25. Fakta

52 6 1
                                    

"Cakra berangkat sekolah kagak sih?" tanya Fauzan sambil melirik jam tangannya.

"Yaelah baru jam segini Zan, lagian rumah Cakra dari sekolah juga deket," sahut Arthur.

Fauzan melirik sinis Arthur.
"Ye...guekan cuman nanya."

"Tumben lo nanyain Cakra, kangen lo?" tanya Arthur.

Fauzan langsung mendelik.
"Hey! Mulut lo minta disumpel pake kaos kaki basah."

"Tapi lo bener sih gue kangen," lanjut Fauzan sambil terkekeh.

"Stres," lirih Daffa lalu berdecih pelan.

"Coba lo tanya Dandi," ujar Arthur.

"Dandi mana orangnya?" tanya Fauzan sambil melirik sekeliling kelas yang sudah penuh.

"Lo bego Zan? Temen sendiri gak tau lo," timpal Fauzan

"Gue gak bego Fa, cuma lupa."

"Tuh yang pake kaca mata," tunjuk Arthur pada laki-laki yang tengah bergosip dengan beberapa gadis.

"Dan!" teriak Fauzan.

"Cakra masuk sekolah kagak?" tambah Fauzan.

"Tanya sama Arin," balas Dandi acuh lalu berbalik.

Arin adalah Siswi terpintar di kelas XII Ips 4 sekaligus Sekertaris.

"Lah di kacangin gue," monolog Fauzan dengan wajah cengo.

"Lo liat, Dandi cowok setengah mateng aja enggak doyan cowok modelan kek lu Zan," ucap Arthur sambil terkekeh.

"Diem lu, gue heran kenapa cowok modelan kek Dandi bisa jadi Ketua Kelas siapa coba yang milih," oceh Fauzan.

"Emang Lo mau jadi Ketua Kelas?" tanya Arthur.

"Ya mau lah."

"Woy Dan! Uzan mau gantiin lo jadi Ketua Kelas boleh enggak?" imbuh Daffa dengan sorot mata mengancam dandi.

"Boleh," ucap Dandi dengan gugup.

"Wah berarti Fauzan gak bisa bolos lagi bareng kita Daff," ucap Arthur dengan wajah sedih yang dibuat-buat.

"Heh! Enggak Dan buat lo aja tuh jabatan," ucap Fauzan.

"Payah," ejek Daffa.

"Gue bukan payah Fa, sekarang tanggung jawab gue di Andalas aja udah gede apa lagi ditambah nih kelas, bisa-bisa kepala gue pecah," oceh Fauzan.

"Lu gak punya jabatan di Andalas anjir," tukas Arthur.

Fauzan langsung menyengir lebar.
"Makasih gue di ingetin."

"Woy Rin! Cakra ada izin gak berangkat sekolah kagak?" lanjut Fauzan berteriak sambil berdiri.

Arin menoleh lalu menganggukan kepalany. "Cakra izin."

"Izin apa?"

Aring mengedikkan bahunya.
"Gak tau, tadi pagi gue cuma di pesenin sama Bu Indah."

Fauzan hanya mengangguk singkat, lalu mengambil tasnya dan menyampirkan di pundaknya. "Gue cabut."

"lo mau kemana?" tanya Daffa.

"Pulang," ucap Fauzan lalu bergegas keluar dari kelas.

"Zan kalo lo nekat pulang sekarang gue tulis bolos loh!" teriak Dandi.

"Bodoh amat!" balas Fauzan tak kalah keras dari luar kelas.

Arthur melirik Daffa.
"Ngikut?"

"Gak mager."

Enigma[Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang