memberikan es teh miliknya.

Kara langsung menyerobot es teh itu. "Lo bego si Ji, kenapa lo kasih es yang ada tambah pedes."

"Sorry," ucap Jiwa sambil nyengir.

Arthur langsung memberikan sebotol aqua pada Anita.

"Makasih Kak," ucap Anita setelah meminum aqua itu hingga tandas.

"Ngelamun apa lo Nit?" tany Kara dengan mata menyipit.

"Udah Kar kasian Anitanya," kata Jiwa.

Sementara Anita diam bagai batu ditempat duduknya karna masih syok dengan kejadian tadi, bisa-bisanya dirinya bersikap konyol dihadapan Arthur.

"Ehem Ji gue rasa pilihan lo buat nolak Raiden bener," ucap Arthur.

"Kenapa?" ucap Jiwa penasaran.

"Intinya dia gak sebaik yang selama ini lo tau. Gue pergi dulu," ucap Arthur sambil berdiri dari kursi yang didudukinya.

"Kara nanti pulang sama Abang," lanjut Arthur lalu berjalan meninggalkan ketiganya.

Nasihat seperti itu sudah Jiwa dengar dari 2 orang, pertama Fauzan dan sekarang Arthur Kakak dari sahabatnya. Sebenarnya ada apa dengan Raiden? Ia semakin yakin untuk menjauh dari Raiden sekarang.

"Jiwa tampar gue sekarang!" teriak Anita histeris sambil menggoyangkan lengan Jiwa.

Jiwa menatap aneh Anita. Ternyata efek cinta sebesar itu ya.

Plak

Suara nyaring khas bunyi tamparan terdengar cukup keras, Jiwa baru saja menampar pipi sebelah kiri Anita.

Enigma[Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang