45. Rahasia Dua

73 5 0
                                    

Pemakaman Fauzan sudah sepi, hanya tertinggal segelintir orang yang berada di sana.

Kedua orang tua Fauzan pergi meninggalakn makam itu dengan berat hati, Anton dan Rani sudah mengiklaskan anak bungsu mereka pergi mendahuluinya.

Mereka juga sudah memaafkan sahabat-sahabat anaknya itu, ini semua sudah takdir dari yang Maha Kuasa dan tak bisa di ubah.

Anton menepuk bahu Cakra pelan. "Om sama Tante pergi dulu."

"Jangan nangis lagi nanti Fauzan jadi sedih di sana," ujar Rani sambil mengusap air matanya.

Cakra hanya menganggukan kepalanya singkat, ia duduk di samping makan Fauzan seorang diri di sana.

Daffa sudah pergi bersama Raihan untuk mengurus kasus kecelakaan Fauzan di Kantor Polisi.

Laki-laki itu mengusap nisan kayu itu dengan pelan,"Zan."

"Lo mau ta gak rahasia gue?" Ia mendongak ke atas, menatap langit sore yang masih biru, bukan karna ingin mengagumi keindahan langit, tapi menahan bulir-bulir yang sudah penuh di pelupuk matanya.

"Di hadapan lo saat ini bukan Cakra tapi Gara." Laki-laki itu mengucapkannya dengan nada bergetar, tapi lupa bibirnya yang menampilkan senyum getir.

Benar laki-laki di hadapan mereka selama 3 tahun bukanlah Cakra tapi Gara, laki-laki itu menipu semua orang termasuk keluarganya sendiri bahkan dirinya sendiri.

Gara melakukan semua itu demi membahagiakan semua orang, ia selalu berpikir banyak orang menyayangi Cakra.

Namun setelah 3 tahun berlalu Gara tahu, semua orang juga sangat menyayangi dirinya apalagi keluarganya.

Gara menyesali semuanya, ia bahkan membuat sebuah tato berupa titik kecil di kelingking sebelah kanannya agar semakin mirip dengan Cakra.

Nyata Gara salah, menjadi Cakra ternyata sangat sulit. Ia harus terlihat bahagia walaupun hatinya teriris.

Flashback

"Lo apa-apaan sih Cak," ucap Gara sambil menyentak tangan Cakra kasar.

"Lo dengerin gue dulu bisa gak sih?"

"Enggak!"

"Please dengerin gue dulu bentar."

"Apa lagi Cak, lo gak puas udah rebut Karin dari gue?"

Cakra terdiam, sejujurnya ia tidak jika saudraa kembarnya itu juga menyukai Karin.

"Apalagi? Apalagi yang mau lo rebut dari gue, semuanya udah di tangan lo Cak."

"Maksud lo apa Gara, gue gak ngerti?"

"Ayah, Bunda, Dinda semua ada di tangan lo," ucap Gara sambil tersenyum kecut. "Selamat lo berhasil hancurin hidup gue," lanjut Gara sambil bertepuk tangan.

"Gara, mau sampe kapan lo tutup mata, tutup telinga. Gara Anak emas keluarga Lesmana dan Cakra si anak buangan," ujar Cakra lalu pergi menyeberangi jalan.

Gara di sana masih bungkam, ia tak mengerti arti kata-kata itu.

Tanpa Cakra sadari ada sebuah motor yang melaju begitu kencang menuju dirinya yang masih bermenyebrang dengan pandangan kosong.

"Cakra maksud lo..."

Gara menoleh ke kanan, dan saat ia menoleh ke kiri di jalan itu Cakra tertabrak sebuah motor hingga terpental beberapa meter.

Hari itu adalah mimipi terburuk bagi seorang Agara Abimanyu Lesamana.

_______________________

Enigma[Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang