10. Good Bye Raka

89 9 0
                                    

Suasana di markas Andalas kali ini tampak ramai hanya karna dua manusia beda sifat yang disatukan oleh salah satu game online di-handphone, yang membuat keduanya mengeluarkan umpatan umpatan kasar.

Daffa melirik malas Fauzan.
"Lo cupu."

"Lah buset perasaan lo juga ikut main ngapain nyalahin gue anjim"

Daffa berdecak. "Jelas-jelas kita kalah karna lo babi."

"Berisik!" ucap Cakra yang sedang menutup matanya sambil mendengarkan lagu lewat airphone.

"Noh Daffa dari tadi berisik mulu, udah kaya moyet gunung."

"Lo juga diem Zan!" ucap Cakra dengan menatap Fauzan tajam, membuatnya langsung kicep.

"Kebo banget lo Ar," ejek Fauzan, ia lalu menujuk Arthur yang baru saja datang. "Lo yang ngajak ngumpul, lo sendiri malah dateng telat."

"Sorry, tadi gue jemput Raka dulu."

Fauzan mendelik dengan wajah kagetnya. "Lah buset...bokap Raka gak ngegab loh kan Ar,amankan?"

Cakra langsung menampol mulut Fauzan dengan tangannya.
"Mulut lo minta disumpul pake sampah Zan."

"Hehehe....sorry Rak, salahin aja nih mulut. Bokap lo baik masa disamain sama beruang," ucap Fauzan tersenyum kikuk.

Arthur berdehem pelan. "Jadi, gue ngajak kalian semua kumpul karna ada yang mau diomongin sama Raka."

"Jadi..." ucap Raka, ia bingung harus mengatakan ini dari mana. Ia tahu mungkin sahabat-sahabatnya itu sudah tahu soal kepindahannya. "Jadi..."

"Jadi jadi mulu, lo jadian sama cewek lagi. Terus mau lo kemanain tuh si Mira, gak nyangka gu-" Daffa membungkan mulut Fauzan dengan tangannya. Fauzan benar-benar tak bisa menyaring ucapannya sendiri, Fauzan dan mulut lemesnya Adalah perpaduan sempurna untuk membuat seseorang darah tinggi.

"Lanjutin Rak, " kata Daffa masih membekap mulut Fauzan.

"Jadi gue besok mau pindah ke australia." ucap Raka dengan liri.

"Awww...!!" teriak Daffa karna telapak tangannya digigit oleh Fauzan.

"Lo lagi ngeprank kitakan, karna lagi kesel sama gue Rak." ucap Fauzan.

"Maaf Zan, tapi gue lagi enggak ngeprank lo atau bercanda, gue serius."

"Karna bokap lo?" tanya Cakra.

"Iya."

"Dan lo setuju gitu aja Rak?!" ucap Daffa dengan nada tinggi.

Raka menghembuskan nafasnya lelah. "Gue udah kabur dari rumah kemarin. Bokap gue marah banget, bahkan sampe nyiksa nyokap gue."

"Bapak lo gila Rak!" Teriak Fauzan.

"Rak, gue rasa lo gak boleh aja. Gue kasian sama nyokap lo, mending kita lapor polisi," Tukas Arthur.

"Iya Rak, kita semua bakal bantu," ucap Daffa.

"Gue gak ada bukti."

"Kita bisa cari bukti bareng-bareng, gue yakin nyokap juga pengen dapet keadilan," sergah Cakra.

"Keadilan dengan jeblosin bokap gue dipenjara, Lo pikir nyokap gue bakal mau? Lo tau? Alesan nyokap gue bertahan sama bokap gue? Cinta. Nyokap gue cinta banget sama bokap gue."

Arthur berdehem pelan.
"Tapi Rak, seenggak kita coba dul-"

"Coba apa? Gue pernah, nyokap gue marah banget. Gue mohon sama kalian, gue bisa nyelesain masalah ini sendiri."

Enigma[Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang