48. Rahasia

62 4 0
                                    

"Apa-apaan ini kenapa gue di tangkep!!" teriak Samudra saat 2 polisi itu mencekalnya.

"Nanti kami jelaskan di penjara," tukas polisi itu.

"Gak! Gue gak salah ngapain gue pake di borgol segala!"

Samudra memberontak saat ke 2 tangannya di borgol.

"Tenang dulu! Kami di sini menjalan tugas atas kecelakaan yang di alami oleh saudara Fauzan Al- Farizi."

"Bukan gue! Gue gak tau apa-apa, gue juga sedih kehilangan Fauzan bego," rintih Samudra.

Berita itu tersebar bagai si jago merah, Sekali seluruh Siswa-Siswi di SMA Cendana heboh karna berita penangkapan Samudra, sudah jadi rahasia umum di sana bahwa Samudra sangat membenci Cakra.

Samudra di bawa dari kelas secara paksa oleh pihak ke polisian, Samudra pasrah. Ia tak takut karna merasa tak bersalah sama sekali atas kematian Fauzan.

Pluk

Sebuah kertas yang sengaja di lempar mengenai kepala Samudra.

Samudra mendongak ke lantai atas, ternyata salah seorang Siswi melemparnya dengan tatapan benci yang berkobar dari matanya.

Banyak dari mereka tak menyangka jika Samudra akan sekejam itu pada mantan sahabatnya sendiri

Pluk

Pluk

Pluk

Puluhan murid melempari wajah Samudra dengan sebuah kertas, para Guru dan Staff sekolah hanya diam dengan tatapan datar menyaksikan semuanya. Mereka terlalu kecewa atas perbuatan kejam Samudra.

Mereka seolah-olah buta dan tuli, tak mencegah perbuatan murid-murid yang tak tahu apapun pada Samudra.

Semua orang tak ada mempercayai dirinya bahkan Aska kini juga membencinya.

"DASAR PEMBUNUH!!!!"

"PENJARA SAMUDRA SEUMUR HIDUP!!!"

"TEGAKAN KEADILAN UNTUK FAUZAN!!"

"HUKUM SAMUDRA!!!"

Teriakan itu makin menjadi, tak ada satupun yang berdiri di samping Samudra dan menguatkan, mengatakan semuanya akan baik-baik saja.

Untuk kesekian kalinya saat seorang Samudra berada di titik terendah di hidupnya, di ambang kematian sekalipun hanya keheningan yang menemani dirinya.

BUGH

Sebuah batu yang di lempar dari kerumunan itu mengenai pelipis Samudra, ia masih diam dan tak berkutik sama sekali.

Cairan merah itu mengalir melewati wajah Samudra, kesadarannya perlahan menipis membuatnya limbung ke tanah dan tak sadarkan diri.

_____________________

Daffa berjalan dengan tergesa-gesa ke arah Gara yang sedang duduk di teras Arthur.

Daffa menatap tajam Gara. "Bajingan! Dan ....sorry."

Bugh

"Lo apa-apaan si Daff! Dateng-dateng pukul Cakra kaya," tukas Arthur.

Gara mengusap darah yang mengalir dari hidungnya akibat pukulan Daffa yang kuat itu.

"Lo bisa tanya sama dia," kata Daffa sambil menunjuk Gara.

"Gue?" ucap Gara sambil menunjuk dirinya sendiri.

Daffa tersenyum miring. "Sia-sia selama ini Tuhan kasih otak cerdas ke lo, dasar licik!!"

Enigma[Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang