14. Terlambat

84 8 0
                                    

Saat ini Arthur dan Fauzan tengah berjalan mengendap-endap menuju pagar belakang Sekolah, karna gerbang depan telah ditutup sejak 15 menit yang lalu.

Mereka berdua terlambat, entahlah ini salah Fauzan atau Arthur mereka bangun pukul 7 pagi. Keduanya juga tak sempat mandi. Entah apa yang merasuki keduanya hingga sangat semangat pagi untuk berangkat sekolah.

Sementara Daffa, laki-laki itu sama kebo seperti Arthur dan Fauzan. Untuk apa juga Daffa bangun pagi, sudah jelas ia tak masuk sekolah, ia masih perlu banyak istirahat.

Dari kejauhan mata Fauzan menyipit menangkap satu sosok yang dikenalinya, ternyata Raiden Pramudhita Ketua Osis kebanggaan SMA Cendana.

"Ternyata bukan cuman kita yang terlambat Ar, liat," ujar Fauzan sambil menunjuk kearah laki-laki yang sedang berusaha memanjat pagar.

"Samperin," ajak Arthur sambil menepuk pundak Fauzan lalu berlari menuju Raiden.

"Lagi ngapain lo?" seru Fauzan dengan tersenyum miring, hal itu tentu saja membuat Raiden gelapan.

"Wah.." ucap Arthur sambil bertepuk tangan. "Gue gak nyangka Ketos kebanggaan SMA Cendana juga terlambat Zan."

"Gue juga manusia, lo berdua gak usah berlebihan," elak Raiden.

"Yang bilang lo setan sapa udin," cecar Fauzan.

Raiden berdecih, ia meliyangkan kedua tangannya didepan dada.
"Itu urusan gue, lo berdua juga terlambat."

"Heh! Lo nagaca, posisi kita sekarang sama bego, beda kita gak munafik kaya lo anjing!" Ucap Fauzan.

"Gue gak perduli, lo berdua jangan ikut campur urusan gue," ucap Raiden berjalan sambil menyenggol pundak Arthur.

"Woy babi! Lo juga hobi ikut campur urusan kita, gak ada salahnya sekarang kita lari bareng dilapangan," oceh Fauzan

"Gue bilang jangan ikut campur urusan gue anjing!!" teriak Raiden, ia berbalik lalu menarik kerah Fauzan dengan kuat.

"Santai santai gak perlu pake kekerasan bro," ucap Fauzan sambil menarik paksa tangan Raiden dari bajunya.

Raiden menyentak kasar tangannya, lalu pergi begitu saja. Lalu menaikki pagar dengan cepat, tak ada gunanya   berlarut larut dengan dua biang onar sekolah, batin Raiden.

"Liat diusilin dikit marah," ucap Fauzan sambil terkekeh. "Gue udah nebak dia gak sebaik keliatannya."

"Udah Zan, kapan-kapan lagi ngocehnya. Ayok," ucap Arthur .

Arthur dan Fauzan melempar tasnya terlebih dahulu, lalu menaikki tembok yang hampir dua meter. Keduanya tak ingin berlama-lama disana, apalagi Bu Lastri hampir setiap pagi selalu berkeliling sekolah untuk menangkap Siswa-Siswi yang membolos dan terlambat seperti Arthur dan Fauzan.

_____________________

Saat ini Cakra, Fauzan, dan Arthur tengah berjalan menuju kantin sekolahan untuk mengisi perut mereka yang keroncongan.

Hal itu tentu saja membuat seluruh siswi dikantin ternganga, sekaligus terpesona pada ketiganya. Fauzan yang notabenya sebagai playboy kelas kakap  sedang melakukan aksinya, dengan mengedipkan sebelah matanya kepada seluruh siswi dikantin sambil mengigit bibirnya dengan gerakan menggoda.

Arthur, laki-laki yang kelewat ramah itu memasang senyum manis membuat para Siswi menjerit, tidak tahukah Arthur senyumnya bisa membuat diabetes?

Sedangkan bintang utama,
Cakra. Laki-laki itu tetap memasang wajah cuek dan galak, tak mengurangi sedikitpun pesona seorang Cakra Abimanyu. Laki-laki tampan dengan hidung mancung, kulit bersih kecoklatan, alis tebal, bibir penuh nan tipis, dan badannya yang tinggi menjulang, dengan otot-otot sedikit tercetak dibalik seragam sekolahnya.

Enigma[Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang